Ion kompleks terbentuk dengan ikatan kovalen. koordinasi antara ligan (mempunyai pasangan elektron bebas) dengan ion pusat (mempunyai orbital kosong, umumnya orbital d). Sifat kemagnetan ion kompleks dipengaruhi oleh ada tidaknya elektron tak berpasangan pada ion pusatnya (elektron pada orbital d). Makin banyak elektron tak berpasangan, makin kuat pula sifat paramagnetiknya. Geometri ion kompleks ditentukan secara eksperimen dengan difraksi sinar X pada kristalgaramnya.
1. Buat orbital elektron valensi atom pusat pada keadaan dasar
Biloks atom pusat + n biloks ligan = Muatan ion kompleks
Biloks atom pusat + 4 x 0 = 2
Biloks atom pusat = +2
Zn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2Zn2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10
2. Kenali jenis ligan
NH3 adalah ligan kuat sehingga dapat mendesak elektron yang tidak berpasangan sehingga menjadi berpasangan.
3. Buat orbital elektron valensi dalam keadaan tereksitasi
Pada ion kompleks terdapat 4 buah ligan NH3. Setiap ligan membutuhkan 1 orbital kosong, akan tetapi pada atom pusat Zn2+ orbital 3d10 sudah berpasangan semua sehingga digunakan 1 orbital 4s dan 3 orbital 4p untuk 4 buah ligan NH3.
4. Menentukan orbital hibrida (orbital baru) dengan melihat orbital yang terlibat
Yang terlibat adalah 1 orbital 4s dan 3 orbital 4p. Sehingga tipe molekulnya adalah SP3 yaitu bentuk tetrahedral. Ion bersifat diamagnetik karena ion pusat tidak mengandung elektron tak berpasangan.
Jadi, ion kompleks mempunyai tipe molekul SP3 dengan bentuk tetrahedral dan bersifat diamagnetik.