Iklan
Pertanyaan
Minggu pagi kami bertolak ke Bandara Soekano Hatta naik Fokker 28 dari bandara perintis Buluh Tumbang di Tanjung Pandan. Pagi yang amat pilu. Kami berpamitan, ayah menyerahkan bungkusan untuk kami.
"Buka jika telah sampai di sana," katanya. Ayah mengatakan ia bangga aku mampu mencapai apa yang tak pernah dicapainya. Aku bangga ayahku mengatakan itu, karena itu berarti ia melihat dirinya dalam diriku.
Ayah melepas kami seperti tak'kan melihat kami lagi. Bagi beliau, Eropa tak terbayangkan jauhnya. Ayahku yang pendiam, tak pernah sekolah, puluhan tahun menjadi kuli tambang. Paru-barunya disesaki gas-gas beracun, napasnya berat, tubuhnya keras seperti kayu. la menatap kami seakan kami hartanya yang paling berharga, seakan Eropa akan merampas kami darinya. Air matanya mengalir pelan. Aku memeluk ayahku, ayah yang kucintai melebihi apa pun, tangannya yang kaku merengkuhku. Betapa aku menyayangi ayahku.
Dikutip dari: Andreas Hirata, Edensor, Yogyakarta, Bentang 2008
Pesan kutipan novel tersebut adalah...
Jangan malas belajar jika ingin tercapai cita-citamu.
Jangan tinggalkan orang tuamu demi meraih cita-citamu.
Jangan malu terhadap ayahmu yang tidak pernah sekolah.
Jadilah seorang anak yang memilki kepribadian kuat dan tegar.
Buatlah orang tuamu bangga atas pendidikan yang akan kau raih.
Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb
Habis dalam
02
:
23
:
38
:
08
Iklan
P. Tessalonika
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Medan
2
3.0 (1 rating)
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia