Lembah Sungai Gangga terletak antara Penggunungan Himalaya dan Penggunungan Windya-Kedna. Sungai itu bermata air di penggunungan Himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, melalui wilayah Bangladesh dan bermuara di teluk Benggala. Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Aria yang termasuk bangsa Indo Jerman. Mereka datang dari daerah Kauskasus dan menyebar kearah timur.
Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Aria dengan bangsa Dravida. Kebudayaan campuran itu lebih dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu. Sungai Gangga dianggap sebagai tempat keramat dan suci bagi penganut Hindu India. Air Sungai Gangga dianggap dapat menyucikan diri manusia dan menghapus semua dosanya. Mereka memuja banyak dewa.
Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan dari sistem pemerintahan masyarakat di daerah lembah Sungai Sindhu. Sejak runtuhnya kerajaan Maurya, keadaan menjadi kacau akibat terjadi peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan ini baru dapat diamankan kembali setelah munculnya Kerajaan Gupta. Selain itu terdapat juga Kerajaan Harsha yang dipimpin oleh Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha.
Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempat tempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-11 M, tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.
Dengan demikian, kepercayaan lembah sungai Gangga runtuh disebabkan oleh Raja Harsha yang pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha.