Iklan

Pertanyaan

Kerajaan-kerajaan Nusantara belum mampu mengalahkan pengaruh asing di wilayahnya, bahkan banyak perlawanan rakyat yang kalah melawan bangsa asing tersebut. Penyebab utamanya adalah ...

Kerajaan-kerajaan Nusantara belum mampu mengalahkan pengaruh asing di wilayahnya, bahkan banyak perlawanan rakyat yang kalah melawan bangsa asing tersebut. Penyebab utamanya adalah ...

  1. perlawanan masih bersifat lokal dan sporadis

  2. tentara tidak mempunyai kemampuan untuk berperang

  3. rakyat berperang dengan tanpa senjata

  4. raja/sultan tidak langsung memimpin di medan perang

  5. banyak tentara yang terhasut oleh kelicikan tentara asing

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

14

:

15

:

49

Iklan

A. Jasmine

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Jawaban yang tepat untuk soal di atas adalah A. Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut: Sejak bangsa Eropa melakukan pendudukan di wilayah Nusantara, mereka berangsur-angsur melakukan banyak tindakansewenang-wenang dan menindas rakyat setempat. Perlawanan rakyat pribumi pun terjadi di seluruh penjuru Nusantara dengan bersifat kedaerahan. Beberapa perlawanan tersebut, seperti perang Aceh, perang Batak, perang Padri, perang Jawa, perang Maluku, perang Banjarmasin, dan perang Bali. Berbagai perlawanan tersebut kemudian juga memunculkan tokoh-tokoh daerah dan penguasa lokal yang memerjuangkan nilai-nilai kemerdekaan, seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Sisingamangaraja XII, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari,Martha Christina Tiahahu, dan I Gusti Ketut Jelantik. Akan tetapi, perjuangan yang bersifat kedaerahan tersebut seringkali mengalami kekalahan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi adalah sebagai berikut. Para tokoh-tokoh dan penguasa daerah yang hanya berjuang untuk daerah kekuasaannya masing-masing. Perlawanan kedaerahan bergantung kepada pergerakan yang dilakukan penguasa daerah yang disegani dan karismatik. Politik adu domba ( devide et impera ) yang dilakukan pihak penjajah kepada pihak-pihak yang berkuasa. Perlawanan masih difokuskan pada perlawanan fisik yang bersifat sporadis, tradisional, dan tanpa strategi yang baik.

Jawaban yang tepat untuk soal di atas adalah A.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan berikut:

Sejak bangsa Eropa melakukan pendudukan di wilayah Nusantara, mereka berangsur-angsur melakukan banyak tindakan sewenang-wenang dan menindas rakyat setempat. Perlawanan rakyat pribumi pun terjadi di seluruh penjuru Nusantara dengan bersifat kedaerahan. Beberapa perlawanan tersebut, seperti perang Aceh, perang Batak, perang Padri, perang Jawa, perang Maluku, perang Banjarmasin, dan perang Bali. Berbagai perlawanan tersebut kemudian juga memunculkan tokoh-tokoh daerah dan penguasa lokal yang memerjuangkan nilai-nilai kemerdekaan, seperti Cut Nyak Dien, Teuku Umar, Sisingamangaraja XII, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Pangeran Antasari, Martha Christina Tiahahu, dan I Gusti Ketut Jelantik.

Akan tetapi, perjuangan yang bersifat kedaerahan tersebut seringkali mengalami kekalahan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal itu terjadi adalah sebagai berikut.

  • Para tokoh-tokoh dan penguasa daerah yang hanya berjuang untuk daerah kekuasaannya masing-masing.
  • Perlawanan kedaerahan bergantung kepada pergerakan yang dilakukan penguasa daerah yang disegani dan karismatik.
  • Politik adu domba (devide et impera) yang dilakukan pihak penjajah kepada pihak-pihak yang berkuasa.
  • Perlawanan masih difokuskan pada perlawanan fisik yang bersifat sporadis, tradisional, dan tanpa strategi yang baik.

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

1

Iklan

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!