Iklan

Pertanyaan

Bagaimana perkembangan politik Kerajaan Banten?

Bagaimana perkembangan politik Kerajaan Banten? 

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

21

:

40

:

50

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

secara kehidupan politik, terutama di awal pendirian, Kesultanan Banten merupakan bagian dari Kesultanan Cirebon dan Demak, meski pada akhirnya mampu melepaskan diri dari pengaruh keduanya dan berdiri sebagai kerajaan Islam yang berdaulat.

secara kehidupan politik, terutama di awal pendirian, Kesultanan Banten merupakan bagian dari Kesultanan Cirebon dan Demak, meski pada akhirnya mampu melepaskan diri dari pengaruh keduanya dan berdiri sebagai kerajaan Islam yang berdaulat.

Pembahasan

Pembahasan
lock

Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam di ujung barat pulau Jawa, namun, sebelum menjelma menjadi Kesultanan Islam yang besar, sejatinya daerah ini merupakan wilayah vassal (bagian) dari pengaruh Kesultanan Cirebon dan Demak. Penguasa Kesultanan Cirebon pada waktu itu, yakni Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (1479-1568 masehi), dalam rangka untuk menyebarluaskan penyebaran agama Islam, termasuk salah satunya wilayah Banten yang merupakan bagian dari wilayah kekusaannya, beliau dibantu oleh putranya yang bernama Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakinking. Pada tahun 1552, Sunan Gunung Jati menunjuk Maulana Hasanuddin untuk memimpin Banten dan menjadikan Surosowan Banten Lama (Banten Lor) sebagai pusat pemerintahannya, sehingga dalam perspektif kehidupan politik, Kesultanan Banten mulai berdiri pada tahun 1552, dengan Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakinking sebagai sultan pertama. Pada awalnya Kesultanan Banten yang berada di bawah pimpinan Sultan Maulana Hasanuddin sejak 1552 masehi, masih berada dalam pengaruh Kesultanan Cirebon, akan tetapi, setelah wafatnya Sunan Gunung Jati pada 1568 masehi, Maulana Hasanuddin mendeklarasikan diri sebagai kerajaan yang merdeka dan lepas dari pengaruh Kesultanan Cirebon ataupun Demak. Di era kekuasaanya (1552-1570 masehi), Banten mencapai masa kejayaan awalnya. Berbagai pondasi keemasan seperti Keraton Surosowan dan proses penyebaran Islam, peletakan awalnya dilakukan oleh Maulana Hasanuddin hingga di era-era berikutnya terutama di Masa Sultan Ageng Tirtayasa memerintah (1651-1683), Kesultanan Banten mengalami kejayaan yang pesat, terutama dalam perdagangan dan penyebaran Islam. Jadi, secara kehidupan politik, terutama di awal pendirian, Kesultanan Banten merupakan bagian dari Kesultanan Cirebon dan Demak, meski pada akhirnya mampu melepaskan diri dari pengaruh keduanya dan berdiri sebagai kerajaan Islam yang berdaulat.

Kesultanan Banten merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam di ujung barat pulau Jawa, namun, sebelum menjelma menjadi Kesultanan Islam yang besar, sejatinya daerah ini merupakan wilayah vassal (bagian) dari pengaruh Kesultanan Cirebon dan Demak. 
Penguasa Kesultanan Cirebon pada waktu itu, yakni Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati (1479-1568 masehi), dalam rangka untuk menyebarluaskan penyebaran agama Islam, termasuk salah satunya wilayah Banten yang merupakan bagian dari wilayah kekusaannya, beliau dibantu oleh putranya yang bernama  Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakinking. Pada tahun 1552, Sunan Gunung Jati menunjuk Maulana Hasanuddin untuk memimpin Banten dan menjadikan Surosowan Banten Lama (Banten Lor) sebagai pusat pemerintahannya, sehingga dalam perspektif kehidupan politik, Kesultanan Banten mulai berdiri pada tahun 1552, dengan Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakinking sebagai sultan pertama. 
Pada awalnya Kesultanan Banten yang berada di bawah pimpinan Sultan Maulana Hasanuddin sejak 1552 masehi, masih berada dalam pengaruh Kesultanan Cirebon, akan tetapi, setelah wafatnya Sunan Gunung Jati pada 1568 masehi, Maulana Hasanuddin mendeklarasikan diri sebagai kerajaan yang merdeka dan lepas dari pengaruh Kesultanan Cirebon ataupun Demak. 
Di era kekuasaanya (1552-1570 masehi), Banten mencapai masa kejayaan awalnya. Berbagai pondasi keemasan seperti Keraton Surosowan dan proses penyebaran Islam, peletakan awalnya dilakukan oleh Maulana Hasanuddin hingga di era-era berikutnya terutama di Masa Sultan Ageng Tirtayasa memerintah (1651-1683), Kesultanan Banten mengalami kejayaan yang pesat, terutama dalam perdagangan dan penyebaran Islam. 

Jadi, secara kehidupan politik, terutama di awal pendirian, Kesultanan Banten merupakan bagian dari Kesultanan Cirebon dan Demak, meski pada akhirnya mampu melepaskan diri dari pengaruh keduanya dan berdiri sebagai kerajaan Islam yang berdaulat.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

6

Talitha adella lailia zahra

Pembahasan tidak menjawab soal

Iklan

Pertanyaan serupa

Apa yang kamu ketahui tentang Uli Siwa dan Uli lima? Jelaskan secara singkat.

17

4.5

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia