Perlawanan rakyat terhadap Belanda di Tapanuli, Sumatra Utara dipimpin Sisingamangaraja XII. Patuan Besar Ompu Pulo Batu atau yang lebih dikenal Sisingamangaraja XII adalah raja serta pendeta terakhir masyarakat Batak di Sumatera Utara. Ia turut menjadi pejuang melawan penjajahan Belanda di Sumatera sejak 1878. Sisingamangaraja XII lahir di Bakkara, Tapanuli, pada tahun 1849. Ia adalah penerus ayahnya, Sisingamangaraja XI, yang meninggal pada 1876
Mulanya, Sisingamangaradja XII tidak dilihat sebagai tokoh politik. Tetapi, saat penjajah Belanda datang ke Sumatera Utara sejak 1850-an, ia bersama Sisingamangaradja XI mulai fokus melakukan perlawanan.
Sisingamangaraja XII sebagai raja Batak menolak adanya upaya penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh para misionaris Belanda di wilayah Batak. Hal ini disebabkan karena Sisingamangaraja khawatir kepercayaan dan tradisi animisme rakyat Batak akan terkikis oleh adanya perkembangan agama Kristen. Upaya penolakan ini dilakukan dengan cara mengusir zending (organisasi penyebar agama Kristen) yang memaksakan agama Kristen kepada rakyat Batak pada 1877. Menanggapi tindakan pengusiran ini, para misionaris pun meminta perlindungan dari pemerintah Kolonial Belanda. Sejak saat itu, perang antara rakyat Batak dan Belanda pun terjadi yang disebut Perang Batak.
Pada tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XII tewas dalam peperangan di Dairi bersama putrinya, yaitu Lopian dan kedua putranya, Patuan Nagari dan Patuan Anggi. Ia disergap oleh sekelompok anggota dari pasukan khusus Belanda, yakni Korps Marsose. Sisimangaraja XII menghadapi pasukan Korps Marsose sembari memegang senjata Piso Gaja Dompak. Kopral Souhoka, pasukan Belanda, yang merupakan penembak jitu, mendaratkan tembakannya ke kepala Sisingamangaradja XII tepat di bawah telinganya. Ia kemudian dikebumikan Belanda secara militer pada 22 Juni 1907 di Silindung. Makamnya kemudian dipindahkan ke Makam Pahlawan Nasional di Soposurung, Balige pada 14 Juni 1953 yang dibangun oleh pemerintah. Berdasarkan Surat Keppres No. 590, pada 19 November 1961, Sisingamangaradja XII dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Selain itu, nama Sisingamangaradja juga diabadikan sebagai nama jalan di seluruh kawasan Republik Indonesia.
Dengan demikian, tokoh pahlawan pada gambar adalah Sisingamangaraja XII.