Iklan

Pertanyaan

Buatlah teks kritik berdasarkan puisi tersebut! Orang-Orang Malioboro 1969 Rumah kami Malioboro Mata kami Malioboro Hati kami Malioboro Buku kami Malioboro Puisi kami Malioboro .... Di pojok Stasiun Tugu, masih melintas kereta demi kereta sedang kami malah menyimpan cemas dalam saku dalam kata, dalam senyum, ketika hanya secarik catatan layak dibanggakan, dipamerkan pengganti ijazah yang terlipat dalamangan-angan .... Karya: Imam Budhi Santosa (Dikutip dari dari: Esti Ismawati, Kritik Sastra , Yogyakarta, Ombak, 2014)

Buatlah teks kritik berdasarkan puisi tersebut!


Orang-Orang Malioboro 1969

Rumah kami Malioboro
Mata kami Malioboro
Hati kami Malioboro
Buku kami Malioboro
Puisi kami Malioboro
....
Di pojok Stasiun Tugu, masih melintas kereta demi kereta
sedang kami malah menyimpan cemas dalam saku
dalam kata, dalam senyum, ketika hanya secarik catatan
layak dibanggakan, dipamerkan
pengganti ijazah yang terlipat dalam angan-angan
....

Karya: Imam Budhi Santosa
(Dikutip dari dari: Esti Ismawati, Kritik Sastra, Yogyakarta, Ombak, 2014) 

 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

02

:

49

:

17

Iklan

A. Dwianto

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Yogyakarta

Jawaban terverifikasi

Jawaban

kritik sastra ditulis berdasarkan penilaian terhadap sebuah karya sastra yang telah kita baca.

kritik sastra ditulis berdasarkan penilaian terhadap sebuah karya sastra yang telah kita baca.undefined 

Pembahasan

Pembahasan
lock

Berikut adalah teks kritik berdasar puisi di atas. Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Aturan dalam penulisan puisi perlu diperhatikan agar puisi tersebut dapat dinikmati, baik dari segi isi maupun bentuk. Dalam puisi Orang-Orang Malioboro 1969 karya Imam Budhi Santosa di atas memuat lima larik dalam setiap baitnya. Imam Budhi Santosa adalah penulis Indonesia yang lahir di Magetan. Namun, beliau dikenal sebagai sastrawan yang berbasis di Yogyakarta. Hal tersebut tampaknya memengaruhi pemilihan kosakatanya dalam puisi ini. Pada bait pertama, terdapat repetisi atau pengulangan pada kata Malioboro. Malioboro diibaratkan sebagai rumah, mata, hati, buku, dan puisi oleh penulis. Hal itu memperlihatkan kedekatan penulis dengan kotanya, yakni Yogyakarta. Dalam bait kedua membahas tentang susahnya sekumpulan orang, termasuk penulis, dalam mencari pekerjaan. Hal tersebut terlihat pada larik kedua yaitu /sedang kami malah menyimpan cemas dalam saku/ menunjukkan penulis hanya bisa menyimpan cemas bukan uang dalam saku. Bahasa yang digunakan penyair sangat sederhana dan tidak ada yang bermakna konotasi. Secara keseluruhan, pesan yang ingin disampaikan disusun secara apik menggunakan bahasa yang sederhana. Penyampaian pesan tentang suasana hati orang-orang yang kesusahan dalam mencari pekerjaan meskipun di tanah kelahirannya sendiri dapat dipahami dengan mudah tanpa harus menafsirkan lebih dalam lagi. Dengan demikian, kritik sastra ditulis berdasarkan penilaian terhadap sebuah karya sastra yang telah kita baca.

Berikut adalah teks kritik berdasar puisi di atas.

    Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait. Aturan dalam penulisan puisi perlu diperhatikan agar puisi tersebut dapat dinikmati, baik dari segi isi maupun bentuk.

    Dalam puisi Orang-Orang Malioboro 1969 karya Imam Budhi Santosa di atas memuat lima larik dalam setiap baitnya. Imam Budhi Santosa adalah penulis Indonesia yang lahir di Magetan. Namun, beliau dikenal sebagai sastrawan yang berbasis di Yogyakarta. Hal tersebut tampaknya memengaruhi pemilihan kosakatanya dalam puisi ini. Pada bait pertama, terdapat repetisi atau pengulangan pada kata Malioboro. Malioboro diibaratkan sebagai rumah, mata, hati, buku, dan puisi oleh penulis. Hal itu memperlihatkan kedekatan penulis dengan kotanya, yakni Yogyakarta.  

    Dalam bait kedua membahas tentang susahnya sekumpulan orang, termasuk penulis, dalam mencari pekerjaan. Hal tersebut terlihat pada larik kedua yaitu /sedang kami malah menyimpan cemas dalam saku/ menunjukkan penulis hanya bisa menyimpan cemas bukan uang dalam saku. Bahasa yang digunakan penyair sangat sederhana dan tidak ada yang bermakna konotasi.

    Secara keseluruhan, pesan yang ingin disampaikan disusun secara apik menggunakan bahasa yang sederhana. Penyampaian pesan tentang suasana hati orang-orang yang kesusahan dalam mencari pekerjaan meskipun di tanah kelahirannya sendiri dapat dipahami dengan mudah tanpa harus menafsirkan lebih dalam lagi.

Dengan demikian, kritik sastra ditulis berdasarkan penilaian terhadap sebuah karya sastra yang telah kita baca.undefined 

Buka akses jawaban yang telah terverifikasi

lock

Yah, akses pembahasan gratismu habis


atau

Dapatkan jawaban pertanyaanmu di AiRIS. Langsung dijawab oleh bestie pintar

Tanya Sekarang

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

34

Iklan

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu