Iklan

Iklan

Pertanyaan

Bagaimanakah akhir hidup Gajah Mada setelah perang bubat?

Bagaimanakah akhir hidup Gajah Mada setelah perang bubat?

Iklan

C. Susilo

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

setelah perang Bubat, posisi Gajah Mada dicopot oleh Hayam Wuruk dan dapat dikatakan perannya sudah berakhir untuk Kerajaan Majapahit hingga akhir hidupnya.

setelah perang Bubat, posisi Gajah Mada dicopot oleh Hayam Wuruk dan dapat dikatakan perannya sudah berakhir untuk Kerajaan Majapahit hingga akhir hidupnya.

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Tragedi Perang Bubat ini bermula dari keinginan Raja Hayam Wuruk untuk meminang putri Kerajaan Sunda, yakni Putri Dyah Pitaloka Citraresmi. Awalnya, pinangan ini murni karena sang raja Hayam Wuruk jatuh hati kepada putri Sunda tersebut, namun Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit, melihat kesempatan ini sebagai celah untuk menaklukkan Kerajaan Sunda.Ketika rombongan Maharaja Lingga Buana sampai di Pesanggrahan Bubat, timbul niat Mahapatih Gajah Mada untuk memenuhi Sumpah Palapa, yaitu menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Kerajaan Sunda.Mahapatih Gajah Mada berdalih, kedatangan Maharaja Lingga Buana di Pesanggarahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit.Sayangnya, niat Mahapatih Gajah Mada tersebut didengar oleh Maharaja Lingga Buana, hingga akhirnya menimbulkan persilisihan di antara kedua kerajaan tersebut. Utusan Kerajaan Sunda sudah berupaya mengingatkan kalau kedatangan Kerajaan Sunda ke Majapahit hanya untuk pernikahan Putri Dyah Pitaloka Citraresmi dengan Raja Hayam Wuruk. Karena perselisihan tersebut akhirnya terjadi perang diantara pasukan Gajah Mada dan rombongan Kerajaan Sunda.Perang Bubat tersebut berakhir dengan gugurnya Maharaja Lingga Buana, para pejabat Kerajaan Sunda, para Menteri Kerajaan Sunda, dan beberapa keluarga Kerajaan Sunda. Gugurnya Maharaja Lingga Buana ini membuat Putri Dyah Pitaloka Citraresmi sedih, hingga memutuskan melakukan tindakan bela pati, atau bunuh diri.Hal ini menimbulkan kemarahan yang besar dari Hayam Wuruk terhadap Gajah Mada yang pada akhirnya gelarnya sebagai mahapatih dicopot.Dampak perang bubat saat itu akhirnya merenggangkan hubungan Gajah Mada dengan Hayam Wuruk, karena Dyah Pitaloka turut menjadi korban dan membuat Hayam Wuruk patah hati. Para pejabat dan bangsawan Majapahit mencerca Gajah Mada karena tindakannya yang ceroboh tersebut, terlalu lancang dan tidak memedulikan perasaan rajanya. Dengan demikian setelah perang Bubat, posisi Gajah Mada dicopot oleh Hayam Wuruk dan dapat dikatakan perannya sudah berakhir untuk Kerajaan Majapahit hingga akhir hidupnya.

Tragedi Perang Bubat ini bermula dari keinginan Raja Hayam Wuruk untuk meminang putri Kerajaan Sunda, yakni Putri Dyah Pitaloka Citraresmi. Awalnya, pinangan ini murni karena sang raja Hayam Wuruk jatuh hati kepada putri Sunda tersebut, namun Gajah Mada sebagai Mahapatih Majapahit, melihat kesempatan ini sebagai celah untuk menaklukkan Kerajaan Sunda. Ketika rombongan Maharaja Lingga Buana sampai di Pesanggrahan Bubat, timbul niat Mahapatih Gajah Mada untuk memenuhi Sumpah Palapa, yaitu menaklukkan berbagai kerajaan di Nusantara, termasuk Kerajaan Sunda. Mahapatih Gajah Mada berdalih, kedatangan Maharaja Lingga Buana di Pesanggarahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Sayangnya, niat Mahapatih Gajah Mada tersebut didengar oleh Maharaja Lingga Buana, hingga akhirnya menimbulkan persilisihan di antara kedua kerajaan tersebut. Utusan Kerajaan Sunda sudah berupaya mengingatkan kalau kedatangan Kerajaan Sunda ke Majapahit hanya untuk pernikahan Putri Dyah Pitaloka Citraresmi dengan Raja Hayam Wuruk. Karena perselisihan tersebut akhirnya terjadi perang diantara pasukan Gajah Mada dan rombongan Kerajaan Sunda. Perang Bubat tersebut berakhir dengan gugurnya Maharaja Lingga Buana, para pejabat Kerajaan Sunda, para Menteri Kerajaan Sunda, dan beberapa keluarga Kerajaan Sunda. Gugurnya Maharaja Lingga Buana ini membuat Putri Dyah Pitaloka Citraresmi sedih, hingga memutuskan melakukan tindakan bela pati, atau bunuh diri. Hal ini menimbulkan kemarahan yang besar dari Hayam Wuruk terhadap Gajah Mada yang pada akhirnya gelarnya sebagai mahapatih dicopot. Dampak perang bubat saat itu akhirnya merenggangkan hubungan Gajah Mada dengan Hayam Wuruk, karena Dyah Pitaloka turut menjadi korban dan membuat Hayam Wuruk patah hati. Para pejabat dan bangsawan Majapahit mencerca Gajah Mada karena tindakannya yang ceroboh tersebut, terlalu lancang dan tidak memedulikan perasaan rajanya.

Dengan demikian setelah perang Bubat, posisi Gajah Mada dicopot oleh Hayam Wuruk dan dapat dikatakan perannya sudah berakhir untuk Kerajaan Majapahit hingga akhir hidupnya.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

8

Chika Amadhea Dwi Arnetta

Makasih ❤️

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Di mana gajah mada di makamkan?

44

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia