Kutipan di bawah ini yang memuat komentar tentang kelemahan sebuah karya adalah ...

Cerpen berjudul “Lelaki Ragi Perempuan Santan” karya Damhuri Muhammad ini tampaknya merupakan hasil pemikiran yang panjang dan matang. Kematangan itu tampak dari pilihan kata yang digunakan dalam cerpen tersebut. Kata-kata yang digunakan tidak menggunakan bahasa yang sulit dipahami.

Tak bisa disangkal lagi bahwa nilai budaya begitu kental dan kentara dalam cerpen berjudul “Lelaki Ragi Perempuan Santan”. Bagian awal cerpen ini pun dimulai dengan pertanyaan Apa jadinya lemang tanpa tapai. Perkara lemang dan tapai tentulah menyangkut adat dan budaya.

Dalam cerpen berjudul “Maling” ini digambarkan bagaimana para koruptor dapat mempermainkan hukum dengan uang hasil korupsinya. Penggambaran itu dilakukan dengan memanfaatkan tokoh bernama Pak Cokro. Hal ini sebenarnya dimunculkan sebagai kritik terhadap para penguasa yang berperilaku tidak baik.

Detailnya deskripsi latar menjadi ciri khas karya-karya Ahmad Tohari. Dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, misalnya, Ahmad Tohari bisa menghabiskan beberapa halaman hanya untuk mendeskripsikan Dukuh Paruk.

Sebagian pembaca mungkin akan larut dalam detail-detail kalimat yang dalam cerpen “Mars dan Dara”. Namun, pada sisi lain, lanturan yang ada dalam cerpen tersebut dapat menjadikan cerita kehilangan fokus utamanya.