Rendang

    Indonesia memiliki potensi kuliner yang sangat besar untuk dikembangkan. Bahkan sejak tahun 2014 lalu, salah satu kuliner khas Minangkabau, rendang, dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia versi kantor surat kabar Internasional. Hal ini secara tidak langsung membuktikan bahwa kuliner Nusantara mampu bersaing di kancah internasional.

    Berbicara soal rendang, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata sebetulnya selalu mempromosikan hidangan tersebut saat mengikuti event-event berskala dunia. Kendati demikian, Ketua Tim Percepatan Wisata Belanja dan Kuliner Kemenpar, Vita Datau Messakh, tidak memungkiri pihaknya harus menerapkan standar khusus agar rendang dapat diterima di lidah wisatawan atau warga asing. Ini bukan perkara yang mudah mengingat rendang sendiri memiliki 400 jenis yang berbeda-beda sesuai dengan daerah asalnya.

    Namun untuk mempromosikan hidangan tersebut, Vita sepakat olahan rendang yang dipilih harus yang sudah familiar dengan lidah konsumen. "Dari seluruh dunia, rendang yang paling familiar, rendang ikan, ayam, dan daging sapi. Pelan-pelan kita juga mau menginformasikan kepada dunia bahwa rendang itu bukan hanya sekadar produk makanan, melainkan proses memasak. Jadi nantinya bumbu rendang bisa dimasak juga dengan daging lokal yang ada di suatu negara", tutur Vita Datau.

    Vita kemudian mengambil contoh strategi promosi yang telah dilakukan oleh pakar kuliner Indonesia, William Wongso. Pria berusia 71 tahun ini selalu membawa bumbu rendang setiap melakukan kunjungan ke luar negeri. Bukan tanpa sebab, bumbu itulah yang digunakan William sebagai alat diplomasi saat bertemu dengan penduduk lokal. Selain ampuh dalam membuka relasi, cara ini juga dianggap dapat mempromosikan kuliner asli Indonesia di dunia. 

Apakah pokok pikiran pada paragraf keempat teks di atas?