Iklan

Iklan

Pertanyaan

Coba kalian jelaskan mengenai peradaban awal Indonesia tentangperkembangan sistem pertanian!

Coba kalian jelaskan mengenai peradaban awal Indonesia tentang perkembangan sistem pertanian!

Iklan

A. Jasmine

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

perkembangan sistem pertanian di awal peradaban Indonesia ditandai dengan adanya persaingan dalam hal mendapatkan makanan. Hal ini mendorong sebuah masa yang disebut sebagai masa bercocok tanam dengan ladang berpindah dengan alat-alat yang sederhana. Disebut sebagai ladang berpindah karena jika hutan dirasa tidak produktif lagi, maka manusia purba akan berpindah untuk mencari lahan lain yang masih subur.

perkembangan sistem pertanian di awal peradaban Indonesia ditandai dengan adanya persaingan dalam hal mendapatkan makanan. Hal ini mendorong sebuah masa yang disebut sebagai masa bercocok tanam dengan ladang berpindah dengan alat-alat yang sederhana. Disebut sebagai ladang berpindah karena jika hutan dirasa tidak produktif lagi, maka manusia purba akan berpindah untuk mencari lahan lain yang masih subur.

Iklan

Pembahasan

Zaman pleistosen awal masih didominasi oleh manusia purba yang berpindah pindah tempat atau nomaden. Pada zaman pleistosen tengah, yaitu zaman Calabrian dan Ionian, manusia purba sudah mulai ada yang nomaden dan ada pula yang bertempat tinggal di gua gua. Diperkirakan oleh banyak antropolog dan peneliti, bahwa keadaan bermukimatau membangun tempat tinggal lebih dulu dilakukan sebelum adanya kebiasaan bercocok tanam atau membuat ladang. Beberapa ahli lain menambahkan bahwa keadaan yang terjadi sebelum munculnya berternak dan bercocok tanam pada manusia purba adalah bermukim dan bertambahnya jumlah penduduk pada pemukiman tersebut. Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kawanan manusia purba membuat kondisi makanan yang awalnya melimpah pada daerah pemukiman manusia purba menjadi sedikit dan bahkan kurang. Kecepatan reproduksi hewan buruan cukup lambat dibandingkan kecepatan konsumsi dan pertambahan penduduk manusia purba. Selain itu, kemampuan untuk mereservasi atau mengawetkan daging dan makanan lainnya masih terbilang sederhana saat itu. Selain itu, bertambah banyaknya pemukiman pemukiman manusia purba lain disekitar mereka menambah persaingan terhadap makanan sekitar. Hal diatas menjadi alasan kenapa manusia purba mulai bercocok tanam serta mulai berternak dengan alat-alat yang sederhana. Pada awal masa bercocok tanammereka melaksanakan peladangan berpindah atau pertanian lahan kering ( shifting cultivation ). Pelaksanaan sistem ini dilakukan dengan cara membuka hutan untuk ditanami dan mereka akan berpindah lokasi pertanian ke lahan yang lain apabila dirasa lahan yang mereka tanami sudah tidak produktif lagi. Sistem peladangan dapat dilaksanakan ketika jumlah penduduknya masih sedikitdan hutan sebagai lahan pertanian masih luas. Karena jumlah penduduk bertambah, kebutuhan bahan makanan semakin banyak dan akibatnya sistem perladangan lambat laun menjadi tidak efektif lagi, ditambah lahan pertanian yang diubah menjadi lahan pemukiman. Jadi, perkembangan sistem pertanian di awal peradaban Indonesia ditandai dengan adanya persaingan dalam hal mendapatkan makanan. Hal ini mendorong sebuah masa yang disebut sebagai masa bercocok tanam dengan ladang berpindah dengan alat-alat yang sederhana. Disebut sebagai ladang berpindah karena jika hutan dirasa tidak produktif lagi, maka manusia purba akan berpindah untuk mencari lahan lain yang masih subur.

Zaman pleistosen awal masih didominasi oleh manusia purba yang berpindah pindah tempat atau nomaden. Pada zaman pleistosen tengah, yaitu zaman Calabrian dan Ionian, manusia purba sudah mulai ada yang nomaden dan ada pula yang bertempat tinggal di gua gua. Diperkirakan oleh banyak antropolog dan peneliti, bahwa keadaan bermukim atau membangun tempat tinggal lebih dulu dilakukan sebelum adanya kebiasaan bercocok tanam atau membuat ladang. Beberapa ahli lain menambahkan bahwa keadaan yang terjadi sebelum munculnya berternak dan bercocok tanam pada manusia purba adalah bermukim dan bertambahnya jumlah penduduk pada pemukiman tersebut. Bertambah besarnya anggota kelompok dalam kawanan manusia purba membuat kondisi makanan yang awalnya melimpah pada daerah pemukiman manusia purba menjadi sedikit dan bahkan kurang. Kecepatan reproduksi hewan buruan cukup lambat dibandingkan kecepatan konsumsi dan pertambahan penduduk manusia purba. Selain itu, kemampuan untuk mereservasi atau mengawetkan daging dan makanan lainnya masih terbilang sederhana saat itu. Selain itu, bertambah banyaknya pemukiman pemukiman manusia purba lain disekitar mereka menambah persaingan terhadap makanan sekitar. Hal diatas menjadi alasan kenapa manusia purba mulai bercocok tanam serta mulai berternak dengan alat-alat yang sederhana.

Pada awal masa bercocok tanam mereka melaksanakan peladangan berpindah atau pertanian lahan kering (shifting cultivation). Pelaksanaan sistem ini dilakukan dengan cara membuka hutan untuk ditanami dan mereka akan berpindah lokasi pertanian ke lahan yang lain apabila dirasa lahan yang mereka tanami sudah tidak produktif lagi. Sistem peladangan dapat dilaksanakan ketika jumlah penduduknya masih sedikit dan hutan sebagai lahan pertanian masih luas. Karena jumlah penduduk bertambah, kebutuhan bahan makanan semakin banyak dan akibatnya sistem perladangan lambat laun menjadi tidak efektif lagi, ditambah lahan pertanian yang diubah menjadi lahan pemukiman.

Jadi, perkembangan sistem pertanian di awal peradaban Indonesia ditandai dengan adanya persaingan dalam hal mendapatkan makanan. Hal ini mendorong sebuah masa yang disebut sebagai masa bercocok tanam dengan ladang berpindah dengan alat-alat yang sederhana. Disebut sebagai ladang berpindah karena jika hutan dirasa tidak produktif lagi, maka manusia purba akan berpindah untuk mencari lahan lain yang masih subur.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

13

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Jelaskan perubahan kehidupan masyarakat Indonesia pada masa pra aksara dari segi pendidikan!

2

3.6

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia