Pengolahan logam besi dilakukan dalam dua tahap, yaitu peleburan dan peleburan ulang. Tahap peleburan pertama bertujuan untuk mereduksi bijih besi menjadi besi. Peleburan ini menggunakan kokas (karbon) dan batu kapur (
). Peleburan kedua bertujuan untuk membuat baja. Oleh karena itu, pembuatan besi kita bahas hanya pada tahap pertama.
Peleburan logam besi dilakukan dalam suatu tanur yang biasa disebut sebaagi tanur tiup (blast furnace). Hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan besi sebagai berikut.
Selain bijih besi, bahan yang digunakan pada pengolahan besi adalah kokas (C) dan batu kapur (
). Kokas berfungsi sebagai reduktor, sedangkan batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor tersebut dalam bentuk cairan kental yang disebut terak (slag).
Pada tanur tiup, ditiupkan udara panas yang akan membakar kokas sehingga terbentuk karbon dioksida.
Karbon dioksida segera bereaksi dengan kokas yang sedang bergerak turun sehingga terbentuk gas karbon monoksida.
Karbon monoksida inilah yang mereduksi bijih besi menjadi besi pada daerah yang lebih tinggi dalam tanur. Bijih besi tereduksi secara bertahap seperti persamaan reaksi berikut.

Total dari ketiga tahap reaksi diatas adalah:
Batu kapur yang digunakan sebagai fluks mengikat pengotor yang bersifat asam membentuk terak. Reaksi pembentukan terak berlangsung sebagai berikut:
Dengan demikian, pada proses pembuatan besi dilakukan pada tanur tiup dengan menggunakan bahan bijih besi, kokas (C) dan batu kapur. Pada tanur tiup, peleburan bijih besi berlangsung dalam beberapa tahap menghasilkan lelehan logam besi dan hasil samping berupa pengotor yang disebut terak.
Jadi, pada pembuatan besi menggunakan bijih besi, kokas, dan batu kapur yang berlangsung dalam beberapa tahap hingga dihasilkan lelehan logam besi dan hasil samping berupa terak.