Ada beberapa Kerajaan Islam yang ada di Riau dan Kepulauan Riau, contohnya Kerajaan Siak, Kerajaan Kampar, Kerajaan Indragiri. Kerajaan-kerajaan ini menjadi kerajaan bercorak Islam di abad ke 15. Pengaruh Islam di kerajaan ini berasal dari kerajaan Samudera Pasai dan kesultanan Aceh Darussalam. Tiga kerajaan di Pesisir Sumatra Timur berada di bawah kekuasaan Kerajaan Malaka di masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah yang meninggal pada tahun 1477.
Sementara di masa pemerintahan dulu, Sultan Ala'uddin Ri'ayat Syah banyak orang di Selat Malaka maseuk ke wilayah kekuasaan Kerajaan Malaka. Kerajaan Siak banyak menghasilkan madu, padi, lilin, rotan, emas, dan bahan-bahan apotek. Sementara Kerajaan Kampar banyak menghasilkan barang dagangan seperti lilin, emas, kayu gaharu, dan yang lainnya. Kerajaan Indragiri menghasilkan barang yang sama seperti kerajaan Kampar.
Kerajaan Kampar, Indragiri dan Siak senantiasa melakukan perdagangan dengan Malaka bahkan memberikan upeti kepada Kerajaan Malaka. Ketiga kerajaan di pesisir Sumatra Timur ini dikuasai Kerajaan Malaka pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (wafat 1477). Bahkan pada masa pemerintahan putranya, Sultan Ala’uddin Ri’ayat Syah (wafat 1488) banyak pulau di Selat Malaka (orang laut) termasuk Lingga-Riau, masuk kekuasaan Kerajaan Malaka.
Dengan demikian, hubungan antara kerajaan Kampar, Indragiri, dan Siak dengan Kerajaan Malaka merupakan satu hegemoni, di mana kerajaan Malaka membawahi ketiga kerajaan Islam di Sumatra tersebut. Sehingga, Malaka dapat mengatur perdagangan dan perekonomian tiga kerajaan tersebut.