Iklan
Iklan
Pertanyaan
Matahari muncul dari celah-celah pohon rindang. Aku membuka kedua kelopak mataku perlahan. Cicitan burung bersautan. Dinginnya alas rimba belum juga hilang meski matahari sudah naik sedikit ke permukaan. Aku memeriksa luka di kakiku dan membersihkannya dengan mengumpulkan air embun yang ada di permukaan daun-daun lebar. Terasa sakit dan perih, tetapi lebih baik daripada terkena banyak bakteri karena kotor. Luka seperti ini sudah biasa bagiku dan bukanlah suatu yang berarti. Sebagai sarapan aku minum sedikit persediaan air yang kubawa dan memakan ubi rebus perlahan. Sampai kapan kira-kira aku dapat bertahan di tengah alas rimba ini seorang diri? Aku tidak tahu. Ku harap aku bisa kembali menemukan Hartowardojo. Setelah merasa siap untuk melanjutkan perjalanan, aku kembali melangkahkan kaki sambil mengingat jalan. Aku memutuskan untuk berjalan ke arah barat daya. Sekitar satu jam berjalan, aku belum menemukan tanda-tanda kehidupan penduduk lokal, maupun keberadaan Hartowardojo lagi. Aku mendengar sayup-sayup suara air sungai yang mengalir deras. Aku segera menuju ke arah suara air mengalir. Aku butuh air segar untuk mengisi persediaan serta mencari ikan sebagai makan siang. Tidak mengecewakan. Setelah berjalan cukup lama kini di depanku terbentang sungai yang mengalir jernih. Meskipun jernih, sungai ini cukup deras alirannya dan dalam di bagian tengahnya. Aku terkesima. Airnya benar-benar jernih. Aku langsung meminum air sungai dengan menggunakan kedua telapak tangan. Tak lupa kubersihkan anggota tubuhku agar kembali segar.
Latar belakang peristiwa yang dialami tokoh Aku dalam cerita tersebut adalah ....
Iklan
N. Fatimah
Master Teacher
Mahasiswa/Alumni Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2
0.0 (0 rating)
Iklan
Iklan
RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Produk Ruangguru
Bantuan & Panduan
Hubungi Kami
©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia