Iklan

Iklan

Pertanyaan

Mentega Ajaib
(Bagian dari Cerita Fantasi Berjudul The Food World)
Karya Fida Zalfa (12 Tahun)


    "Ivan!"

    Aku menoleh, mengembuskan napas dan melihat ke arah sumber suara. Ternyata Ibu sudah berdiri di belakangku.

    "Ibu pikir, kamu baru saja melahap selusin sandwich tuna hari ini, Sayang," kata Ibu sambil merebut sebungkus roti dari tanganku.

    "Tidak sebanyak itu, Bu!" aku membela diri.

    "Memang tidak sebanyak itu." lbu berkacak pinggang setelah menaruh roti ke tempat yang lebih jauh dariku. "Kamu benar-benar hobi makan, Ivan. Memang tidak ada salahnya. Tapi jika berlebihan, itu tidak baik."

    "Tapi, aku ingin, Bu," aku mulai merajuk.

    lbu menggeleng tegas. "Kamu baru saja menghabiskan sarapan pagimu. Apa perutmu tidak terlalu penuh?" lbu sedikit tergelak.

    "lbu!" Aku merengut, melipat tangan, dan melengkungkan bibir ke bawah.

    Beberapa orang mungkin menilaiku berlebihan. Tapi aku, kan memang Ivan si gendut. Semua orang bahkan memujiku sebagai orang paling gendut di kota ini.

***

    "Kuharap kamu bisa menjaga rumah dengan baik, Ivan," lbu berteriak dari luar.

    "Ya, Bu," jawabku. Aku kemudian berjalan menuju dapur.

     Aku tersenyum. Hei, apa yang dikatakan Tuan Kulkas tentang hal ini?

    "Oh, bagus," aku berkacak pinggang. "Sebuah mentega."

    Aku mendengus. lbu benar-benar sudah menjauhkan makanan favoritku dari Tuan Kulkas yang pemurah dan dingin itu. Tentu saja, hanya tersisa mentega. Tetapi, mentega itu kurang sedap. Berbeda jika Nyonya Roti beserta anak dan cucunya ingin memberikan gizi mereka.

    "Sekotak mentega," aku meraih benda kuning mengilap itu dan memainkannya. "Apa yang bisa dihasilkan mentega tanpa roti?" Aku mulai mengeluh.

    "Kuharap rasamu seperti keju." Aku membuka bungkus mentega dan mencicipinya. Hebat! Rasanya lebih enak daripada keju. Aku pun terus mengunyah.

    Tapi, tiba-tiba .... Wus! Tubuhku seperti tersedot oleh pusaran angin.

    "Aaaa ...... !!!"

***

    Aroma khas daun min menguar tertiup angin. Terlihat padang luas dihiasi keju dan batu permen. Tampak pula beberapa makanan berjalan dan saling bercengkerama. Aku mulai bingung dengan keadaan di sekitarku.

    "Di mana aku?"

    "Hmmmm .... biar kutebak. Kamu adalah penghuni baru?" tiba-tiba sesosok makhluk berbentuk sate melompat-lompat menghampiriku.

    "Waaa ...!" aku terkejut dan berteriak. "Hei, siapa kamu?! Sebuah sate? Apa kamu bisa dimakan?"

    "Benar, aku ini sate. Tapi jangan coba-coba memakanku. Aku akan kehilangan tubuhku!"

    "Hah? Tubuh?" aku menahan tawa. "Oh, lelucon apa ini?" Bukannya kamu hanya berupa makanan yang tidak mempunyai tubuh?"

    "Jangan menghinaku!" wajahnya merah.

    "Jadi, siapa kamu?" aku mengamatinya.

    "Aku adalah makhluk di duniaku ini. Sepertimu yang merupakan makhluk di bumi."

    "Duniamu? Tuung....gu sebentar. Kamu tidak berkata bahwa ini bukan bumi, kan?"

    "Maafkan aku, Teman. Sayangnya, tempat ini memang bukan bumi."

    "Apa?!" aku terhenyak. "Lalu, tempat apa ini? Apakah ini dunia mimpiku?"

    Sate itu menggeleng. "lni Food World, surga makanan."

    "Ma ... makanan?!" aku sering bersemangat. "Jadi, maksudmu, dunia yang penuh makanan yang bisa dimakan?"

    "Tapi sayang, semua makanan di sini tidak bisa dimakan."

    "Apa maksudmu?" aku semakin bingung. "Apa itu artinya mereka sekeras batu?"

    "Hahaha ... tentu saja tidak," ia tertawa lepas. "Tapi jujur saja, aku tidak tahu."

    "Tidak tahu?" aku terpekik kaget. "Bagaimana mungkin? Bukankah kamu jelas-jelas penghuni dunia ini?"

    "Misteri tidak sepenuhnya dapat dipecahkan."

    "Oh ya, ngomong-omong, siapa namamu? Em ..., perlukah aku memanggilmu ... sate?"

    "Kamu bisa memanggilku Teto."

    "Oh. Hai, Teto. Aku Ivan."

    "Sebagai penghuni baru," Teto membungkukkan badannya, "sudah menjadi kehormatan kami untuk mengajakmu berkeliling."

    "lni hebat. Wow! Aku benar-benar tidak bisa mempercayai ini!"

    "Sstt ... tenanglah, Ivan. Kamu mengganggu penduduk di sini," Teto berbisik. Matanya melirik beberapa makanan yang memandangiku dengan kesal.

     "Oke, maaf .... Tapi, ya, Tuhan! lni benar-benar hebat, Teto. Bagaimana mungkin ada semak nasi dan bunga lollipop?" jeritku seraya memandangi seuntai bunga lollipop ungu yang menggiurkan.

     "Sukar menjelaskannya. Tapi, kamu bisa menganggapnya seperti di bumi. Ada tumbuhan, hewan, dan bangsamu," Teto melompat-lompat.

     "Wow, apa ini, Teto?" tanyaku kaget melihat sebuah air terjun berbentuk seledri. Beberapa penduduk yang berbentuk makanan tengah bermain-main di sana. Beberapa batu tomat tampak menyembul di antara celah-celah kumpulan seledri tersebut.

    "Air terjun seledri, begitu kami menyebutnya. Sesuatu yang eksotis," jelas Teto. Tetapi, kalimat terakhirnya tampak seperti gumaman yang ditujukan untuk dirinya sendiri.

    "Apa seledri ini juga tidak boleh dimakan?"

    "Tidak. Eh, apa kamu mau pergi ke rumahku? Kamu bisa menginap di sana selagi tinggal di sini."

    "Apa tidak merepotkan?" Aku merasa tidak enak.

    "Tentu saja tidak, Ivan. Aku justru senang memiliki teman."

    Kami pun mulai menuju rumah Teto. Perjalanan menuju rumahnya benar-benar mengagumkan. Semuanya makanan.

    "Angin di sini benar-benar angin, Ivan. Hanya saja, angin ini adalah sebuah gula dengan partikel kecil. Kamu tidak bisa melihatnya secara langsung. Ya, setidaknya kamu memerlukan mikroskop."

    "Tapi, bagaimana aku tidak bisa merasakannya?" Aku mengangkat jariku ke udara ketika angin berembus. Benar-benar hampa.

    "Karena ukurannya benar-benar sangat kecil. Jika dibandingkan, mungkin lebih kecil daripada bakteri."

    "Hebat!" komentarku. "Lalu, apa semut tidak mencurinya?"

    "Semut hanya ada di bumi, Ivan. Bukan di Food World," tutur Teto. "Nah, kita sudah sampai. "

     Rumah Teto adalah sebuah daging kemerahan yang menjulang. Sebuah papan yang hampir tersamar karena sewarna dengan bangunan tempatnya, tampak diputar-putar oleh Teto. Jelas-jelas itu adalah pintunya.

    Teto membuka pintu dan mempersilakan aku masuk. Perabot di dalamnya memiliki aneka bentuk. Ada segulung karpet berupa kangkung yang terbentang di antara ruang tamu. Bahkan, terlihat seperti sebuah selimut yang terlalu tebal.

    "Hebat. Benar-benar hebat."

    "lni belum semuanya. Kamu mungkin akan terkejut melihat rumah kawan-kawanku," tukas Teto. "Tubuhmu sangat gemuk. Kamu pasti penggemar makanan."

    "Tapi, di sini terus, aku mungkin akan kurus kering sebab tidak ada yang bisa dimakan," ujarku sedikit jengkel.

    "Jangan khawatir, Ivan. Kamu hanya perlu menyentuh makanan di sini dan kamu otomatis akan merasa kenyang."

    "Sekalipun kamu menyentuh dirimu sendiri?"

    "Ya."

    "Sayang, ya, aku tidak bisa menyentuh tubuhku agar bisa kenyang."

    "E ... Ivan."

    Plop!

    "Aa...da apa ini?" aku terkejut menghadapi tubuhku yang tiba-tiba berubah menjadi sebuah pizza bundar.

    "Em ... , aku lupa memberitahumu, Ivan. Manusia yang masuk ke dunia ini lama-lama akan berubah menjadi makanan."

    "Apa?!!!"

***

Sumber: Novel Fida Zalfa. 2016. The Food World. Solo: Tiga Ananda (Imprin Tiga Serangkai)space

Apa tujuan penulisan teks cerita tersebut?

Apa tujuan penulisan teks cerita tersebut?space

Iklan

N. Juliana

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

tujuan penulisan teks cerita tersebut adalah untuk memberikan hiburan, meningkatkan daya imajinasi pembaca, dan memberikan nasehat pada anak-anak agar tidak berlebihan ketika makan.

tujuan penulisan teks cerita tersebut adalah untuk memberikan hiburan, meningkatkan daya imajinasi pembaca, dan memberikan nasehat pada anak-anak agar tidak berlebihan ketika makan.space

Iklan

Pembahasan

Teks cerita di atas merupakan salah satu contoh teks cerita fantasi. Teks cerita fantasi itu sendiri adalah teks yang berbentuk karangan atau tulisan untuk menuturkan, menggambarkan, atau membayangkan berbagai perbuatan, pengalaman, dan kejadian berupa angan-angan, khayalan, imajinasi, atau rekaan belaka. Dengan kata lain, hal-hal yang digambarkan dalam teks fantasi adalah hal-hal yang tidak nyata atau fiksi. Adapun tujuan dari penulisan teks cerita fantasi "Mentega Ajaib" adalah sebagai berikut: Untuk memberikan hiburan bagi pembaca maupun penontonnya. Khusus dalam cerita fantasi anak-anak biasanya disisipkan juga nasehat atau pesan moral dari pengarang. untuk meningkatkan daya imajinasi pembacanya. Dengan demikian, tujuan penulisan teks cerita tersebut adalah untuk memberikan hiburan, meningkatkan daya imajinasi pembaca, dan memberikan nasehat pada anak-anak agar tidak berlebihan ketika makan.

Teks cerita di atas merupakan salah satu contoh teks cerita fantasi. Teks cerita fantasi itu sendiri adalah teks yang berbentuk karangan atau tulisan untuk menuturkan, menggambarkan, atau membayangkan berbagai perbuatan, pengalaman, dan kejadian berupa angan-angan, khayalan, imajinasi, atau rekaan belaka. Dengan kata lain, hal-hal yang digambarkan dalam teks fantasi adalah hal-hal yang tidak nyata atau fiksi.

Adapun tujuan dari penulisan teks cerita fantasi "Mentega Ajaib" adalah sebagai berikut:

  1. Untuk memberikan hiburan bagi pembaca maupun penontonnya.
  2. Khusus dalam cerita fantasi anak-anak biasanya disisipkan juga nasehat atau pesan moral dari pengarang.
  3. untuk meningkatkan daya imajinasi pembacanya.


Dengan demikian, tujuan penulisan teks cerita tersebut adalah untuk memberikan hiburan, meningkatkan daya imajinasi pembaca, dan memberikan nasehat pada anak-anak agar tidak berlebihan ketika makan.space

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

2

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Di manakah menurutmu cerita tersebut terjadi?

4

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia