Pantun merupakan salah satu bentuk puisi rakyat yang masih terikat dengan beberapa peraturan. Pantun memiliki ciri khas atau struktur, antara lain:
- Pantun terdiri atas empat baris atau larik
- Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi
- Satu larik pantun biasanya terdiri atas 8-12 suku kata
- Bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a
- Pantun sering menggunakan konjungsi, misalnya konjungsi kalau dan jika untuk menunjukkan hubungan syarat; konjungsi karena untuk menunjukkan hubungan sebab akibat.
Pantun di atas hanya tersedia bagian sampirannya saja dengan sajak atau bunyi akhir baris pertama -a dan bunyi akhir baris kedua -i.
Cendrawasih adanya di Papua
Anoa dan maleo adanya di Sulawesi
Berdasarkan ilustrasi pada soal, pantun di atas mengandung pesan untuk mencintai budaya bangsa. Oleh karena itu, pada bagian isi harus memuat pesan tersebut. Untuk melengkapi bagian isi juga harus menggunakan bunyi akhir yang sesuai dengan bagian sampiran. Maka dapat dibuat bagian isi sebagai berikut:
Begitu banyak budaya Indonesia
Mari kita jaga dan cintai
Berdasarkan penjelasan tersebut, pantun di atas dapat ditulis secara lengkap sebagai berikut:
Cendrawasih adanya di Papua (a)
Anoa dan maleo adanya di Sulawesi (b)
Begitu banyak budaya Indonesia (a)
Mari kita jaga dan cintai (b)
Dengan demikian, pantun di atas bisa dilengkapi dengan sampiran Begitu banyak budaya Indonesia. Mari kita jaga dan cintai.