Iklan

Pertanyaan

Bagaimana peran Pattimura dan Christina Martha Tiahahu dalam Perang Saparua di Ambon ?

Bagaimana peran Pattimura dan Christina Martha Tiahahu dalam Perang Saparua di Ambon ?

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

22

:

22

:

14

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

pada saat Perang Saparua Pattimura berperan sebagai pemimpin perlawanan dan Christina Martha Tiahahu berperan sebagai panglima perempuan di barisan Pattimura.

pada saat Perang Saparua Pattimura berperan sebagai pemimpin perlawanan dan Christina Martha Tiahahu berperan sebagai panglima perempuan di barisan Pattimura.

Pembahasan

Pembahasan
lock

Pada masa kolonial Hindia Belandaberlangsung di Nusantara, ada banyak perlawanan-perlawanan besar dari pribumi menentang tindakan semena-mena yang dilakukan oleh Belanda. Salah satunya adalah di Maluku,salah satu perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Maluku dikenal dengan Perang Saparua. Perang ini dilatarbelakangi oleh kegiatan monopoli yang dilakukan Belanda di Maluku yang membebankan rakyat. Sebab selain penyerahan wajib, masih juga harus dikenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi. Kalau ada penduduk yang melanggar akan ditindak tegas. Ditambah lagi terdengar desas desus bahwa para guru akan diberhentikan untuk penghematan, para pemuda akan di kumpulkan untuk dijadikan tentara di luar Maluku, ditambah dengan sikap arogan Residen Saparua. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda. Residen Saparua harus dibunuh. Sebagai pemimpin perlawanan dipercayakan kepada pemuda yang bernama Thomas Matulessy yang kemudian terkenal dengan gelarnya Pattimura. Di pasukan Pattimura, Martha Tiahahu ikut berperan dalam sejumlah peristiwa penting. Salah satunya dalam pertempuan merebut Benteng Duurstede dari Belanda pada 17 Mei 1817. Martha Tiahahu juga turut berperan dalam pertempuran melawan Belanda di Pulau Saparua. Tepatnya di Desa Ouw, Ullath. Di tengah keganasan pertempuran itu, Martha memberikan kobaran semangat kepada Pasukan Nusa Laut untuk menghancurkan musuh. Gerakan perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda di pelabuhan. Para pejuang Maluku kemudian menuju Benteng Duurstede. Ternyata di benteng itu sudah berkumpul pasukan Belanda. Dengan demikian terjadilah pertempuran antara para pejuang Maluku melawan pasukan Belanda. Belanda waktu itu dipimpin oleh Residen van den Berg. Akhir pertempuran ini berawal dari Belanda yang mengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan dari Batavia untuk merebut kembali Benteng Duurstede. Agustus 1817 Saparua diblokade, Benteng Duurstede dikepung disertai tembakan meriam yang bertubi-tubi. Satu persatu perlawanan di luar benteng dapat dipatahkan. Daerah di kepulauan itu jatuh kembali ke tangan Belanda. Dalam kondisi yang demikian itu Pattimura memerintahkan pasukannya meloloskan diri dan meninggalkan tempat pertahanannya. Dengan demikian Benteng Duurstede berhasil dikuasai Belanda kembali. Pattimura dan pengikutnya terus melawan dengan gerilya. Setelah enam bulan memimpin perlawanan, akhirnya Pattimura tertangkap. Tepat pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun Kota Ambon. Setelah tokoh-tokoh sentral ditangkap, perlawanan rakyat Maluku akhirnya padam. Dengan demikian, pada saat Perang Saparua Pattimura berperan sebagai pemimpin perlawanan dan Christina Martha Tiahahu berperan sebagai panglima perempuan di barisan Pattimura.

Pada masa kolonial Hindia Belanda berlangsung di Nusantara, ada banyak perlawanan-perlawanan besar dari pribumi menentang tindakan semena-mena yang dilakukan oleh Belanda. Salah satunya adalah di Maluku, salah satu perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat Maluku dikenal dengan Perang Saparua. Perang ini dilatarbelakangi oleh kegiatan monopoli yang dilakukan Belanda di Maluku yang membebankan rakyat. Sebab selain penyerahan wajib, masih juga harus dikenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan kopi. Kalau ada penduduk yang melanggar akan ditindak tegas. Ditambah lagi terdengar desas desus bahwa para guru akan diberhentikan untuk penghematan, para pemuda akan di kumpulkan untuk dijadikan tentara di luar Maluku, ditambah dengan sikap arogan Residen Saparua. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan Belanda. Residen Saparua harus dibunuh. Sebagai pemimpin perlawanan dipercayakan kepada pemuda yang bernama Thomas Matulessy yang kemudian terkenal dengan gelarnya Pattimura. Di pasukan Pattimura, Martha Tiahahu ikut berperan dalam sejumlah peristiwa penting. Salah satunya dalam pertempuan merebut Benteng Duurstede dari Belanda pada 17 Mei 1817. Martha Tiahahu juga turut berperan dalam pertempuran melawan Belanda di Pulau Saparua. Tepatnya di Desa Ouw, Ullath. Di tengah keganasan pertempuran itu, Martha memberikan kobaran semangat kepada Pasukan Nusa Laut untuk menghancurkan musuh.

Gerakan perlawanan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal Belanda di pelabuhan. Para pejuang Maluku kemudian menuju Benteng Duurstede. Ternyata di benteng itu sudah berkumpul pasukan Belanda. Dengan demikian terjadilah pertempuran antara para pejuang Maluku melawan pasukan Belanda. Belanda waktu itu dipimpin oleh Residen van den Berg. Akhir pertempuran ini berawal dari Belanda yang mengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan dari Batavia untuk merebut kembali Benteng Duurstede. Agustus 1817 Saparua diblokade, Benteng Duurstede dikepung disertai tembakan meriam yang bertubi-tubi. Satu persatu perlawanan di luar benteng dapat dipatahkan. Daerah di kepulauan itu jatuh kembali ke tangan Belanda. Dalam kondisi yang demikian itu Pattimura memerintahkan pasukannya meloloskan diri dan meninggalkan tempat pertahanannya. Dengan demikian Benteng Duurstede berhasil dikuasai Belanda kembali. Pattimura dan pengikutnya terus melawan dengan gerilya. Setelah enam bulan memimpin perlawanan, akhirnya Pattimura tertangkap. Tepat pada tanggal 16 Desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun Kota Ambon. Setelah tokoh-tokoh sentral ditangkap, perlawanan rakyat Maluku akhirnya padam.

Dengan demikian, pada saat Perang Saparua Pattimura berperan sebagai pemimpin perlawanan dan Christina Martha Tiahahu berperan sebagai panglima perempuan di barisan Pattimura.

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

7

Nasywa Berliana

Ini yang aku cari!

andara hilary

Makasih ❤️

Jacob siagian

Makasih ❤️

Iklan

Pertanyaan serupa

Sebutkan 5 Pahlawan Nasional yang berjuang sebelum masa kebangkitan Nasional!

1

5.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia