Pada tahun 1512 selain mempersiapkan pasukan dan peralatan perang, Pati Unus selaku panglima besar dari Kesultanan Demak juga berusaha mengetahui kekuatan orang-orang Portugis di Malaka dengan memanfaatkan para pedagang-pedagang Jawa untuk menjadi mata-mata. Dari adanya mata-mata ini, Pati Unus dapat mengetahui bahwa di benteng A'Farmosa yang menjadi benteng pertahanan orang Portugis di Malaka berada di puncak bukit dan telah dipesiapkan meriam-meriam. Dari berita ini, Pati Unus memerintahkan untuk membuat kapal dari kayu Aceh dan juga memperbaiki kapal tiruan dari kapal Ja’far Shodiq yang singgah digalangan kapal Semarang. Untuk mengimbanginya, Pati Unus juga memasang meriam-meriam besar di kapalnya. Hal tersebut dilakukan dengan harapan dapat menembaki benteng Portugis dari jarak jauh. Dengan kapal-kapal ini, Pati Unus ingin merebut Malaka (Mao Lok Sa) dengan armadanya.
Setelah dirasa persiapan sudah cukup, Sultan Fattah memerintahkan Pati Unus untuk memerangi Portugis pada tahun 1512 M dengan jumlah pasukan sekitar 100 kapal dan 5.000 pasukan yang diberangkatkan dari pelabuhan Jepara. Dari Jepara, kemudian berlayar kearah barat, menuju kepulau Sumatera, tepatnya ke arah Palembang. Dari Palembang, perjalanan diteruskan menuju Malaka. Dalam perjalanannya, Pati Unus dan pasukannya sempat singgah sementara waktu di daerah yang terdapat Sungai Kampar, daerah di sekitar Indragiri Sumatera. Dari Kampar, perjalanan terus dilakukan menuju arah barat laut hingga mencapai Malaka yang letaknya berada di seberang utara. Sayangnya, dalam upaya pengusiran Portugis di Malaka, pasukan Demak mengalami kekalahan. Karena keberaniannya, Pati Unus mendapatkan julukan, yaitu Pangeran Sabrang Lor.
Jadi, jawaban yang tepat adalah B.