Iklan

Pertanyaan

Analisislah unsur puisi berikut. Gadis Peminta-minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk ke hal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa lngin aku ikut gadis kecil berkaleng kecil Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan Gembira dari kemayaan riang Duniamu lebih tinggi dari menara katedral Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal Jiwa begitu murni, terlalu murni Untuk bisa membagi dukaku Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil Bulan di atas itu, tak ada yang punya Dan kotaku, oh kotaku Hidupnya tak lagi punya tanda (Toto Sudarto Bachtiar)

Analisislah unsur puisi berikut.


Gadis Peminta-minta

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk ke hal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
lngin aku ikut gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, oh kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

(Toto Sudarto Bachtiar)

  1. ...undefined

  2. ...undefined

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

14

:

24

:

04

Klaim

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Pembahasan
lock

Unsur-unsur pembangun puisi terdiri dari unsur batin puisi meliputi tema, rasa, nada, dan amanat yang diungkapkan secara tersirat melalui rangkaian kata yang disusun oleh penyair, dan unsur lahir puisi meliputi diksi, imaji, tipografi, rima dan ritme, serta majas yang diungkapkan secara tersurat oleh penyair. Adapun analisis unsur-unsur yang terdapat dalam puisi "Gadis Peminta-minta ", yaitu: a. Analisis unsur batin puisi "Gadis Peminta-minta " Tema puisi “Gadis Peminta-minta” adalah kemanusiaan. Dalam puisi ini penulis bermaksud mengajak pembaca agar tidak memandang rendah martabat gadis peminta-minta karena pada dasarnya kedudukan manusia semuanya sama di mata Tuhan. Puisi "Gadis Peminta-minta" bernada kesedihan dan ada rasa keharuan penyair terhadap keadaan gadis peminta-minta pembawa kaleng kecil. Kesedihan dan keharuan tersebut digambarkan dalam kalimat "Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka" Amanat pada puisi "Gadis Peminta-minta" yaitu (a) Sesama manusia kita harus saling menghargai tanpa memandang kedudukan sosial, karena pada dasarnya kedudukan kita sama di hadapan Tuhan. (b) Dalam kehidupan memang selalu ada dua sisi, gelap dan terang, hitam dan putih, kaya dan miskin. Namun keadaan pasti berputar, dapat berubah sewaktu-waktu oleh karena itu jangan pernah menganggap rendah orang lain. (c) Dalam kehidupan sosial rasa simpati dan empati sangat diperlukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis, oleh karena itu rasa simpati dan empati perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat. b. Unsur lahir puisi "Gadis Peminta-minta " Diksi (pemilihan kata) dalam puisi yang berjudul "Gadis Peminta-minta" menggunakan bahasa atau kata-kata yang mudah dipahami dan sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Kata-kata tersebut sebagai contoh duka, tengadah, kemayaan, menara, dan masih banyak yang lain. Walaupun demikian puisi Toto Sudarto Bachtiar tetap indah dan bagus. Imaji (citraan) pada puisi “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar yaitu citraan penglihatan yang ditunjukkan pada kata "bertemu", serta citraan perasaan yang ditunjukkan pada kata "Gembira" Bentuk tipografi (perwajahan) pada puisi “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar adalah diawali dengan huruf kapital pada setiap awal barisnya, tulisan ditulis dari kiri ke kanan dan rata kiri, serta tidak dibuat menjorok kedalam. Puisi tersebut terdiri dari 16 baris yang sering disebut dengan bebas. Rima dan ritme (bunyi) pada bait pertama puisi “Gadis Peminta-minta” adalah berada di tengah yaitu (aaaa) yang berakhiran uuuu. Majas (gaya bahasa) pada puisi “Gadis Peminta-minta” adalah (a) Majas similie yang terdapat pada kata "Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral" karena membandingkan antara dunia yang dimiliki pengemis kecil dengan menara kartedral. (b) Majas metafora yang terdapat pada kata "Tengadah padaku, pada bulan merah jambu" karena diibaratkan bahwa bulan berwarna merah jambu sedangkan seharusnya adalah putih, sehingga makna yang dimaksud oleh baris ini adalah pengemis itu menengadah tanpa harapan. (c) Majas personifikasi yang terdapat pada kata "Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa" karena baris ini menunjukkan bahwa kota memiliki jiwa sedangkan yang memiliki jiwa hanyalah manusia. (d) Perlambangan yang digunakan dalam puisi ini adalah lambang benda yang ditunjukkan oleh kata "kaleng kecil" dan "jembatan yang melulur sosok", lalu lambang warna yang ditunjukkan oleh kata "pada bulan merah jambu" , dan lambang suasana yang ditunjukkan oleh kata "Gembira dari kemayaan riang".

Unsur-unsur pembangun puisi terdiri dari unsur batin puisi meliputi tema, rasa, nada, dan amanat yang diungkapkan secara tersirat melalui rangkaian kata yang disusun oleh penyair, dan unsur lahir puisi meliputi diksi, imaji, tipografi, rima dan ritme, serta majas yang diungkapkan secara tersurat oleh penyair.


Adapun analisis unsur-unsur yang terdapat dalam puisi "Gadis Peminta-minta", yaitu:
 

a. Analisis unsur batin puisi "Gadis Peminta-minta"
 

  1. Tema puisi “Gadis Peminta-minta” adalah kemanusiaan. Dalam puisi ini penulis bermaksud mengajak pembaca agar tidak memandang rendah martabat gadis peminta-minta karena pada dasarnya kedudukan manusia semuanya sama di mata Tuhan.
  2. Puisi "Gadis Peminta-minta" bernada kesedihan dan ada rasa keharuan penyair terhadap keadaan gadis peminta-minta pembawa kaleng kecil. Kesedihan dan keharuan tersebut digambarkan dalam kalimat "Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka"
  3. Amanat pada puisi "Gadis Peminta-minta" yaitu (a) Sesama manusia kita harus saling menghargai tanpa memandang kedudukan sosial, karena pada dasarnya kedudukan kita sama di hadapan Tuhan. (b) Dalam kehidupan memang selalu ada dua sisi, gelap dan terang, hitam dan putih, kaya dan miskin. Namun keadaan pasti berputar, dapat berubah sewaktu-waktu oleh karena itu jangan pernah menganggap rendah orang lain. (c) Dalam kehidupan sosial rasa simpati dan empati sangat diperlukan untuk menciptakan hubungan yang harmonis, oleh karena itu rasa simpati dan empati perlu dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat.


b. Unsur lahir puisi "Gadis Peminta-minta"

  1. Diksi (pemilihan kata) dalam puisi yang berjudul "Gadis Peminta-minta" menggunakan bahasa atau kata-kata yang mudah dipahami dan sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari. Kata-kata tersebut sebagai contoh duka, tengadah, kemayaan, menara, dan masih banyak yang lain. Walaupun demikian puisi Toto Sudarto Bachtiar tetap indah dan bagus.
  2. Imaji (citraan) pada puisi “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar yaitu citraan penglihatan yang ditunjukkan pada kata "bertemu", serta citraan perasaan yang ditunjukkan pada kata "Gembira"
  3. Bentuk tipografi (perwajahan) pada puisi “Gadis Peminta-minta” karya Toto Sudarto Bachtiar adalah diawali dengan huruf kapital pada setiap awal barisnya, tulisan ditulis dari kiri ke kanan dan rata kiri, serta tidak dibuat menjorok kedalam. Puisi tersebut terdiri dari 16 baris yang sering disebut dengan bebas.
  4. Rima dan ritme (bunyi) pada bait pertama puisi “Gadis Peminta-minta” adalah berada di tengah yaitu (aaaa) yang berakhiran uuuu.
  5. Majas (gaya bahasa) pada puisi “Gadis Peminta-minta” adalah (a) Majas similie yang terdapat pada kata "Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral" karena membandingkan antara dunia yang dimiliki pengemis kecil dengan menara kartedral. (b) Majas metafora yang terdapat pada kata  "Tengadah padaku, pada bulan merah jambu" karena diibaratkan bahwa bulan berwarna merah jambu sedangkan seharusnya adalah putih, sehingga makna yang dimaksud oleh baris ini adalah pengemis itu menengadah tanpa harapan. (c) Majas personifikasi yang terdapat pada kata "Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa"  karena baris ini menunjukkan bahwa kota memiliki jiwa sedangkan yang memiliki jiwa hanyalah manusia. (d) Perlambangan yang digunakan dalam puisi ini adalah lambang benda yang ditunjukkan oleh kata "kaleng kecil" dan "jembatan yang melulur sosok", lalu lambang warna yang ditunjukkan oleh kata "pada bulan merah jambu", dan lambang suasana yang ditunjukkan oleh kata "Gembira dari kemayaan riang".undefined

 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

15

Aura Latifa Al Akhfa

Mudah dimengerti

Naina zhafira

Ini yang aku cari! Mudah dimengerti Makasih ❤️

Aldyansyah Aldyansyah

Pembahasan lengkap banget

Alicia Arianna Pricillia

Bantu banget

Andini Dini

Ini yang aku cari!

Iklan

Pertanyaan serupa

Rima puisi tersebut adalah ...

3

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02130930000

02130930000

Ikuti Kami

©2025 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia