Manakah paragraf teks resensi yang berisi tinjauan tentang cuplikan isi buku . . .

Ia suatu ketika pernah bertanya kepada Tuhan, "Gerangan di mana aku dapat mencari-Mu?" Tuhan Yang Mahakasih menjawab, "carilah Aku di tengah mereka yang hancur hatinya." Dialog tersebut mengisyaratkan bahwa Tuhan selalu hadir di tengah-tengah orang papa yang jauh dari kesejahteraan materi. 

Atas dasar itulah, Zawawi lmron memungut dan mengumpulkan kisah-kisah penuh hikmah ini. Menariknya, penuis tidak bercerita tentang kemegahan, kekayaan, dan impian-impian duniawi yang kerap membutakan pencarinya tetapi memilih untuk mengangkat suara-suara parau yang tak bergema di Iorong sejarah. 

Rupanya Zawawi mau mengajak pembaca merenungkan dan menikmati hikmah dari cerita mereka yang papa, yang serba susah; sebuah hikmah keabadian dari sebuah kehidupan yang sebenarnya. Kisah-kisah ini merupakan hasil pengamatannya di desa-desa Pulau Madura, selama bertahun-tahun. 

Atas perjuangan yang begitu tegar dan lurus tersebut, seorang ustaz yang duduk di sampingnya mengatakan, seandainya si sopir (guru) itu menjadi pejabat akan selamatlah uang negara. Tapi si sopir malah menjawab "Ah, belum tentu Pak. Sebenarnya, saya ini bukan orang baik, saya tahu betul diri saya. Seandainya saya jadi pejabat mungkin sekali saya korupsi. Saya tidak melakukan itu hanya karena tak ada kesempatan. Karena itu saya bersyukur kepada Tuhan, diberi pekerjaan yang tak punya kesempatan untuk mencuri uang negara" (74-75). 

Melalui ceritera ini, seakan Zamawi ingin mengingatkan kita semua, bahwa orang yang memegang jabatan, apa pun, kalau takkuat imannya, ada kecenderungan menyeleweng. Sama persis dengan ucapan Lord Acton dari Inggris:Power tend to corrupt, absolute power corrupt absolutely.