Iklan

Iklan

Pertanyaan

Cermatilah kutipan cerpen berikut!


    "Separuh umur Ayah sudah habis untuk membantu setiap kenduri di kampung ini, bagaimana kalau tanggung jawab itu dibebankan pada yang lebih muda?" saran Azrial, putra sulung Makaji sewaktu ia pulang kampung enam bulan lalu.

    "Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti."

    "Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik bumbu," balas Makaji waktu itu.

  "Kalau memang masih ingin jadi juru masak bagaimana kalau Ayah jadi juru masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin lagi berjauhan dengan Ayah."

    Sejenak Makaji diam mendengar tawaran Azrial. Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. Makaji memang sudah lama menunggu ajakan seperti itu. Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua? Dan kini, gayung telah bersambut, sekali saja ia mengangguk, Azrial akan segera memboyongnya ke rantau. Makaji tetap akan mempunyai kesibukan di Jakarta, ia akan jadi juru masak di rumah makan milik anaknya sendiri.

    "Beri Ayah kesempatan satu kenduri lagi"

    ''Kenduri siapa?" tanya Azrial.

    "Mangkudun. Anak gadisnya baru saja dipinang orang. Sudah terlanjur Ayah sanggupi, malu kalau tiba-tiba dibatalkan."

    Merah padam muka Azrial mendengar nama itu.

Juru Masak, Damhuri Muhammad

Analisislah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut dan sertai dengan argumentasi yang logis!

Analisislah kaidah kebahasaan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut dan sertai dengan argumentasi yang logis!space 

Iklan

N. Puspita

Master Teacher

Jawaban terverifikasi

Jawaban

kaidah kebahasaan yang digunakan dalam cerpen tersebut yaitu menggunakan diksi yang bersifat estetik, menggunakan dialog, menggunakan uraian deskriptifuntuk menjelaskan karakter tokoh, menggunakan majas elogori dan majas retoris, dan menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu.

kaidah kebahasaan yang digunakan dalam cerpen tersebut yaitu menggunakan diksi yang bersifat estetik, menggunakan dialog, menggunakan uraian deskriptif untuk menjelaskan karakter tokoh, menggunakan majas elogori dan majas retoris, dan menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu.space 

Iklan

Pembahasan

Pembahasan
lock

Cerpen merupakan teks naratif dan pada umumnya menggunakan kaidah kebahasaan sebagi berikut. Penggunaan Diksi yang Bersifat Estetik Bahasa dalam teks sastra pada umumnya penuh makna dan menimbulkan efek estetik. Pemilihan kata dalam cerpen harus pula mempertimbangkan makna kata yang kuat dan khusus. Misalnya,penggunaan kata pinus lebih kuat efeknya daripada kata pohon . Penggunaan Dialog Cerpen memuat dialog antartokohyang bertujuan untuk menonjolkan peran tokoh dalam menyampaikan peristiwa dan konflik cerita. Penggunaan dialog ini acapkali ditandai dengan penggunaan tanda petik ganda("... ") untuk mengapit dialog yang disampaikan tokoh. Penyampaian Uraian yang Deskriptif Uraian deskriptif disampaikan secara rinci untuk menggambarkan latar, watak, tokoh, dan hal lainnya agar pembaca seolah-olah dapat merasakan dan mengalami peristiwa dalam cerita. Penggunaan Majas Majas dalam cerpen digunakan untuk memperkuat daya imajinasi pembaca dengan penyampaian yang lebih indah dan estetis. Penggunaan Kata yang Menyatakan Urutan Waktu Dalam mendeskripsikan latar dalam cerpen, pengarang menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau konjungsi kronologis. Misalnya, sejak saat itu , mula-mula , kemudian . Kaidah kebahasaan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut yaitu sebagai berikut. Menggunakan diksi yang bersifat estetik. Pada kalimat " Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang. " terdapat kata yang memiliki kesan estetik. Kata tabiat dan direguk memiliki kesan makna yang mendalam untuk membangun konteks yang lebih hidup. Kutipan cerpen tersebut didominasi penggunaan dialog yang ditandai dengan tanda petik ganda. Dialog digunakan untuk menyampaikan cerita agar lebih hidup. Contoh dialognya yaitu: " Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti." "Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik bumbu, " Kutipan cerpen tersebut menggunakan uraian deskriptif untuk menjelaskan karakter tokoh dalam cerita. Hal itu dibuktikan pada kutipan " Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang ." Majas yang digunakan dalam cerpen tersebut adalah majas alegori dan majas retoris. Majas alegori adalah majas yang menyatakan maksud sesuatu secara tidak harfiah, melalui kiasan atau penggambaran. Majas tersebut terdapat pada kalimat "... walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang." Majas retoris adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas tersebut terdapat pada kalimat "Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua?" Cerpen tersebut juga menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu pada kalimat " Dan kini , gayung telah bersambut, ..." Dengan demikian, kaidah kebahasaan yang digunakan dalam cerpen tersebut yaitu menggunakan diksi yang bersifat estetik, menggunakan dialog, menggunakan uraian deskriptifuntuk menjelaskan karakter tokoh, menggunakan majas elogori dan majas retoris, dan menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu .

