Struktur ruang suatu molekul dapat diramalkan berdasarkan adanya Pasangan Elektron lkatan (PEl) dan Pasangan Elektron Bebas (PEB) pada kulit terluar dari atom pusat di dalam molekul tersebut. Pasangan elektron yang terdapat pada kulit terluar dari suatu atom pusat memiliki muatan sejenis sehingga terjadi suatu gaya tolak-menolak. Pasangan-pasangan elektron ini akan memperkecil gaya tolak-menolak tersebut dengan membentuk suatu susunan tertentu. Teori ini dikenal sebagai Teori Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi atau Teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion).
Sebelum menentukan bentuk molekul suatu senyawa, kita perlu menentukan tipe molekulnya terlebih dahulu. Senyawa-senyawa yang memiliki PEB dirumuskan dengan notasi A, X, E, dengan A sebagai atom pusat, X sebagai pasangan elektron berikatan (PEI), dan E sebagai pasangan elektron bebas (PEB).
Struktur Lewis dari senyawa ClF3 adalah sebagai berikut.
Berdasarkan struktur Lewis molekul ClF3 di atas, terlihat jika atom pusat, yaitu atom Cl masih memiliki 2 pasangan elektron bebas (PEB) dan memiliki 3 pasangan elektron berikatan (PEI). Dengan demikian, maka tipe molekulnya dirumuskan sebagai AX3E2. Senyawa dengan tipe molekul AX3E2 akan memiliki bentuk molekul berupa bentuk T dan bersifat polar. Kepolarannya disebabkan karena adanya 2 buah PEB pada atom pusat, sehingga bentuk molekulnya menjadi asimetris.
ClF3 sebagai molekul yang bersifat polar akan memiliki momen dipol permanen. Momen dipol permanen ini dapat membentuk interaksi atau gaya tarik antar sesama molekul polar. Gaya tarik antara dua molekul polar disebut gaya dipol-dipol. Interaksi dipol-dipol pada molekul polar menyebabkan senyawa polar larut dalam pelarut polar seperti air.
Dengan demikian, maka pernyataan yang benar untuk ClF3 adalah bersifat kovalen polar (poin 1), memiliki geometri berbentuk T (poin 2), dan mempunyai interaksi dipol-dipol antar molekul (poin 3).
Jadi, jawaban yang tepat adalah A.