Iklan

Pertanyaan

Bagaimana perkembangan infrastruktur politik di Indonesia Masa Pascakemerdekaan (1945-1965)

Bagaimana perkembangan infrastruktur politik di Indonesia Masa Pascakemerdekaan (1945-1965)

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

21

:

06

:

34

Klaim

Iklan

C. Sianturi

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

kondisi politikdi Indonesia berada di dalam bencana. Setelah kemerdekaan di tahun 1945 (dan penghentian konflik dengan Belanda di tahun 1949), negara muda ini dilanda dengan politik internal yang berbahaya karena beberapa kekuatan politik - termasuk militer, nasionalis, partai-partai Islam, dan komunis - saling berlawanan satu sama lain. Selama satu dekade, Sukarno, Presiden pertama Indonesia, cukup sukses untuk membendung ancaman dari kekuatan-kekuatan ini dengan menggunakan kekuatan kharismanya. Namun, pada pertengahan 1960an, kegagalannya terbukti nyata.

kondisi politik di Indonesia berada di dalam bencana. Setelah kemerdekaan di tahun 1945 (dan penghentian konflik dengan Belanda di tahun 1949), negara muda ini dilanda dengan politik internal yang berbahaya karena beberapa kekuatan politik - termasuk militer, nasionalis, partai-partai Islam, dan komunis - saling berlawanan satu sama lain. Selama satu dekade, Sukarno, Presiden pertama Indonesia, cukup sukses untuk membendung ancaman dari kekuatan-kekuatan ini dengan menggunakan kekuatan kharismanya. Namun, pada pertengahan 1960an, kegagalannya terbukti nyata.

Pembahasan

Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the sosial political sphere), akan selalu ada keterkaitan atau keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain ke dalam berbagai macam golongan yang biasanya disebut “kekuatan sosial politik masyarakat”. Kelompok masyarakat tersebut yang merupakan kekuatan politik riil didalam masyarakat, disebut “infrastruktur politik”. Berdasakan teori politik, infrastruktur politik mencakup 5 (lima) unsur atau komponen sebagai berikut : Partai politik ( political party ), kelompok kepentingan ( interst group ), kelompok penekan ( pressure group ), media komunikasi politik ( political communication media ) dan tokoh politik ( political figure ). Partai politik sebagai institusi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat dalam mengendalikan kekuasaan. Hubungan ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat yang melahirkannya. Kalau kelahiran partai politik dilihat sebagai pengewajantahan dari kedaulatan rakyat dalam poltik formal, maka semangat kebebasan selalu dikaitkan orang ketika berbicara tentang partai politik sebagai pengendali kekuasaan.Tumbuh suburnya partai-partai politik pasca kemerdekaan, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tertanggal 3 November 1945 yang ditandantangani Wakil Presden Moh. Hatta yang antara lain memuat keinginan pemerintah akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi (aliran pahamnya) secara teratur. Sejak dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tersebut, dapat diklasifikasi sejumlah partai politik yang ada sebagai berikut : Dasar Ketuhanan : a) Partai Masjumi, b) Partai Sjarikat Indonesia, c) Pergerakan Tarbiyan Islamiah (Perti), d) Partai Kristen Indonesia (Parkindo), e) Nahdlatul Ulama (NU), dan f) Partai Katolik. Dasar Kebangsaan : Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia Raya (Parindra Persatuan Indonesia Raya (PIR), Partai Rakyat Indonesia (PRI), Partai Demokrasi Rakyat (Banteng), Partai Rakyat Nasional (PRN), Partai Wanita Rakyat (PWR), Partai Kebangsaan Indonesia (Parki), Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI), Ikatan Nasional Indonesia (INI), Partai Rakyat Jelata (PRJ), Partai Tani Indonesia (PTI), Wanita Demokrasi Indonesia (PTI). Dasar Marxisme : Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia, Partai Murba, Partai Buruh, Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai). Dasar Nasionalisme: Partai Demokrat Tionghoa (PTDI), Partai Indonesia Nasional(PIN), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Masa Orde baru (tahun 1966-1998). Dengan demikian, kondisi politikdi Indonesia berada di dalam bencana. Setelah kemerdekaan di tahun 1945 (dan penghentian konflik dengan Belanda di tahun 1949), negara muda ini dilanda dengan politik internal yang berbahaya karena beberapa kekuatan politik - termasuk militer, nasionalis, partai-partai Islam, dan komunis - saling berlawanan satu sama lain. Selama satu dekade, Sukarno, Presiden pertama Indonesia, cukup sukses untuk membendung ancaman dari kekuatan-kekuatan ini dengan menggunakan kekuatan kharismanya. Namun, pada pertengahan 1960an, kegagalannya terbukti nyata.

Didalam suatu kehidupan politik rakyat (the sosial political sphere), akan selalu ada keterkaitan atau keterhubungan dengan kelompok-kelompok lain ke dalam berbagai macam golongan yang biasanya disebut “kekuatan sosial politik masyarakat”. Kelompok masyarakat tersebut yang merupakan kekuatan politik riil didalam masyarakat, disebut “infrastruktur politik”. Berdasakan teori politik, infrastruktur politik mencakup 5 (lima) unsur atau komponen sebagai berikut :

  1. Partai politik (political party ),
  2. kelompok kepentingan (interst group),
  3. kelompok penekan (pressure group),
  4. media komunikasi politik (political communication media) dan
  5. tokoh politik (political figure).

Partai politik sebagai institusi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat dalam mengendalikan kekuasaan. Hubungan ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat yang melahirkannya. Kalau kelahiran partai politik dilihat sebagai pengewajantahan dari kedaulatan rakyat dalam poltik formal, maka semangat kebebasan selalu dikaitkan orang ketika berbicara tentang partai politik sebagai pengendali kekuasaan. Tumbuh suburnya partai-partai politik pasca kemerdekaan, didasarkan pada Maklumat Pemerintah tertanggal 3 November 1945 yang ditandantangani Wakil Presden Moh. Hatta yang antara lain memuat keinginan pemerintah akan kehadiran partai politik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi (aliran pahamnya) secara teratur. Sejak dikeluarkannya Maklumat Pemerintah tersebut, dapat diklasifikasi sejumlah partai politik yang ada sebagai berikut :

  1. Dasar Ketuhanan : a) Partai Masjumi, b) Partai Sjarikat Indonesia, c) Pergerakan Tarbiyan Islamiah (Perti), d) Partai Kristen Indonesia (Parkindo), e) Nahdlatul Ulama (NU), dan f) Partai Katolik.
  2. Dasar Kebangsaan : Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indonesia Raya (Parindra Persatuan Indonesia Raya (PIR), Partai Rakyat Indonesia (PRI), Partai Demokrasi Rakyat (Banteng), Partai Rakyat Nasional (PRN), Partai Wanita Rakyat (PWR), Partai Kebangsaan Indonesia (Parki), Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), Serikat Kerakyatan Indonesia (SKI), Ikatan Nasional Indonesia (INI), Partai Rakyat Jelata (PRJ), Partai Tani Indonesia (PTI), Wanita Demokrasi Indonesia (PTI).
  3. Dasar Marxisme : Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia, Partai Murba, Partai Buruh, Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
  4. Dasar Nasionalisme: Partai Demokrat Tionghoa (PTDI), Partai Indonesia Nasional(PIN), Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI), Masa Orde baru (tahun 1966-1998).

Dengan demikian, kondisi politik di Indonesia berada di dalam bencana. Setelah kemerdekaan di tahun 1945 (dan penghentian konflik dengan Belanda di tahun 1949), negara muda ini dilanda dengan politik internal yang berbahaya karena beberapa kekuatan politik - termasuk militer, nasionalis, partai-partai Islam, dan komunis - saling berlawanan satu sama lain. Selama satu dekade, Sukarno, Presiden pertama Indonesia, cukup sukses untuk membendung ancaman dari kekuatan-kekuatan ini dengan menggunakan kekuatan kharismanya. Namun, pada pertengahan 1960an, kegagalannya terbukti nyata.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

5

Iklan

Pertanyaan serupa

Setelah proklamasi kemerdekaan, di Indonesia terjadi beberapa pergantian UUD, mulai UUD 1945, Konstitusi RIS dan UUDS. Jelaskan pernyataan tersebut!

11

3.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia