Kutipan berikut untuk soal nomor 16-20.

    Sebelum media sosial berkembang pesat, puisi sudah terbiasa menambah kekayaan batin manusia. Saat itu karya puisi disajikan dan dipublikasikan kepada khalayak. Publikasi sudah lumrah dilakukan melalui buku dan media cetak lainnya, seperti koran dan majalah. Dengan cara tersebut, pembaca dapat membaca puisi secara individu kapan pun dan di mana pun. Namun, puisi juga dapat melawat pembaca dengan cara yang lebih kompleks, yakni melalui pembacaan puisi. Melalui pembacaan puisi, khalayak menikmati puisi dengan indra pendengarannya pula.

    Di era milenial ini, penyajian dan publikasi puisi bertumpang tindih dalam hiruk pikuk lalu lintas daring. [ .... ] Melalui YouTube, puisi disajikan dalam bentuk video dan memunculkan istilah video puisi. Video puisi melibatkan musik Iatar, tempat, serta slide show gambar-gambar yang mendukung isi puisi, atau diselipkan sajian teaterikal atau sajian poetry reading di antara slide show tersebut. Suara pembacaan puisi tentu tetap terdengar dalam video itu.

    Puisi dalam bentuk video menjadi tampak lebih ringan dan tidak sulit dinikmati. Puisi diterjemahkan ke dalam tampilan visual berbasis internet sehingga menjangkau banyak orang tanpa batasan jarak dan tempat. Puisi visual tampak sangat modern dibandingkan penampilannya dalam buku atau teater-teater terbatas. Tren yang sering kita jumpai saat ini, video puisi memang umumnya tayang di YouTube, tetapi di media lain seperti tayangan televisi lokal pun dapat saja muncul. Peristiwa itu merupakan bagian dari modernisasi puisi yang sedang terjadi.

(Sumber: https://web.archive.org/web/20210313031724/https://www.kurungbuka.com/modernisasi-puisi-di-era-milenial, diakses 12 Maret 2021)  

Esai tersebut merupakan bagian ....