Cerita fantasi termasuk dalam cerita fiksi. Cerita fiksi berarti cerita yang bersifat khayalan dari pengarang. Pada dasarnya, cerita fantasi dibangun dalam alur penceritaan yang normal, namun bersifat imajinatif atau khayal. Dalam cerita fantasi, setting, penokohan, maupun konflik tidak realistis, bahkan terkesan dilebih-lebihkan dan tidak mungkin terjadi di dunia nyata. Tujuan cerita fantasi adalah untuk menghibur pembaca dan meningkatkan daya imajinasi pembaca.
Unsur Intrinsik Teks Cerita Fantasi:
- Tema
Tema merupakan suatu gagasan yang menjadi dasar terciptanya suatu cerita. Tema merupakan pokok yang menjadi dasar pengembangan cerita. Tema mempunyai posisi atau kedudukan yang penting dalam sebuah cerita.
- Alur atau Plot
Alur atau plot merupakan jalinan cerita atau urutan cerita dari awal sampai akhir. Alur dibedakan menjadi tiga, yaitu alur maju, mundur, dan campuran.
- Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam cerita. Adapun penokohan adalah watak atau karakter pelaku, seperti baik, buruk, santun, dan periang. Penokohan dibedakan menjadi tiga, yaitu protagonis (tokoh baik), antagonis (tokoh jahat atau tokoh yang melawan protagonis), dan tritagonis (tokoh pembantu).
- Latar atau Setting
Latar atau setting berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana kejadian dalam cerita. Latar dalam cerita fantasi bersifat khayalan. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita serta memberi gambaran pembaca mengenai situasi dalam cerita.
- Sudut Pandang
Sudut pandang adalah penempatan si pencerita dalam kisah. Misalnya, sebagai orang pertama atau kedua dengan memasukkan diri sebagai bagian dari cerita ataupun tidak.
- Amanat
Amanat adalah pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari cerita, baik melalui ternan, kisah, maupun watak pelakunya. Amanat dapat disampaikan secara tersurat maupun tersirat.
- Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah pemilihan kata atau diksi dalam karya sastra, biasanya dicirikan dengan penggunaan majas.
Kutipan teks cerita fantasi di atas mengisahkan seorang tokoh bernama Caadara yang sedang bertempur melawan musuh. Caadara memimpin pasukan dengan semangat yang tinggi walaupun jumlah pasukannya tidak banyak. Pada akhirnya Caadara berhasil mengalahkan musuh. Caadara pulang dengan membawa kemenangan. Teman-temannya kagum. Demikian pula ayahnya. Ayah Caadara bangga padanya hingga terharu dan berlinang air mata. Ayahnya merasa tidak sia-sia ia memberi latihan pada Caadara.
Kutipan 1:
Tongkat dan tombak saling beradu. Sungguh pertempuran yang seru. Caadara tidak gentar. Ia memimpin pertempuran dengan semangat tinggi. Padahal, jumlah anak buahnya tak sebanding dengan jumlah musuh.
Kutipan di atas menunjukkan suasana menegangkan karena Caadara sedang bertempur dengan musuh yang jumlahnya lebih banyak daripada jumlah pasukan Caadara.
Kutipan 2:
Mereka pulang sambil mengelu-elukan Caadara. Kampung gempar dibuatnya. Wire sungguh bangga. Ia juga terharu sehingga berlinang air mata. Tak sia-sia latihan yang diberikan pada Caadara.
Latar suasana pada kutipan 2 menunjukkan suasana bahagia karena Caadara dan pasukannya berhasil mengalahkan pasukan lawan.
Oleh karena itu, latar suasana pada kutipan cerita tersebut adalah menegangkan dan kebahagiaan.
Dengan demikian, jawaban yang tepat ialah pilihan A.