Iklan
Iklan
Pertanyaan
Kutipan novel berikut untuk nomor 5-7.
"Yang di tengah ini pusat kompleks makam kita. Makam Eyang Kakung dan Eyang Putri. Arsitektur cungkupnya sederhana, tapi kita usahakan berwibawa. Atapnya sirap. Kijingnya dari marmer. Mestinya ya marmer impor Italia. Biar indah dan awet. Ya, to? Dan soal marmer Italia itu biar saya yang urus semua. Atau kamu punya ide lain, Har?"
"Biar saya urus sendiri makam orang tua saya. Itu tanggungan anak masing-masing terhadap orang tuanya, kan? Eh, Tip, kijang bapak dan ibu tempo hari kaupesan dari mana? Aku kok lupa."
"Dari Solo, Gus."
"Ah, itu kan cukup bagus, to? Dari apa itu, Tip?"
"Menurut saya kijing bapak-ibu itu bagus. Dari teraso abu-abu yang bagus kualitasnya, Gus."
"Nah, Mas Tomi, Bambang. Kami keluarga Harimurti dan keluarga Lantip, cukup puas dan bangga dengan kijing teraso itu."
Tommi dan Bambang diam. Kemudian, dengan seret Tommi mencoba melanjutkan pembicaraan antara sepupu itu.
"Djan, kamu dan Marie bagaimana?"
"Kami setuju-setuju saja dengan rencana konsep Mas Tommi. Bahkan, ikut bangga kijing orang tua kita dari marmer Italia."
"Nah, begitu to. Kalau kau Harno dan Sumi?"
"Ya, kalau kami harus berkata bagaimana? Kan almarhum orang tua Sumi sudah ikut dimakamkan di keluarga Harjono, bergabung dengan makam trah Madiun. Jadi, ya tidak ada soal apa-apa bagi kami, Mas."
Dikutip dari: Umar Kayam, Jalan Menikung Para Priyayi 2 Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 2012
Latar suasana tergambar dari kutipan novel tersebut adalah .:..
sunyi
canggung
cemas
gelisah
hening
Iklan
A. Rizky
Master Teacher
10
5.0 (1 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia