Fibrosis sistik merupakan penyakit yang diturunkan secara autosomal resesif, artinya seorang penderita pasti memiliki genotipe homozigot resesif. Diasumsikan bahwa gen penyebab fibrosis sistik adalah gen F, maka penderita fibrosis sistik pasti memiliki genotip ff. Berdasarkan narasi soal, diketahui bahwa Afif pernah menikah dan memiliki anak penderita fibrosis sistik (ff), sehingga dapat diketahui bahwa salah satu gen f pada anaknya diperoleh dari afif. Afif sendiri bukanlah penderita, sehingga kesimpulannya afif memiliki genotipe Ff.
Calon istri baru Afif memiliki kakak yang meninggal akibat fibrosis sistik, berarti genotipnya adalah ff. Kemungkinan individu ff diperoleh dari persilangan antara:
- Ff x Ff
- Ff x ff
- atau ff x ff.
Namun di soal dinyatakan bahwa orangtua afif maupun calon istrinya tidak ada yang menderita fibrosis sistik, sehingga genotipe orangtua istri baru afif adalah Ff x Ff.
Persilangan Ff x Ff menghasilkan kemungkinan anak ¼ FF, ½ Ff, ¼ ff. Calon istri baru Afif jelas bukan penderita, sehingga kemungkinan ¼ ff tidak mungkin dan tidak dimasukkan perhitungan. Artinya calon istri afif memiliki kemungkinan ⅓ FF dan ⅔ Ff. Kemungkinan untuk Afif dan calon istrinya mempunyai anak fibrosis sistik adalah ketika keduanya memiliki genotip heterozigot. Kemungkinan istri baru afif bergenotip Ff adalah ⅔. Sehingga, jika terjadi perkawinan antara afif dan calon istrinya, maka persilangan Ff x Ff menghasilkan kemungkinan anak ¼ FF, ½ Ff, ¼ ff. Dengan kemungkinan istrinya bergenotipe Ff adalah ⅔, dan kemungkinan anak mereka fibrosis sistik ¼, maka kemungkinan Afif dan istri barunya memiliki anak fibrosis sistik adalah ⅔ x ¼ = 1/6.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah B.