Iklan

Pertanyaan

Deskripsikan peristiwa yang berkaitan perkembangan politik pada masa Demokrasi Parlementer pada Konferensi Asia Afrika(KAA)!

Deskripsikan peristiwa yang berkaitan perkembangan politik pada masa Demokrasi Parlementer pada Konferensi Asia Afrika(KAA)!

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

22

:

50

:

53

Klaim

Iklan

I. Agung

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia

Jawaban terverifikasi

Jawaban

peristiwa yang berkaitan perkembangan politik pada masa Demokrasi Parlementer pada Konferensi Asia Afrika(KAA) adalah tujuan politik luar negeri Indonesia yangberusaha menghapuskan penjajahan, menciptakan perdamaian melalu kerjasama tercapai berkat Konferensi Asia Afrika. Pertemuan ini menghasilkanDasasila Bandung yang merupakan pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan serta kerjasama dunia, dan akhirnya membawa kepada terbentuknyaGerakan Non-Blok pada1961.

 peristiwa yang berkaitan perkembangan politik pada masa Demokrasi Parlementer pada Konferensi Asia Afrika(KAA) adalah tujuan politik luar negeri Indonesia yang berusaha menghapuskan penjajahan, menciptakan perdamaian melalu kerjasama tercapai berkat Konferensi Asia Afrika. Pertemuan ini menghasilkan Dasasila Bandung yang merupakan pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan serta kerjasama dunia, dan akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.

Pembahasan

Masa Demokrasi Parlementer berlangsung pada tahun 1950-1959. Pada masa Demokrasi Parlementer, pemerintah Indonesia ingin memperkuat eksistensi NKRI di kancah internasional melalui kebijakan-kebijakan politik luar negeri. Kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer memiliki empat tujuan utama yaitu : berusaha menghapuskan penjajahan di atas dunia sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea pertama, mendapatkan pengakuan kedaulatan dari dunia internasional, meruntuhkan sistem kolonial secara menyeluruh, menciptakan perdamaian dunia. Salah satu cara untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah melalui Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika. Konferensi ini merupakansebuahkonferensi antara negara-negaraAsiadanAfrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan olehIndonesia, Myanmar, Sri Lanka (dahuluCeylon),IndiadanPakistandan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri IndonesiaSunario. KAAberlangsung antara18 April-24 April1955, diGedung Merdeka,Bandung. Tujuan pertemuan ini adalah untukmempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan neokolonialismeAmerika Serikat,Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya. Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masaPerang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antaraRepublik Rakyat Tiongkokdan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial Prancis diAljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan denganBelandamengenaiIrian Barat. Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebutDasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalamPiagam PBB dan prinsip-prinsipNehru.Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknyaGerakan Non-Blok pada1961. Dengan demikian,peristiwa yang berkaitan perkembangan politik pada masa Demokrasi Parlementer pada Konferensi Asia Afrika(KAA) adalah tujuan politik luar negeri Indonesia yangberusaha menghapuskan penjajahan, menciptakan perdamaian melalu kerjasama tercapai berkat Konferensi Asia Afrika. Pertemuan ini menghasilkanDasasila Bandung yang merupakan pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan serta kerjasama dunia, dan akhirnya membawa kepada terbentuknyaGerakan Non-Blok pada1961.

Masa Demokrasi Parlementer berlangsung pada tahun 1950-1959. Pada masa Demokrasi Parlementer, pemerintah Indonesia ingin memperkuat eksistensi NKRI di kancah internasional melalui kebijakan-kebijakan politik luar negeri. Kebijakan politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Parlementer memiliki empat tujuan utama yaitu : berusaha menghapuskan penjajahan di atas dunia sesuai dengan pembukaan UUD 1945 alinea pertama, mendapatkan pengakuan kedaulatan dari dunia internasional, meruntuhkan sistem kolonial secara menyeluruh, menciptakan perdamaian dunia.

Salah satu cara untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah melalui Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika. Konferensi ini merupakan sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar, Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. KAA berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung. Tujuan pertemuan ini adalah untuk mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan  neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.

Sebanyak 29 negara yang mewakili lebih dari setengah total penduduk dunia pada saat itu mengirimkan wakilnya. Konferensi ini merefleksikan apa yang mereka pandang sebagai ketidakinginan kekuatan-kekuatan Barat untuk mengonsultasikan dengan mereka tentang keputusan-keputusan yang memengaruhi Asia pada masa Perang Dingin; kekhawatiran mereka mengenai ketegangan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Amerika Serikat; keinginan mereka untuk membentangkan fondasi bagi hubungan yang damai antara Tiongkok dengan mereka dan pihak Barat; penentangan mereka terhadap kolonialisme, khususnya pengaruh Prancis di Afrika Utara dan kekuasaan kolonial Prancis di Aljazair; dan keinginan Indonesia untuk mempromosikan hak mereka dalam pertentangan dengan Belanda mengenai Irian Barat.

Sepuluh poin hasil pertemuan ini kemudian tertuang dalam apa yang disebut Dasasila Bandung, yang berisi tentang "pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan dan kerjasama dunia". Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Nehru. Konferensi ini akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.

Dengan demikian, peristiwa yang berkaitan perkembangan politik pada masa Demokrasi Parlementer pada Konferensi Asia Afrika(KAA) adalah tujuan politik luar negeri Indonesia yang berusaha menghapuskan penjajahan, menciptakan perdamaian melalu kerjasama tercapai berkat Konferensi Asia Afrika. Pertemuan ini menghasilkan Dasasila Bandung yang merupakan pernyataan mengenai dukungan bagi kerukunan serta kerjasama dunia, dan akhirnya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

8

Gabriella Audrey Stephania

Pembahasan tidak menjawab soal

Iklan

Pertanyaan serupa

Salah satu misi penting Presiden Soekarno dalam politik luar negeri Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin adalah ....

2

4.5

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia