Iklan

Pertanyaan

Cermati kutipan hikayat berikut!


Dimnah di Hadapan Raja Singa

    Syahdan pada suatu hari yang baik berjalanlah Dimnah pergi menghadap raja singa. Demi sampai kehadapan raja sujudlah ia menjunjung duli. Akan singa tiadalah ia kenal siapa Dimnah, oleh itu bertanyalah ia kepada yang duduk di dekatnya, siapakah yang menyembah kepadanya itu. Setelah diterangkan orang siapa ayahnya, barulah raja singa ingat bahwa ia tabu akan bapa Dimnah. Maka bertitahlah raja,
    "Hai Dimnah, di manakah engkau selama ini?"
    "Ampun tuanku, beribu ampun," jawab Dimnah,
"adalah patik yang hina ini senantiasa jua duduk di pintu balairung Tuanku, menanti-nantikan kalau-kalau ada sesuatu perkara yang dapat patik jadikan jalan akan berkhidmat kepada Tuanku, baik dengan diri maupun dengan harta dan pikiran. Bukankah, kata patik kepada diri patik, di penghadapan raja senantiasa timbul berbagai-bagai perkara, dan masakan di antara perkara yang banyak ragamnya itu tidak ada agak sebuah yang perlu tenaga seseorang yang tiada berharga sebagai patik ini sekalipun? Tuanku pun lebih mengetahui bahwa sekali-kali orang yang bagaimana rendah dan hinanya pun, ada juga perlunya kepada raja dan negeri. Ranting yang kering yang tercampak di jalan raya pun terkadang-kadang ada gunanya, sekurang-kurangnya penggaruk gatal di tempat yang tiada tecapai oleh tangan. Betapa pula orang, yang banyak sedikit pun ada mempunyai akal.
    Sangat tercengang raja mendengar kata Dimnah demikian, dan mengertilah baginda bahwa Dimnah adalah seseorang yang bijaksana juga. "Orang itu berilmu rupanya," kata baginda dalam hati. "Hanya belum terkenal namanya. Oleh sebab itu, dicarinya juga jalan hendak mengemukakan dirinya, ibarat api bagaimana pun diusahakan memadaminya, namun nyalanya bertambah tinggi juga."
    Sekalipun seseorang berteman banyak tetapi tiada berilmu, tiada juga gunanya baginya. Bahkan kerapkali hanya mendatangkan bahaya. Tidak ada sesuatu pekerjaan pun juga yang perlu pekerja yang banyak, tetapi tiap-tiap pekerjaan perlu pekerja yang pandai. Orang yang harap kepada penolong yang banyak, kerapkali sama halnya dengan seorang yang memikul batu besar, ia payah, tetapi suatu pun tiada faedahnya. Kalau yang perlu pohon, tentulah ranting tiada berguna, sekalipun banyak. Ampun Tuanku, Tuankulah yang terutama tiada akan menyia-nyiakan budi yang mulia, sekalipun terlihat pada orang yang hina dena. Bukankah kerapkali terjadi yang hina itu terpandang
mulia akhirnya? Tali busur dari urat binatang mati diperbuat orang tetapi setelah terpasang pada busur, tangan raja pun tiada segan memegangnya."
    Kemudian supaya yang hadir jangan menyangka bahwa ia dihormati raja karena raja tahu akan ayahnya, berkatalah pula Dimnah, "Ampun, Tuanku, raja tiadalah memuliakan seseorang karena bapanya mulia umpamanya, atau menghinakannya karena bapanya hina. Tetapi raja memandang hanya kepada diri orang itu semata-mata, karena nyatalah tiada yarig lebih dekat seseorang lain daripada dirinya sendiri jua."
    Makin bertambah heran raja mendengar tutur kata Dimnah, dan bertitahlah raja menyuruh Dimnah duduk lebih dekat kepadanya. Kemudian raja pun bersabda. "Manusia tabiatnya dua macam. Ada yang lekas panas seperti ular yang berbisa. Jika.kebetulan terpijak dan tiada ia menggigit, janganlah diulang memijaknya sekali lagi. Ketika itu tak dapat tidak ia pasti menggigit. Kedua, orang yang dingin tabiatnya. Tetapi sebagai ranting yang kering, apabila lama dipergosokkan tentu keluar juga api daripadanya. Oleh sebab itu, apabila raja lupa menghormati seseorang sesungguhnya patut dihormati, janganlah ia terus menerus lupa. Lebih lekas ditebasnya kelupaan itu lebih baik baginya."

(Dikutip dari: Baidaba, Hikayat Kalilah dan Dimnah, Jakarta, Balai Pustaka, 2011)undefined 

Buatlah sinopsis atau ringkasanberdasarkan pokok-pokok isi Hikayat Indera Bangsawan!

Buatlah sinopsis atau ringkasan berdasarkan pokok-pokok isi Hikayat Indera Bangsawan! 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

05

:

20

:

37

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Sinopsis Hikayat Dimnah di Hadapan Raja Singa Suatu hari Dimnah datang menghadap raja singa, sebelumnya raja sama sekali tak mengenal siapa yang tiba-tiba datang menyembahnya itu,tetapi kemudian setelah diterangkan siapa ayah Dimnah raja bertanya dimanakah Dimnah selama ini, Dimnah pun menjelaskan bahwa selama ini ia menantikan sesuatu yang dapat ia lakukan untuk mengabdi kepada rajanya walaupun ia seorang yang hina tetapi kadang juga mempunyai perlu kepada rajanya, kata Dimnah ranting yang kering di jalanan kadang ada gunanya setidaknya sebagai penggaruk gatal pada tubuh yang tak tercapai oleh tangan. Raja pun tercengang mendengar pernyataan Dimnah itu, ia menyimpulkan bahwa Dimnah adalah orang yang bijak dan berilmu meskipun belum terkenal namanya.Karena raja termenung cukup lama akhirnya Dimnah meminta maaf jika raja tidak berkenan dengan kedatangannya Dimnah melanjutkan kata-kata hikmahnya bahwasannya tali busur dari urat binatang mati akibat ulah orang setelah terpasang dalam busur tangan raja sekalipun tidak akan segan memegangnya.Karena Dimnah khawatir bahwa raja tahu siapa ayahnya Dimnah memberikan pengertian bahwa seorang raja yang bijak tidak akan melihat seseorang dengan melihat siapa ayahnya.Tetapi seorang raja yang baik hanya akan memuliakan atau menghinakan seseorang hanya dengan melihat siapa diri seseorang itu, karena sesungguhnya tidak ada orang lain yang lebih dekat kepada seseorang kecuali dirinya sendiri. Raja semakin heran dengan Dimnah kemudian raja bersabda : manusia itu ada dua macam yang pertama yakni orang yang panas tabiatnya semisal ular yang bebisa jika kebetulan ia terinjak dan belum menggigit jangan pernah menginjaknya sekali lagi karena ular itu tentu akan menggigit siapa yang menginjaknyaitu.Keduaorang yang dingin tabiatnya seperti ranting yang kering jika ia lama tak digosokkan maka akan keluar api dari ranting keringitu.Olehsebab itu apabila raja lupa menghormati seseorang yang patut dihormati,janganlah sebagai raja ia terus menerus lupa. Lebih baik semua kelupaanya itu ditebusnya.

Sinopsis Hikayat Dimnah di Hadapan Raja Singa

    Suatu hari Dimnah datang menghadap raja singa, sebelumnya raja sama sekali tak mengenal siapa yang tiba-tiba datang menyembahnya itu,tetapi kemudian setelah diterangkan siapa ayah Dimnah raja bertanya dimanakah Dimnah selama ini, Dimnah pun menjelaskan bahwa selama ini ia menantikan sesuatu yang dapat ia lakukan untuk mengabdi kepada rajanya  walaupun ia seorang yang hina tetapi kadang juga mempunyai perlu kepada rajanya, kata Dimnah ranting yang kering di jalanan kadang ada gunanya setidaknya sebagai penggaruk gatal pada tubuh yang tak tercapai oleh tangan.

    Raja pun tercengang mendengar pernyataan Dimnah itu, ia menyimpulkan bahwa Dimnah adalah orang yang bijak dan berilmu meskipun belum terkenal namanya.Karena raja termenung cukup lama akhirnya Dimnah meminta maaf jika raja tidak berkenan dengan kedatangannya Dimnah melanjutkan kata-kata hikmahnya bahwasannya tali busur dari urat binatang mati akibat ulah orang setelah terpasang dalam busur tangan raja sekalipun tidak akan segan memegangnya.Karena Dimnah khawatir bahwa raja tahu siapa ayahnya Dimnah memberikan pengertian bahwa seorang raja yang bijak tidak akan melihat seseorang dengan melihat siapa ayahnya.Tetapi seorang raja yang baik hanya akan memuliakan atau menghinakan seseorang hanya dengan melihat siapa diri seseorang itu, karena sesungguhnya tidak ada orang lain yang lebih dekat kepada seseorang kecuali dirinya sendiri.

    Raja semakin heran dengan Dimnah kemudian raja bersabda : manusia itu ada dua macam yang pertama yakni orang yang panas tabiatnya semisal ular yang bebisa jika kebetulan ia terinjak dan belum menggigit jangan pernah menginjaknya sekali lagi karena ular itu tentu akan menggigit siapa yang menginjaknya itu.Kedua orang yang dingin tabiatnya seperti ranting yang kering jika ia lama tak digosokkan maka akan keluar api dari ranting kering itu.Oleh sebab itu apabila raja lupa menghormati seseorang yang patut dihormati,janganlah sebagai raja ia terus menerus lupa. Lebih baik semua kelupaanya itu ditebusnya.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

4

Iklan

Pertanyaan serupa

Buatlah sinopsis kutipan hikayat tersebut!

4

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia