Iklan

Iklan

Pertanyaan

Kepercayaan yang dianut oleh manusia purba masih dapat ditemui dalam berbagai upacara keagamaan yang berkembang pada suku-suku bangsa di Indonesia. Coba analisis berbagai upacara keagamaan pada suku-suku bangsa di Indonesia pada saat ini yang masih mempunyai hubungan dengan kepercayaan pada masa praaksara!

Kepercayaan yang dianut oleh manusia purba masih dapat ditemui dalam berbagai upacara keagamaan yang berkembang pada suku-suku bangsa di Indonesia. Coba analisis berbagai upacara keagamaan pada suku-suku bangsa di Indonesia pada saat ini yang masih mempunyai hubungan dengan kepercayaan pada masa praaksara!

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Pada masa praaksara tingkat lanjut (menjelang berakhirnya masa praaksara), hasil-hasil budaya nenek moyang kita semakin kaya berupa munculnya banyak hasil budaya yang bersifat nonfisik (abstrak). Memang, pada masa bercocok tanam, telah muncul satu bentuk hasil budaya nonfisik berupa kepercayaan animisme dan dinamisme, namun hasil-hasil budaya yang bersifat fisik tetap dominan. Menjelang berakhirnya masa praakasara, itu kepercayaan akan roh-roh nenek moyang dan kekuatan yang melampaui kehidupan manusia semakin matang dan menjadi ritus. Upacara tersebut bertujuan menghormati roh-roh orang yang telah mati dan bahkan menyembah kekuatan supranatural menjadi praktik yang rutin. Bahkan sampai saat ini, masih banyak suku-suku di Indonesia yang masih mengadakan upacara-upacara keagamaan tersebut. Seperti yang bisa di temui di Sumba, terdapat lebih dari separuh penduduk Sumba, Nusa Tenggara Timur memeluk kepercayaan Marapu, yakni kepercayaan pemujaan kepada nenek moyang dan leluhur. Pemujaan terhadap nenek moyang adalah salah satu bentuk tahap-tahap sistem kepercayaan manusia purba atau zaman pra-aksara. Karena kesaktian yang dimilikinya, arwah leluhur menjadi perantara antara manusia dengan Tuhan. Penganut Marapu menyampaikan permohonannya terhadap Tuhan melalui arwah sang leluhur melalui upacara-upacara adat. Pemujaan terhadap nenek moyang ini Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah ‘yang dipertuan’ atau ‘yang dimuliakan’. Itulah sebabnya agama yang mereka anut juga disebut Marapu. Pemeluk kepercayaan ini meyakini kalau kehidupan di dunia ini hanya sementara. Mereka juga percaya kalau setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh yaitu Surga Marapu atau disebut juga Prai Marapu. Selain di Sumba, ditemukan pula di Suku Dayak yang dimana masyarakatnya masih mengenal kepercayaan Dinamisme. Kepercayaan Dinamisme adalah salah satu kepercayaan yang sudah berkembang semenjak zaman praaksara. Suku di Dayak yang memang kebanyakan tidak memiliki agama ataupun menyembah Tuhan, mereka lebih percaya pada suatu benda yang memiliki roh. Hal ini dapat dilihat dari salah satu suku yang ada di Dayak yaitu suku Kaharingan. Suku Kaharingan mempercayai bahwa alam setiap benda di alam sekitar seperti pohon, sungai, dan batu dipenuhi oleh makhluk halus dan roh. Selain itu, mereka juga menganggap burung Enggang sebagai hewan keramat. Hal ini dibuktikan dengan adanya tari Enggang yang dianggap sebagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan roh nenek moyang. Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah upacara-upacara adat yang ditemui di masyarakat para penganut kepercayaan Marapu di Sumba ternyata diperuntukkan untuk menyampaikan permohonan terhadap tuhan melalui arwah nenek moyang. Pemujaan terhadap nenek moyang ini sudah ditemui semenjak zaman praaksara dengan adanya hasil-hasil kebudayaan seperti dolmen, menhir, sarkofagus yang menjadi pendukung untuk melaksanakan ritual tersebut. Selain pemujaan terhadap nenek moyang adapula pemujaan terhadap benda-benda atau yang dikenal dengan dinamisme. Dinamisme ini ditemui di masyarakat penganut kepercayaan Kaharipan. Suku Kaharipan mempercayai bahwa alam setiap benda di alam sekitar seperti pohon, sungai, dan batu dipenuhi oleh makhluk halus dan roh. Selain itu, mereka juga menganggap burung Enggang sebagai hewan keramat. Hal ini dibuktikan dengan adanya tari Enggang yang dianggap sebagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan roh nenek moyang.

Pada masa praaksara tingkat lanjut (menjelang berakhirnya masa praaksara), hasil-hasil budaya nenek moyang kita semakin kaya berupa munculnya banyak hasil budaya yang bersifat nonfisik (abstrak). Memang, pada masa bercocok tanam, telah muncul satu bentuk hasil budaya nonfisik berupa kepercayaan animisme dan dinamisme, namun hasil-hasil budaya yang bersifat fisik tetap dominan. Menjelang berakhirnya masa praakasara, itu kepercayaan akan roh-roh nenek moyang dan kekuatan yang melampaui kehidupan manusia semakin matang dan menjadi ritus. Upacara tersebut bertujuan menghormati roh-roh orang yang telah mati dan bahkan menyembah kekuatan supranatural menjadi praktik yang rutin. Bahkan sampai saat ini, masih banyak suku-suku di Indonesia yang masih mengadakan upacara-upacara keagamaan tersebut. Seperti yang bisa di temui di Sumba, terdapat lebih dari separuh penduduk Sumba, Nusa Tenggara Timur memeluk kepercayaan Marapu, yakni kepercayaan pemujaan kepada nenek moyang dan leluhur. Pemujaan terhadap nenek moyang adalah salah satu bentuk tahap-tahap sistem kepercayaan manusia purba atau zaman pra-aksara. Karena kesaktian yang dimilikinya, arwah leluhur menjadi perantara antara manusia dengan Tuhan. Penganut Marapu menyampaikan permohonannya terhadap Tuhan melalui arwah sang leluhur melalui upacara-upacara adat. Pemujaan terhadap nenek moyang ini

Dalam bahasa Sumba, arwah-arwah leluhur disebut Marapu yang artinya adalah ‘yang dipertuan’ atau ‘yang dimuliakan’. Itulah sebabnya agama yang mereka anut juga disebut Marapu. Pemeluk kepercayaan ini meyakini kalau kehidupan di dunia ini hanya sementara. Mereka juga percaya kalau setelah akhir zaman mereka akan hidup kekal di dunia roh yaitu Surga Marapu atau disebut juga Prai Marapu. Selain di Sumba, ditemukan pula di Suku Dayak yang dimana masyarakatnya masih mengenal kepercayaan Dinamisme. Kepercayaan Dinamisme adalah salah satu kepercayaan yang sudah berkembang semenjak zaman praaksara. Suku di Dayak yang memang kebanyakan tidak memiliki agama ataupun menyembah Tuhan, mereka lebih percaya pada suatu benda yang memiliki roh. Hal ini dapat dilihat dari salah satu suku yang ada di Dayak yaitu suku Kaharingan. Suku Kaharingan mempercayai bahwa alam setiap benda di alam sekitar seperti pohon, sungai, dan batu dipenuhi oleh makhluk halus dan roh. Selain itu, mereka juga menganggap burung Enggang sebagai hewan keramat. Hal ini dibuktikan dengan adanya tari Enggang yang dianggap sebagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan roh nenek moyang.

Berdasarkan penjelasan di atas maka jawabannya adalah upacara-upacara adat yang ditemui di masyarakat para penganut kepercayaan Marapu di Sumba ternyata diperuntukkan untuk menyampaikan permohonan terhadap tuhan melalui arwah nenek moyang. Pemujaan terhadap nenek moyang ini sudah ditemui semenjak zaman praaksara dengan adanya hasil-hasil kebudayaan seperti dolmen, menhir, sarkofagus yang menjadi pendukung untuk melaksanakan ritual tersebut. Selain pemujaan terhadap nenek moyang adapula pemujaan terhadap benda-benda atau yang dikenal dengan dinamisme. Dinamisme ini ditemui di masyarakat penganut kepercayaan Kaharipan. Suku Kaharipan mempercayai bahwa alam setiap benda di alam sekitar seperti pohon, sungai, dan batu dipenuhi oleh makhluk halus dan roh. Selain itu, mereka juga menganggap burung Enggang sebagai hewan keramat. Hal ini dibuktikan dengan adanya tari Enggang yang dianggap sebagai cara untuk bisa berkomunikasi dengan roh nenek moyang. 
 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Latar belakang bekal kubur pada saat mengulurkan jasa orang yang sudah meninggal adalah adanya kepercayaan pokok bahwa

6

3.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia