Rahma F

06 November 2024 11:50

Iklan

Rahma F

06 November 2024 11:50

Pertanyaan

terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial merupakan dampak kolonialisasi yakni

terjadinya perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial merupakan dampak kolonialisasi yakni

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

10

:

03

:

05

Klaim

4

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

07 November 2024 00:02

Jawaban terverifikasi

<p>Perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial adalah salah satu dampak signifikan dari kolonialisme. Berikut beberapa poin tentang bagaimana kolonialisme mengubah struktur pelapisan sosial di masyarakat Indonesia:</p><p><strong>Kelas Sosial yang Terstruktur Berdasarkan Ras dan Keturunan</strong>: Pemerintah kolonial, terutama Belanda, menerapkan sistem stratifikasi sosial yang membagi masyarakat menjadi tiga lapisan utama berdasarkan ras dan keturunan:</p><ul><li><strong>Lapisan Teratas</strong>: Orang-orang Eropa, yang menempati posisi sosial, ekonomi, dan politik tertinggi.</li><li><strong>Lapisan Tengah</strong>: Orang-orang Timur Asing (seperti Tionghoa, Arab, dan India), yang diperbolehkan untuk terlibat dalam perdagangan dan bisnis tetapi dibatasi dalam hak-hak tertentu.</li><li><strong>Lapisan Bawah</strong>: Penduduk Pribumi, yang memiliki status sosial terendah dan terbatas aksesnya pada pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan.</li></ul><p><strong>Kemunculan Kaum Pribumi Elite</strong>: Kolonialisme menciptakan kaum elit baru di kalangan pribumi yang mendapatkan hak-hak dan fasilitas tertentu sebagai perpanjangan tangan pemerintah kolonial. Kelompok ini termasuk para bangsawan lokal atau priyayi yang dipilih dan dipekerjakan oleh pemerintah kolonial untuk mengelola daerahnya. Mereka memperoleh kekuasaan tertentu dan keuntungan materi, sehingga posisi mereka berbeda dari rakyat biasa.</p><p><strong>Stratifikasi Ekonomi</strong>: Kolonialisme memperkenalkan ekonomi kapitalis yang mengutamakan keuntungan dari hasil bumi dan tenaga kerja murah. Hal ini menyebabkan munculnya lapisan masyarakat yang dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan, pertambangan, dan proyek infrastruktur milik kolonial. Mayoritas pribumi hanya bekerja sebagai buruh kasar dan tetap berada pada lapisan bawah secara ekonomi.</p><p><strong>Perubahan Peran Sosial dan Pekerjaan</strong>: Pada masa kolonial, terjadi perubahan dalam peran pekerjaan yang sebelumnya berbasis tradisional. Pekerjaan seperti petani kecil yang sebelumnya bisa mandiri, mulai berubah menjadi buruh tani atau pekerja perkebunan yang dipekerjakan oleh perusahaan kolonial. Sistem kerja paksa, seperti <i>cultuurstelsel</i> (tanam paksa), juga memengaruhi pola kehidupan sosial masyarakat, membuat mereka bergantung pada sistem kolonial.</p><p><strong>Pembatasan dalam Akses Pendidikan</strong>: Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial juga bersifat terbatas dan selektif, sehingga hanya segelintir masyarakat pribumi dari kalangan elit yang bisa mengakses pendidikan tinggi. Pendidikan menjadi salah satu faktor yang memperkuat pelapisan sosial, karena akses ke pendidikan menentukan kemampuan seseorang untuk memperoleh pekerjaan dengan status lebih tinggi.</p><p><strong>Dampak Sosial dan Psikologis</strong>: Struktur pelapisan sosial yang ketat berdasarkan ras, etnis, dan kekayaan menciptakan ketimpangan serta perasaan diskriminasi di kalangan pribumi. Ini menimbulkan kesadaran akan ketidakadilan dan perlahan-lahan menjadi pemicu munculnya gerakan nasionalisme dan perlawanan terhadap penjajahan.</p><p>Secara keseluruhan, kolonialisme menciptakan pelapisan sosial yang didasarkan pada kepentingan ekonomi dan politik penjajah, di mana masyarakat lokal berada di lapisan terendah dalam hirarki sosial. Sistem pelapisan ini bertahan hingga kemerdekaan dan meninggalkan warisan ketimpangan sosial yang terus berpengaruh hingga sekarang.</p>

Perubahan pelapisan sosial dalam masyarakat pada masa kolonial adalah salah satu dampak signifikan dari kolonialisme. Berikut beberapa poin tentang bagaimana kolonialisme mengubah struktur pelapisan sosial di masyarakat Indonesia:

Kelas Sosial yang Terstruktur Berdasarkan Ras dan Keturunan: Pemerintah kolonial, terutama Belanda, menerapkan sistem stratifikasi sosial yang membagi masyarakat menjadi tiga lapisan utama berdasarkan ras dan keturunan:

  • Lapisan Teratas: Orang-orang Eropa, yang menempati posisi sosial, ekonomi, dan politik tertinggi.
  • Lapisan Tengah: Orang-orang Timur Asing (seperti Tionghoa, Arab, dan India), yang diperbolehkan untuk terlibat dalam perdagangan dan bisnis tetapi dibatasi dalam hak-hak tertentu.
  • Lapisan Bawah: Penduduk Pribumi, yang memiliki status sosial terendah dan terbatas aksesnya pada pendidikan, pekerjaan, dan kekayaan.

Kemunculan Kaum Pribumi Elite: Kolonialisme menciptakan kaum elit baru di kalangan pribumi yang mendapatkan hak-hak dan fasilitas tertentu sebagai perpanjangan tangan pemerintah kolonial. Kelompok ini termasuk para bangsawan lokal atau priyayi yang dipilih dan dipekerjakan oleh pemerintah kolonial untuk mengelola daerahnya. Mereka memperoleh kekuasaan tertentu dan keuntungan materi, sehingga posisi mereka berbeda dari rakyat biasa.

Stratifikasi Ekonomi: Kolonialisme memperkenalkan ekonomi kapitalis yang mengutamakan keuntungan dari hasil bumi dan tenaga kerja murah. Hal ini menyebabkan munculnya lapisan masyarakat yang dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan, pertambangan, dan proyek infrastruktur milik kolonial. Mayoritas pribumi hanya bekerja sebagai buruh kasar dan tetap berada pada lapisan bawah secara ekonomi.

Perubahan Peran Sosial dan Pekerjaan: Pada masa kolonial, terjadi perubahan dalam peran pekerjaan yang sebelumnya berbasis tradisional. Pekerjaan seperti petani kecil yang sebelumnya bisa mandiri, mulai berubah menjadi buruh tani atau pekerja perkebunan yang dipekerjakan oleh perusahaan kolonial. Sistem kerja paksa, seperti cultuurstelsel (tanam paksa), juga memengaruhi pola kehidupan sosial masyarakat, membuat mereka bergantung pada sistem kolonial.

Pembatasan dalam Akses Pendidikan: Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah kolonial juga bersifat terbatas dan selektif, sehingga hanya segelintir masyarakat pribumi dari kalangan elit yang bisa mengakses pendidikan tinggi. Pendidikan menjadi salah satu faktor yang memperkuat pelapisan sosial, karena akses ke pendidikan menentukan kemampuan seseorang untuk memperoleh pekerjaan dengan status lebih tinggi.

Dampak Sosial dan Psikologis: Struktur pelapisan sosial yang ketat berdasarkan ras, etnis, dan kekayaan menciptakan ketimpangan serta perasaan diskriminasi di kalangan pribumi. Ini menimbulkan kesadaran akan ketidakadilan dan perlahan-lahan menjadi pemicu munculnya gerakan nasionalisme dan perlawanan terhadap penjajahan.

Secara keseluruhan, kolonialisme menciptakan pelapisan sosial yang didasarkan pada kepentingan ekonomi dan politik penjajah, di mana masyarakat lokal berada di lapisan terendah dalam hirarki sosial. Sistem pelapisan ini bertahan hingga kemerdekaan dan meninggalkan warisan ketimpangan sosial yang terus berpengaruh hingga sekarang.


Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Selegram merupakan salah satu profesi yang berkaitan erat dengan media sosial . Profesi ini sering kali menunjukkan gaya hidup di media sosial untuk membangun citra positif pada dirinya. Akan tetapi, profesi ini rentan sekali mendapat ujaran kebencian dari orang yang tidak dikenal di media sosial. Bentuk pelanggaran hak warga negara yang terjadi pada ilustrasi tersebut adalah ... Question 41Answer a. intoleransi beragama b. cyberbulling c. diskriminasi d. persekusi e. genosida

19

0.0

Jawaban terverifikasi