Iklan

Iklan

Pertanyaan

Jelaskan disertai contoh proses dan bentuk akulturasi antara budaya lokal Nusantara dengan nilai-nilai Islam di Indonesia!

Jelaskan disertai contoh proses dan bentuk akulturasi antara budaya lokal Nusantara dengan nilai-nilai Islam di Indonesia!

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Iklan

Pembahasan

Proses Islamisasi di Nusantara menggabungkan kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam menghasilkan akulturasi budaya yang biasanya nampak pada tradisi-tradisi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Bentuk-bentuk akulturasi tersebut, seperti tradisi kenduri, beduk, wayang, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut: Sejarah perkembangan masuknya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari akulturasi dengan budaya lokal. Ajaran Islam disambut dengan ragam budaya di Nusantaraatau Jawa yang sudah berakulturasi dengan budaya Hindu, Buddha, dan tradisi nenek moyang.Hasil akulturasi Islam dengan budaya lokal di Nusantara yang telah ada sebelumnya kemudian menghasilkan sesuatu yang baru dan merupakan perpaduan dari ragam budaya yang berbeda tersebut. Beberapa contoh tradisi yang merupakan bentuk akulturasi Islam dengan budaya lokal di Nusantara antara lain adalah sebagai berikut. Tradisi kenduri atau kenduren untuk mendoakan arwah orang yang sudah meninggal dunia.Kenduri ini sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Jawa. Sunan Ampel menyesuaikan tradisi ini agar tidak menyimpang dari ajaran Islam. Beduk, peralatan untuk memberikan penanda waktu salat bagi umat Islam. Sebelumnya, beduk dipakai sebagai penanda waktu dalam peribadatan umat Buddha. Wayang juga merupakan salah satu bentuk akulturasi Islam dengan budaya lokal di Jawa. Wayang yang sudah dikenal sejak zaman pra-Islam di Jawa digunakan oleh para Walisongo untuk berdakwah agar mudah diterima oleh masyarakat. Wali songo juga memanfaatkan gamelan untuk menarik minat warga agar menghadiri pengajian sebagai salah satu bentuk syiar Islam. Tradisi Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta. Arsitektur sejumlah masjid di Jawa yang merupakan perpaduan corak Hindu/Buddha dan Islam. Tembang-tembang Jawa yang sedikit diubah untuk dakwah.

Proses Islamisasi di Nusantara menggabungkan kebudayaan lokal dengan kebudayaan Islam menghasilkan akulturasi budaya yang biasanya nampak pada tradisi-tradisi yang berkembang ditengah-tengah masyarakat. Bentuk-bentuk akulturasi tersebut, seperti tradisi kenduri, beduk, wayang, dan lain-lain.

Untuk lebih jelasnya, yuk pahami penjelasan berikut:

Sejarah perkembangan masuknya agama Islam di Indonesia tidak terlepas dari akulturasi dengan budaya lokal. Ajaran Islam disambut dengan ragam budaya di Nusantara atau Jawa yang sudah berakulturasi dengan budaya Hindu, Buddha, dan tradisi nenek moyang. Hasil akulturasi Islam dengan budaya lokal di Nusantara yang telah ada sebelumnya kemudian menghasilkan sesuatu yang baru dan merupakan perpaduan dari ragam budaya yang berbeda tersebut.

Beberapa contoh tradisi yang merupakan bentuk akulturasi Islam dengan budaya lokal di Nusantara antara lain adalah sebagai berikut.

  1. Tradisi kenduri atau kenduren untuk mendoakan arwah orang yang sudah meninggal dunia. Kenduri ini sudah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Jawa. Sunan Ampel menyesuaikan tradisi ini agar tidak menyimpang dari ajaran Islam.
  2. Beduk, peralatan untuk memberikan penanda waktu salat bagi umat Islam. Sebelumnya, beduk dipakai sebagai penanda waktu dalam peribadatan umat Buddha.
  3. Wayang juga merupakan salah satu bentuk akulturasi Islam dengan budaya lokal di Jawa. Wayang yang sudah dikenal sejak zaman pra-Islam di Jawa digunakan oleh para Walisongo untuk berdakwah agar mudah diterima oleh masyarakat.
  4. Wali songo juga memanfaatkan gamelan untuk menarik minat warga agar menghadiri pengajian sebagai salah satu bentuk syiar Islam. 
  5. Tradisi Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta.
  6. Arsitektur sejumlah masjid di Jawa yang merupakan perpaduan corak Hindu/Buddha dan Islam.
  7. Tembang-tembang Jawa yang sedikit diubah untuk dakwah.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

5

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Pada Masa Kerajaan Hindu Buddha terdapat konsep dewaraja, yaitu raja dianggap sebagai titisan dewa. Konsep ini digunakan sebagai upaya raja memperoleh legitimasi dari rakyat. Pada Masa kesultanan Isla...

57

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia