Iklan

Iklan

Pertanyaan

Bacalah kutipan puisi berikut!


Krawang-Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
Tidak bisa teriak"Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak.
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.undefined  


Karya : Chairil Anwar
Dikutip dari : Suyono Suyatno, Joko Adi Sasmito, dan Erli Yetti, Antologi Puisi Indonesia Modern Anak-Anak, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2008
undefined 

Analisislah struktur fisik puisi tersebut!

Analisislah struktur fisik puisi tersebut! 

Iklan

K. Khoirunnisa

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Sriwijaya

Jawaban terverifikasi

Jawaban

struktur fisik yang terdapat pada puisi Krawang-Bekasi, adalah:

struktur fisik yang terdapat pada puisi Krawang-Bekasi, adalah:

Iklan

Pembahasan

Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal. Struktur fisik puisi terdiri dari : Diksi.Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Imaji.lmaji merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Kata konkret.Kata konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji. majas.bahasa yang mengandung kias. Rima.merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi. Tipografi.tatanan kata, kalimat, larik, dan bait dalam puisi. Struktur fisik pada puisi Krawang-Bekasi : Diksi. pilihan kata yang dipakai terkesan sederhana namun menyiratkan banyak makna. Chairil lebih menekankan pilihan kata yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari atau ragam lisan. Misalnya penggunaan kata “bisa” alih-alih menggunakan kata “dapat” atau kata “tapi” yang pada ragam tulis seharusnya menjadi “tetapi”. Seperti pada larikTidak bisa teriak"Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami. Imaji . Imaji yang didapat dengan membaca puisi Karawang-Bekasi adalah kesedihan dan ratapan. Penyair seolah mengajak pembaca untuk terus mengenang dan merasakan. seperti pada larik Kenang, kenanglah kami. Kata konkret . kata yang berhubungan dengan imaji atau pencitraan antara lain “tulang-tulang ” dan “teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata” . Chairil menggambarkan pahlawan kemerdekaan yang gugur dalam medan perang sebagai “tulang-tulang”. Sementara Karawang-Bekasi menggambarkan kuburan mereka. Pahlawan tersebut gugur setelah berjuang. Kata “teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata” menggambarkan perjuangan mereka. Majas . Chairil menggunakan majas ironi dalam kalimat “Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi” . Bicara dalam hening menjadi ironi karena keduanya bertentangan. Sedangkan majas eufimisme ditemukan dalam kata “kami cuma tulang-tulang berserakan” . Rima . Rima dalam puisi Karawang-Bekasi beragam, tetapi didominasi rima dengan huruf akhir (i). Tipografi . Puisi Karawang-Bekasi pada kutipan di atas terdiri dari satu baityang berisi delapan baris. Dengan demikian, struktur fisik yang terdapat pada puisi Krawang-Bekasi, adalah: Diksi, pemilihan kata yang dipakai terkesan sederhana. Imaji yang didapat dengan membaca puisi Karawang-Bekasi adalah kesedihan dan ratapan. Kata konkret,kata yang berhubungan dengan imaji atau pencitraan antara lain “tulang-tulang” dan “teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata”. Majas yang digunakan adalah majas ironi. Rima dalam puisi Karawang-Bekasi beragam, tetapi didominasi rima dengan huruf akhir (i). Tipografi, puisi di atas terdiri dari satu bait yang berisi delapan baris.

Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal.

Struktur fisik puisi terdiri dari : 

  1. Diksi. Diksi merupakan pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. 
  2. Imaji.lmaji merupakan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
  3. Kata konkret. Kata konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan munculnya imaji.
  4. majas. bahasa yang mengandung kias. 
  5. Rima. merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi.
  6. Tipografi.  tatanan kata, kalimat, larik, dan bait dalam puisi. 

Struktur fisik pada puisi Krawang-Bekasi :

  1. Diksi. pilihan kata yang dipakai terkesan sederhana namun menyiratkan banyak makna. Chairil lebih menekankan pilihan kata yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari atau ragam lisan. Misalnya penggunaan kata “bisa” alih-alih menggunakan kata “dapat” atau kata “tapi” yang pada ragam tulis seharusnya menjadi “tetapi”. Seperti pada larik Tidak bisa teriak"Merdeka" dan angkat senjata lagi. Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami.
  2. Imaji. Imaji yang didapat dengan membaca puisi Karawang-Bekasi adalah kesedihan dan ratapan. Penyair seolah mengajak pembaca untuk terus mengenang dan merasakan. seperti pada larik Kenang, kenanglah kami.  
  3. Kata konkretkata yang berhubungan dengan imaji atau pencitraan antara lain “tulang-tulang” dan “teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata”. Chairil menggambarkan pahlawan kemerdekaan yang gugur dalam medan perang sebagai “tulang-tulang”. Sementara Karawang-Bekasi menggambarkan kuburan mereka. Pahlawan tersebut gugur setelah berjuang. Kata “teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata” menggambarkan perjuangan mereka.
  4. Majas. Chairil menggunakan majas ironi dalam kalimat “Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi”. Bicara dalam hening menjadi ironi karena keduanya bertentangan. Sedangkan majas eufimisme ditemukan dalam kata “kami cuma tulang-tulang berserakan”.
  5. Rima. Rima dalam puisi Karawang-Bekasi beragam, tetapi didominasi rima dengan huruf akhir (i). 
  6. Tipografi. Puisi Karawang-Bekasi pada kutipan di atas terdiri dari satu bait yang berisi delapan baris. 

Dengan demikian, struktur fisik yang terdapat pada puisi Krawang-Bekasi, adalah:

  1. Diksi, pemilihan kata yang dipakai terkesan sederhana.
  2. Imaji yang didapat dengan membaca puisi Karawang-Bekasi adalah kesedihan dan ratapan.
  3. spaceKata konkret, kata yang berhubungan dengan imaji atau pencitraan antara lain “tulang-tulang” dan “teriak ‘Merdeka’ dan angkat senjata”.
  4. Majas yang digunakan adalah majas ironi.
  5. Rima dalam puisi Karawang-Bekasi beragam, tetapi didominasi rima dengan huruf akhir (i).
  6. Tipografi, puisi di atas terdiri dari satu bait yang berisi delapan baris.undefined 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

96

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Unsur fisik puisi yang terdapat dalam puisi tersebut adalah ....

66

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

info@ruangguru.com

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia