Iklan

Pertanyaan

Kelahiran Orde Baru dianggap sebagai imbas krisis politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin. Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan dasar pendapat Anda!

Kelahiran Orde Baru dianggap sebagai imbas krisis politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin. Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan dasar pendapat Anda!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

06

:

11

:

09

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Kelahiran Orde Baru dianggap sebagai imbas krisis politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin. Pernyataan tersebut benar. untuk lebih detailnya, yuk pahami penjelasan berikut: Naiknya Letnan Jenderal Soeharto ke kursi kepresidenan tidak dapat dilepaskan dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G 30 S/PKI. Ini merupakan peristiwa yang menjadi titik awal berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno dan hilangnya kekuatan politik PKI dari percaturan politik Indonesia.Peristiwa tersebut telah menimbulkan kemarahan rakyat. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau, keadaan perekonomian makin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat. Aksi-aksi tuntutan penyelesaian yang seadil-adilnya terhadap pelaku G 30 S/ PKI semakin meningkat. Gerakan tersebut dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda, mahasiswa dan pelajar (KAPPI, KAMI, KAPI), kemudian muncul pula KABI (buruh), KASI (sarjana), KAWI (wanita), KAGI (guru) dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan aksi tersebut dengan gigih menuntut penyelesaian politis yang terlibat G 30 S/PKI, dan kemudian pada tanggal 26 Oktober 1965 membulatkan barisan mereka dalam satu front, yaitu Front Pancasila. Setelah lahir barisan Front Pancasila, gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI makin bertambah meluas. Dalam perkembangannya, Front Pancasila mempelopori aksi Tri Tuntutan Rakyat (Tritura).Tritura tidak segera dipenuhi ataupun direspons oleh Presiden Sukarno. Akibatnya, aksi unjuk rasa makin gencar dilakukan. Gelombang unjuk rasa yang terus menjalar mengakibatkan bentrokan antara pasukan Cakrabirawa dan massa aksi pada 24 Februari 1966. Bahkan, bentrokan tersebut mengakibatkan insiden berdarah yang menimbulkan jatuh korban, yaitu mahasiswa Universitas Indonesia bernama Arief Rahman Hakim. Maka demi mengamankan dan menstabilkan kondisi di dalam negeri pada 11 Maret 1966, Presiden Sukarno memberi mandat kepada Mayjend Suharto saat itu dengan mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Dalam perkembangannya Supersemar ini merupakan alat legitimasi bagi Suharto untuk mengambil alih pemerintahan. Dapat dikatakan bahwadalam situasi krisis tersebut, Indonesia mengalami fase transisi pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin menuju Orde Baru

Kelahiran Orde Baru dianggap sebagai imbas krisis politik yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin. Pernyataan tersebut benar.

untuk lebih detailnya, yuk pahami penjelasan berikut:

Naiknya Letnan Jenderal Soeharto ke kursi kepresidenan tidak dapat dilepaskan dari peristiwa Gerakan 30 September 1965 atau G 30 S/PKI. Ini merupakan peristiwa yang menjadi titik awal berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno dan hilangnya kekuatan politik PKI dari percaturan politik Indonesia.Peristiwa tersebut telah menimbulkan kemarahan rakyat. Keadaan politik dan keamanan negara menjadi kacau, keadaan perekonomian makin memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan devaluasi rupiah dan kenaikan menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat. Aksi-aksi tuntutan penyelesaian yang seadil-adilnya terhadap pelaku G 30 S/ PKI semakin meningkat. Gerakan tersebut dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda, mahasiswa dan pelajar (KAPPI, KAMI, KAPI), kemudian muncul pula KABI (buruh), KASI (sarjana), KAWI (wanita), KAGI (guru) dan lain-lain. Kesatuan-kesatuan aksi tersebut dengan gigih menuntut penyelesaian politis yang terlibat G 30 S/PKI, dan kemudian pada tanggal 26 Oktober 1965 membulatkan barisan mereka dalam satu front, yaitu Front Pancasila.

Setelah lahir barisan Front Pancasila, gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran PKI makin bertambah meluas. Dalam perkembangannya, Front Pancasila mempelopori aksi Tri Tuntutan Rakyat (Tritura). Tritura tidak segera dipenuhi ataupun direspons oleh Presiden Sukarno. Akibatnya, aksi unjuk rasa makin gencar dilakukan. Gelombang unjuk rasa yang terus menjalar mengakibatkan bentrokan antara pasukan Cakrabirawa dan massa aksi pada 24 Februari 1966. Bahkan, bentrokan tersebut mengakibatkan insiden berdarah yang menimbulkan jatuh korban, yaitu mahasiswa Universitas Indonesia bernama Arief Rahman Hakim. Maka demi mengamankan dan menstabilkan kondisi di dalam negeri pada 11 Maret 1966, Presiden Sukarno memberi mandat kepada Mayjend Suharto saat itu dengan mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar). Dalam perkembangannya Supersemar ini merupakan alat legitimasi bagi Suharto untuk mengambil alih pemerintahan. Dapat dikatakan bahwa dalam situasi krisis tersebut, Indonesia mengalami fase transisi pemerintahan dari Demokrasi Terpimpin menuju Orde Baru

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

8

Sri Sohibul Mariani

Pembahasan tidak lengkap Pembahasan lengkap banget

Dave Kristiadi Parealla

Mudah dimengerti

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan dengan lengkap kapan secara resmi pemerintahan Orde Baru terbentuk...

11

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia