Ir. Sukarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Awalnya, ia lahir dengan nama Kusno Sosrodiharjo. Namun karena ia sering sakit-sakitan, kemudian namanya diganti menjadi Sukarno. Sukarno yang lebih akrab sapa Bung Karno ini memiliki peran yang banyak, terlebih dalam bidang politik sejak masa pergerakan nasional hingga Orde Lama. Perannya yang paling terkenal adalah menjadi pendiri negara Indonesia.
Sukarno pernah menempuh sekolah ELS (Europeesche Lagere School), kemudian dilanjutkan di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Pada masa mudanya ia aktif dalam organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java. Selain itu, Sukarno juga ikut aktif menulis di harian Oetoesan Hindia (Utusan Hindia) yang dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto.
Sukarno muda merupakan pencetus ajaran Marhaenisme. Oleh karena itu, ia kemudian membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927. Tujuan dari ajaran Marhaenisme dan pembentukan PNI adalah untuk menentang penjajahan Belanda dan memerdekakan Indonesia. Karena aktivitasnya menggugah semangat kemerdekaan ini, Sukarno pun kembali ditangkap pada Agustus 1933 lalu diasingkan ke Flores.
Pada kondisi diasingkan di Ende, Flores, Sukarno pun hampir dilupakan para tokoh nasional karena lokasinya yang jauh dan terasing. Selama di Ende, Bung Karno dan Istrinya (Inggit), menempati rumah milik Abdullah Ambuwaru. Di rumah sederhana ini, Bung Karno mengalami suka duka selama empat tahun. Bung Karno bahkan sempat merasa kalah, merasa menyerah dengan keadaannya.
Perlahan-lahan ia mulai memikirkan bangsa Indonesia lagi meski rasanya sangat sulit. Setiap hari, Bung Karno banyak menghabiskan diri di dalam kamar sholat. Sukarno menenangkan pikiran dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Setiap hari Bung Karno berjalan ke pantai yang berjarak sekitar 1 km dari rumah pengasingannya. Bung Karno kerap duduk di bawah pohon sukun. Di bawah pohon sukun inilah Bung Karno mulai memikirkan ideologi bangsa ini. Inspirasinya datang dari batang pohon sukun tempat Bung Karno merenung yang mempunyai lima cabang yang mirip dengan jumlah sila dari Pancasila. Dari sinilah muncul pemikiran mengenai Pancasila.
Setelah masa pengasingan empat tahun penuh di Ende dan mampu bangkit, Ir. Sukarno dipindahkan dan diasingkan kembali oleh Belanda ke Bengkulu. Belanda berharap dengan diasingkannya Bung Karno ke Bengkulu, tempat yang masih primitif, membuat semangat menurun. Nyatanya, semangat Bung Karno menjadi semakin meluap-luap tak bisa dibendung lagi. Sikap berapi-apinya dianggap aneh oleh warga sekitar tempat pengasinganya. Bung Karno mendirikan masjid, kemudian menarik masyarakat untuk berdikusi tentang kemerdekaan dengan rapi dan halus sehingga Belanda tak sempat menyadarinya. Bung Karno telah menyulut semangat masyarakat Bengkulu untuk merdeka. Akhirnya Bung Karno dibebaskan pada tahun 1942.
Berbeda dari masa sebelumnya, pada masa pendudukan Jepang, perjuangan kemerdekaan dilakukan secara kooperatif melalui keikutsertaan dalam organisasi-organisasi buatan Jepang seperti BPUPKI. Peran Sukarno cukup besar dalam organisasi BPUPKI dengan mencetuskan gagasannya, yaitu Pancasila. Sukarno juga menyusun naskah proklamasi bersama dengan Moh. Hatta dan Ahmad Subardjo di kediaman Laksamana Tadashi Maeda. Sukarno dan Hatta juga menandatangani teks proklamasi, kemudian membacakannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Setelah Indonesia merdeka, sidang PPKI dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 1945 yang secara aklamasi memilih Sukarno sebagai Presiden pertama. Sukarno wafat pada tanggal 21 Juni 1970. Beliau dikukuhkan sebagai Pahlawan Proklamator berdasarkan Keputusan Presiden No. 081/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986. Di tahun 2012 Sukarno juga dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden No. 83/2012.
Ir. Sukarno merupakan sosok yang mempunyai semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan sehingga menjadi bentuk semangat dan komitmen Ir. Sukarno. Selain itu Ir. Sukarno selalu menerapkan nilai-nilai keislaman dalam dunia berpolitiknya demi kemaslahatan bangsanya, jiwa yang menggelora untuk mencapai kemerdekaan bangsanya juga adalah sesuatu semangat yang perlu kita teladani.
Berdasarkan penjelasan di atas maka nama pendiri negara adalah Ir. Sukarno, bentuk semangatnya adalah mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi. Sejarah perjuangan Ir. Sukarno di mulai dari zaman Belanda, zaman Jepang hingga akhirnya berhasil mencapai kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945 hingga ditetapkan menjadi presiden pertama Indonesia. Tetapi perjuangan tak berakhir begitu saja, Ir. Sukarno dan para pejuang lainnya harus berjibaku pula mempertahankan kemerdekaan di masa awal kemerdekaan Indonesia.