Cerpen merupakan teks naratif dan pada umumnya menggunakan kaidah kebahasaan sebagi berikut.

  1. Penggunaan Diksi yang Bersifat Estetik
    Bahasa dalam teks sastra pada umumnya penuh makna dan menimbulkan efek estetik. Pemilihan kata dalam cerpen harus pula mempertimbangkan makna kata yang kuat dan khusus. Misalnya, penggunaan kata pinus lebih kuat efeknya daripada kata pohon.
  2. Penggunaan Dialog
    Cerpen memuat dialog antartokoh yang bertujuan untuk menonjolkan peran tokoh dalam menyampaikan peristiwa dan konflik cerita. Penggunaan dialog ini acapkali ditandai dengan penggunaan tanda petik ganda (" ... ") untuk mengapit dialog yang disampaikan tokoh.
  3. Penyampaian Uraian yang Deskriptif
    Uraian deskriptif disampaikan secara rinci untuk menggambarkan latar, watak, tokoh, dan hal lainnya agar pembaca seolah-olah dapat merasakan dan mengalami peristiwa dalam cerita.
  4. Penggunaan Majas
    Majas dalam cerpen digunakan untuk memperkuat daya imajinasi pembaca dengan penyampaian yang lebih indah dan estetis.
  5. Penggunaan Kata yang Menyatakan Urutan Waktu
    Dalam mendeskripsikan latar dalam cerpen, pengarang menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu atau konjungsi kronologis. Misalnya, sejak saat itu, mula-mula, kemudian.

Kaidah kebahasaan yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut yaitu sebagai berikut.

  1. Menggunakan diksi yang bersifat estetik. Pada kalimat "Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang." terdapat kata yang memiliki kesan estetik. Kata tabiat dan direguk memiliki kesan makna yang mendalam untuk membangun konteks yang lebih hidup.
  2. Kutipan cerpen tersebut didominasi penggunaan dialog yang ditandai dengan tanda petik ganda. Dialog digunakan untuk menyampaikan cerita agar lebih hidup. Contoh dialognya yaitu:
    "Mungkin sudah saatnya Ayah berhenti."
    "Belum! Akan Ayah pikul beban ini hingga tangan Ayah tak lincah lagi meracik bumbu,"
  3. Kutipan cerpen tersebut menggunakan uraian deskriptif untuk menjelaskan karakter tokoh dalam cerita. Hal itu dibuktikan pada kutipan "Tabiat orang tua memang selalu begitu, walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang."
  4. Majas yang digunakan dalam cerpen tersebut adalah majas alegori dan majas retoris. Majas alegori adalah majas yang menyatakan maksud sesuatu secara tidak harfiah, melalui kiasan atau penggambaran. Majas tersebut terdapat pada kalimat "... walau terasa semanis gula, tak bakal langsung direguknya, meski sepahit empedu tidak pula buru-buru dimuntahkannya, mesti matang ia menimbang." Majas retoris adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas tersebut terdapat pada kalimat "Orang tua mana yang tak ingin berkumpul dengan anaknya di hari tua?"
  5. Cerpen tersebut juga menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu pada kalimat "Dan kini, gayung telah bersambut, ..."

Dengan demikian, kaidah kebahasaan yang digunakan dalam cerpen tersebut yaitu menggunakan diksi yang bersifat estetik, menggunakan dialog, menggunakan uraian deskriptif untuk menjelaskan karakter tokoh, menggunakan majas elogori dan majas retoris, dan menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu.space 

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

8

Iklan

Iklan

Pertanyaan serupa

Fitur kebahasaan yang tidak ditemukan dalam kutipan penggalan teks cerpen di atas adalah ....

3

0.0

Jawaban terverifikasi

RUANGGURU HQ

Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860

Coba GRATIS Aplikasi Roboguru

Coba GRATIS Aplikasi Ruangguru

Download di Google PlayDownload di AppstoreDownload di App Gallery

Produk Ruangguru

Hubungi Kami

Ruangguru WhatsApp

+62 815-7441-0000

Email info@ruangguru.com

[email protected]

Contact 02140008000

02140008000

Ikuti Kami

©2024 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia