Sedenter adalah pola hunian menetap, yang dipraktekkan manusia purba di masa neolithikum.
Ladang berpindah adalah cara manusia purba mencari makan, dan salah satu bentuk gaya bercocok tanam.
Manusia purba memiliki dua cara untuk mendapatkan makanan, yaitu dengan cara food gathering (berburu dan meramu) dan food producing (pertanian dan peternakan). Pada masa mesolithikum, selain mempraktekkan food gathering, manusia purba mulai mencoba melakukan pertanian sederhana, yaitu pertanian ladang berpindah. Pertanian jenis ini terbilang sederhana karena jika ingin bercocok tanam hanya perlu mencari daerah yang subur, dan jika tanah sudah tidak subur, maka kegiatan bercocok tanam bisa pindah ke tempat lain yang lebih subur.
Pertanian ladang berpindah adalah titik awal manusia purba mengenal pertanian, di masa neolithikum kemampuan bertani manusia purba semakin maju, mereka kemudian dapat membuat saluran irigasi/pengairan untuk mengairi sawah agar tetap subur dan produktif. Tanah yang terjaga kesuburannya ini membuat kegiatan pertanian dilakukan secara menetap, dan manusia purba kemudian juga hidup menetap dan mendirikan pemukiman di sekitar lahan pertanian mereka.
Dengan demikian, sistem ladang berpindah merupakan titik awal manusia bercocok tanam, dan kemudian berkembang menjadi pertanian yang lebih maju (menetap). Sistem pertanian menetap kemudian memunculkan pola hunian sedenter (menetap).