Pada perkembangan budaya Islam di Indonesia, terjadi akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam dalam berbagai bentuk, antara lain seni bangunan, seni ukir atau seni pahat, dan kesenian
Dalam seni bangunan Islam, ada perpaduan antara unsur Islam dengan budaya pra-Islam yang sudah lebih dulu ada. Seni bangunan Islam yang menonjol adalah masjid. Bangunan masjid-masjid kuno di Indonesia mempunyai ciri-ciri antara lain: Atap berupa tumpang atau bersusun. Semakin ke atas semakin kecil, tingkat paling atas berbentuk limas, jumlah tumpang selalu ganjil (gasal) tiga atau lima. Atap demikian disebut meru. Atap masjid biasanya masih diberi puncak (kemuncak) yang disebut mustaka. Tidak ada menara yang berfungsi sebagai tempat mengumandangkan adzan, berbeda dengan masjid-masjid di luar Indonesia. Makam-makam di tempat-tempat tinggi atau bukit menunjukkan akulturasi. Contoh makam Islam berupa bangunan berbentuk gunungan dengan unsur meru adalah makam Sultan Iskandar Tsani di Aceh.
Dalam seni ukir atau seni pahat Islam
Pada masa perkembangan Islam di zaman madya, seni patung kurang mengalami perkembangan tetapi seni ukir atau seni pahat yang berkembang pesat. Faktor penyebabnyanya adalah adanya ajaran Islam bahwa seni ukir, seni patung dan seni lukis makhluk hidup (hewan dan manusia) tidak diperbolehkan. Ajaran tersebut ditaati masyarakat muslim di Indonesia. Meski seni patung untuk menggambarkan makhluk hidup secara nyata tidak diperbolehkan tetapi seni pahat atau seni ukir terus berkembang.
Dalam kesenian Islam
Pada masa praaksara wayang atau pertuunujukan bayang-bayang telah dilakukan sebagai salah satu media penghubung antara anusia da roh enek moyang. Dan ketika Hindu-Buddha masuk pertunjukan wayang disesuikan dengan pola yang sudah ada. Melihat wayang begitu digemari oleh masyarakat, Walisongo menggunakannya sebagai media penyebaran Islam. Pertunjuka yang menampian Tuhan dan Dewa dalam wujud manusia dilarang dan muncullah boneka wayang yang terbuat dari kulit karenanya disebut wayag kulit.
Dengan demikian 3 proses pertukaran budaya Islam di Indonesia dalam berbentuk, antara lain seni bangunan dilihat dari bentuk bangunan masjid seperti bangunan candi, seni ukir atau pahat yang berkembang menjadi kaligrafi dan seni pertunjukan berupa wayang disesuikan dengan kubayaan Islam oleh Walisongo.