1. Penamaan senyawa
Senyawa tersebut merupakan senyawa kovalen biner yang terdiri dari dua unsur nonlogam. Aturan penamaanya yaitu:
- Menuliskan terlebih dahulu unsur dengan bilangan oksidasi positif baru kemudian diikuti dengan unsur bilangan oksidasi negatif.
- Unsur-unsur nonlogam dapat membentuk lebih dari satu senyawa biner. Oleh karena itu, diperlukan awalan seperti: 1 = mono, 2 = di, 3 = tri, dan seterusnya.
Oleh karena itu, nama yang sesuai yaitu dikloro trioksida.
Jadi nama nama senyawa yang tepat adalah dikloro trioksida.
2. Penamaan senyawa
Senyawa merupakan senyawa ionik poliatomik yang terdiri dari kation yang merupakan kation dari unsur logam golongan utama dan anion yang merupakan ion yang merupakan anion poliatomik yang mengandung unsur oksigen (oksianion). .
Penamaan kation dari unsur logam golongan utama adalah berdasarkan nama unsurnya, sehingga ion diberi nama ion alumunium dan penamaan oksianion dengan jumlah oksigen lebih banyak diberi akhiran -at sehingga ion diberi nama ion nitrat. Nama kation dituliskan terlebih dahulu kemudian disusul dengan nama anion. Maka penamaan senyawanya adalah alumunium nitrat.
Jadi penamaan senyawa yang benar adalah alumunium nitrat.
3. Penamaan senyawa
Senyawa merupakan senyawa ionik poliatomik yang terdiri dari kation yang merupakan kation dari unsur logam golongan transisi yang memiliki muatan lebih dari satu dan anion yang merupakan ion hidroksida.
Penamaan kation dari unsur logam transisi menggunakan nama unsur dalam Bahasa Indonesia diikut angka Romawi dalam tanda kurung yang menunjukan muatan kation sehingga ion diberi nama ion Besi(II) dan anion diberi nama ion hidroksida. Nama kation dituliskan terlebih dahulu kemudian disusul dengan nama anion, maka penamaan senyawanya adalah besi(II) hidroksida.
Jadi nama senyawa yang benar adalah besi(II) hidroksida.