Tolong ada yg bisa ngasih contoh nya gk??

<p><strong>Judul</strong>: Suara dari Tanah Kami</p><p>Pagi itu, udara terasa berat. Sebuah pengumuman dari kelurahan membuat suasana rumah kami berubah. Tanah tempat kami tinggal sejak puluhan tahun lalu akan digusur untuk pembangunan jalan tol. Pihak kontraktor menyebutkan bahwa ganti rugi yang akan kami terima adalah sebesar Rp2.000.000,00 per meter.</p><p>Saya, sebagai perwakilan keluarga, diminta datang ke kantor proyek untuk berdiskusi dengan pihak kontraktor. Di sana, saya disambut seorang pria dengan setelan rapi dan senyum ramah.</p><p>"Pak, kami menawarkan ganti rugi sebesar dua juta per meter, sesuai ketentuan yang berlaku," katanya.</p><p>Saya menghela napas sejenak. “Maaf Pak, saya rasa harga itu tidak adil. Tanah di daerah ini saat ini bahkan bisa mencapai lima juta per meter. Apalagi rumah kami memiliki nilai sejarah dan sudah banyak renovasi.”</p><p>Kontraktor itu terdiam sejenak, lalu berkata, “Kami paham keberatan Bapak. Namun kami juga dibatasi oleh anggaran.”</p><p>Saya menatapnya, “Kami tidak menolak pembangunan, Pak. Kami hanya ingin dihargai secara layak. Kalau harga tak sesuai, bagaimana kami bisa membeli tempat tinggal baru yang sepadan?”</p><p>Diskusi pun berlangsung cukup panjang. Setelah mempertimbangkan berbagai hal, akhirnya pihak kontraktor sepakat menaikkan nilai ganti rugi menjadi <strong>Rp5.000.000,00 per meter</strong></p><p>&nbsp;</p>