Pertanyaan

1 set kartu bridge di kocok diambil 1 kartu secara acak, kemudian dikembalikan lagi. Jika percobaan tersebut dilakukan sampai 50 kali, maka frekuensi harapan munculnya kartu wajik adalah ...

S. Amamah

Master Teacher

Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Malang

Jawaban terverifikasi

Pembahasan

Misalkan banyaknya ruang sampel dan banyaknya kejadian yang diminta. 1 set kartu bridge di kocok diambil lalu dikembalikan lagi dan1 set kartu bridge terdiri dari 52 kartu maka: diambil 1 kartu secara acak, peluang munculnya kartu wajik. Hal itu berarti kejadian yang diminta kartu wajik, banyaknya kartu wajik ada 13 yang terdiri dari nomor 2 sampai 10, kartu As, King, Quen, Jackmaka: Peluang terambilnya kartu wajik: Oleh karenapercobaan tersebut dilakukan sampai 50 kali, maka frekuensi harapan munculnya kartu wajik: Dengan demikian,frekuensi harapan munculnya kartu wajik adalah .

Misalkan banyaknya ruang sampel dan banyaknya kejadian yang diminta.

1 set kartu bridge di kocok diambil lalu dikembalikan lagi dan 1 set kartu bridge terdiri dari 52 kartu maka:

diambil 1 kartu secara acak, peluang munculnya kartu wajik. Hal itu berarti kejadian yang diminta kartu wajik, banyaknya kartu wajik ada 13 yang terdiri dari nomor 2 sampai 10, kartu As, King, Quen, Jack maka:

Peluang terambilnya kartu wajik:

$begin mathsize 14px style table attributes columnalign right center left columnspacing 0px end attributes row cell straight P open parentheses straight A close parentheses end cell equals cell fraction numerator straight n open parentheses straight A close parentheses over denominator straight n open parentheses straight S close parentheses end fraction end cell row blank equals cell 13 over 52 end cell row blank equals cell 1 fourth end cell end table end style$

Oleh karena percobaan tersebut dilakukan sampai 50 kali, maka frekuensi harapan munculnya kartu wajik:

Dengan demikian, frekuensi harapan munculnya kartu wajik adalah .

Latihan Bab

Konsep Kilat

Prasyarat: Peluang Kejadian Majemuk

Peluang I

Peluang II