Hasil penelitian para sejarawan membuktikan bahwa alat-alat gerabah sudah mulai dibuat pada masa bermukim dan bercocok tanam, tepatnya pada masa Neolitikum. Walaupun begitu, pembuatan alat-alat gerabah masih terhitung kasar dan sederhana. Alat gerabah itu pertama kali digunakan untuk menyimpan bahan makanan dan minuman, kemudian berkembang digunakan sebagai alat memasak. Bersamaan dengan itu, barang perhiasan juga mulai dibuat. Misalnya, gelang dari batuan kalsedon manik-manik dari tanah liat, kalung dari kulit kerang dan lukisan berwarna-warni. Aneka lukisan itu dapat dijumpai dalam masyarakat pedalaman misalnya di Toraja dan Papua.
Gerabah sendiri merupakan artefak yang terbuat dari tanah liat, yang sangat berpengaruh dalam keberlangsungan hidup manusia masa lampau, karena fungsinya selain menunjang kebutuhan sehari-hari juga merupakan penanda status sosial. Tanah dan kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan, karena tanah merupakan unsur yang dekat dengan manusia sejak lahir di dunia. Dalam alam pikiran manusia tanah juga dipandang sebagai unsur suci, selain api, udara, dan air. Pengolahan tanah liat menjadi gerabah merupakan tradisi yang cukup tua dalam perkembangan kebudayaan manusia serta menjadi awal terbentuknya sistem kemasyarakatan yang teratur. Berdasarkan beberapa kajian terdahulu, terungkap bahwa manusia mulai mengenal gerabah sejak masa bercocok tanam, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pemakaian gerabah jenis kendi sudah lama dikenal oleh manusia, yaitu sejak masa prasejarah. Bentuknya pun berbeda-beda di setiap daerah yang kemungkinan mencerminkan cita rasa yang khas atau mendapat pengaruh dari berbagai kebudayaan yang memasuki suatu daerah daerah sepanjang sejarahnya. Di Indonesia kehadiran kendi pada suatu pemukiman kuno telah memberikan gambaran penting mengenai pola perdagangan dan hubungan budaya yang ditemukan pada kurun waktu tertentu, misalnya hubungan dengan India, Cina, Timur Tengah atau daerah lain di kawasan Asia Tenggara.
Jadi, jawabannya adalah B.