Niken P

14 September 2023 11:16

Iklan

Niken P

14 September 2023 11:16

Pertanyaan

Teks novel cerita sejarah Roro Jonggrang Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. la memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang. Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso yang sangat sakti. Bandung Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu Baka yang cantik jelita yaitu Roro Jonggrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro Jonggrang. Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan 1.000 buah candi dan dua buah sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam semalam. Bandung Bondowoso menyanggupi persyaratan Roro Jonggrang. Ia meminta pertolongan kepada ayahnya dan mengerahkan balatentara roh-roh halus untuk membantunya pada hari yang ditentukan. Pukul empat pagi, hanya tinggal lima buah candi yang belum selesai dan kedua sumur hampir selesai. Mengetahui 1.000 candi telah hampir selesai, Roro Jonggrang ketakutan. “Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?” pikirnya cemas membayangkan ia harus menerima pinangan Bandung Bondowoso yang telah membunuh orangtuanya. Akhirnya, ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan menaburkan bunga-bunga yang harum. Suasana saat itu menjadi terang dan riuh. Semburat merah memancar di langit dengan seketika. Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara itu, para roh halus segera meninggalkan pekerjaan. Mereka menyangka hari telah pagi dan matahari akan segera terbit. Pada saat itu hanya tinggal satu sebuah candi yang belum dibuat. Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca untuk melengkapi sebuah buah candi yang belum selesai. Batu arca Roro Jonggrang diletakkan di dalam ruang candi yang besar. Hingga kini, candi tersebut disebut dengan Candi Roro Jonggrang. Sementara itu, candi-candi di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu (Candi Seribu) meskipun jumlahnya belum mencapai 1.000. carilah nilai nilai dalam Teks novel cerita sejarah Roro Jonggrang, beserta kutipan. 1. Nilai budaya : 2. Nilai moral : 3. Nilai Agama : 4. Nilai sosial : 5. Nilai estetis :


Teks novel cerita sejarah Roro Jonggrang

Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka. la memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Roro Jonggrang.

Suatu ketika, Prambanan dikalahkan oleh Kerajaan Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Prabu Baka tewas di medan perang. Dia terbunuh oleh Bandung Bondowoso yang sangat sakti.

Bandung Bondowoso kemudian menempati Istana Prambanan. Melihat putri dari Prabu Baka yang cantik jelita yaitu Roro Jonggrang, timbul keinginannya untuk memperistri Roro Jonggrang.

Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya. Lalu, ia mengajukan syarat dibuatkan 1.000 buah candi dan dua buah sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam semalam.

Bandung Bondowoso menyanggupi persyaratan Roro Jonggrang. Ia meminta pertolongan kepada ayahnya dan mengerahkan balatentara roh-roh halus untuk membantunya pada hari yang ditentukan. Pukul empat pagi, hanya tinggal lima buah candi yang belum selesai dan kedua sumur hampir selesai.

Mengetahui 1.000 candi telah hampir selesai, Roro Jonggrang ketakutan.

“Apa yang harus kulakukan untuk menghentikannya?” pikirnya cemas membayangkan ia harus menerima pinangan Bandung Bondowoso yang telah membunuh orangtuanya.

Akhirnya, ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan menaburkan bunga-bunga yang harum. Suasana saat itu menjadi terang dan riuh. Semburat merah memancar di langit dengan seketika.

Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan. Mendengar suara itu, para roh halus segera meninggalkan pekerjaan. Mereka menyangka hari telah pagi dan matahari akan segera terbit. Pada saat itu hanya tinggal satu sebuah candi yang belum dibuat.

Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca untuk melengkapi sebuah buah candi yang belum selesai.

Batu arca Roro Jonggrang diletakkan di dalam ruang candi yang besar. Hingga kini, candi tersebut disebut dengan Candi Roro Jonggrang. Sementara itu, candi-candi di sekitarnya disebut dengan Candi Sewu (Candi Seribu) meskipun jumlahnya belum mencapai 1.000.

carilah nilai nilai dalam Teks novel cerita sejarah Roro Jonggrang, beserta kutipan.
1. Nilai budaya :
2. Nilai moral :
3. Nilai Agama :
4. Nilai sosial :
5. Nilai estetis :

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

18

:

24

:

33

Klaim

52

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Astria M

14 September 2023 17:27

Jawaban terverifikasi

<p>Dalam cerita sejarah Roro Jonggrang, terdapat beberapa nilai yang dapat ditemukan:</p><p>1. Nilai Moral: Salah satu nilai moral yang dapat ditemukan dalam cerita ini adalah kejujuran. Roro Jonggrang menunjukkan kejujuran dengan menolak lamaran Bandung Bondowoso karena merasa tidak mencintainya. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan tentang konsekuensi dari tindakan buruk, seperti ketika Roro Jonggrang dijadikan batu candi sebagai hukuman atas tindakan penipuan yang dilakukan oleh ayahnya.</p><p>2. Nilai Agama: Dalam cerita ini, terdapat nilai-nilai agama seperti kepercayaan kepada dewa-dewa dan penghormatan terhadap leluhur. Roro Jonggrang dan masyarakat di sekitarnya menghormati dewa-dewa dan melakukan ritual-ritual sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.</p><p>3. Nilai Sosial: Nilai sosial yang dapat ditemukan dalam cerita ini adalah pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat. Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso karena mengetahui bahwa pernikahan tersebut akan membahayakan masyarakatnya. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat perempuan.</p><p>4. Nilai Estetis: Cerita Roro Jonggrang memiliki nilai estetis dalam bentuk keindahan bahasa dan imajinasi yang digunakan untuk menggambarkan keindahan candi dan lingkungan sekitarnya. Deskripsi-detail yang diberikan dalam cerita ini memberikan gambaran visual yang indah bagi pembaca.</p><p>&nbsp;</p>

Dalam cerita sejarah Roro Jonggrang, terdapat beberapa nilai yang dapat ditemukan:

1. Nilai Moral: Salah satu nilai moral yang dapat ditemukan dalam cerita ini adalah kejujuran. Roro Jonggrang menunjukkan kejujuran dengan menolak lamaran Bandung Bondowoso karena merasa tidak mencintainya. Selain itu, cerita ini juga mengajarkan tentang konsekuensi dari tindakan buruk, seperti ketika Roro Jonggrang dijadikan batu candi sebagai hukuman atas tindakan penipuan yang dilakukan oleh ayahnya.

2. Nilai Agama: Dalam cerita ini, terdapat nilai-nilai agama seperti kepercayaan kepada dewa-dewa dan penghormatan terhadap leluhur. Roro Jonggrang dan masyarakat di sekitarnya menghormati dewa-dewa dan melakukan ritual-ritual sebagai bentuk penghormatan kepada mereka.

3. Nilai Sosial: Nilai sosial yang dapat ditemukan dalam cerita ini adalah pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan masyarakat. Roro Jonggrang menolak lamaran Bandung Bondowoso karena mengetahui bahwa pernikahan tersebut akan membahayakan masyarakatnya. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan pentingnya menjaga kehormatan dan martabat perempuan.

4. Nilai Estetis: Cerita Roro Jonggrang memiliki nilai estetis dalam bentuk keindahan bahasa dan imajinasi yang digunakan untuk menggambarkan keindahan candi dan lingkungan sekitarnya. Deskripsi-detail yang diberikan dalam cerita ini memberikan gambaran visual yang indah bagi pembaca.

 


Iklan

Mercon M

Community

28 April 2024 05:21

Jawaban terverifikasi

<p>1. Nilai budaya:<br>&nbsp; Kutipan: "Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka."<br>&nbsp; Nilai budaya yang tergambar adalah keberlanjutan dan kelestarian budaya Jawa, terutama dalam penggambaran kerajaan dan istana tradisional.</p><p>2. Nilai moral:<br>&nbsp; Kutipan: "Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya."<br>&nbsp; Nilai moral yang tergambar adalah keberanian untuk menentang kejahatan dan ketidakadilan, serta kesetiaan terhadap nilai-nilai kebenaran dan kehormatan keluarga.</p><p>3. Nilai agama:<br>&nbsp; Kutipan: "Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca..."<br>&nbsp; Nilai agama yang tergambar adalah adanya konsekuensi atau hukuman atas perbuatan jahat, serta kepercayaan pada kekuatan supernatural dalam menjalani kehidupan.</p><p>4. Nilai sosial:<br>&nbsp; Kutipan: "Akhirnya, ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan menaburkan bunga-bunga yang harum."<br>&nbsp; Nilai sosial yang tergambar adalah solidaritas dan kebersamaan masyarakat dalam menghadapi ancaman, serta gotong royong untuk menciptakan keceriaan dan mengusir kegelapan.</p><p>5. Nilai estetis:<br>&nbsp; Kutipan: "Suasana saat itu menjadi terang dan riuh. Semburat merah memancar di langit dengan seketika. Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan."<br>&nbsp; Nilai estetis yang tergambar adalah penggambaran suasana yang dramatis dan indah, serta perpaduan elemen alam dan kehidupan sehari-hari yang membentuk keindahan latar cerita.</p>

1. Nilai budaya:
  Kutipan: "Dahulu kala, di Desa Prambanan, ada sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Baka."
  Nilai budaya yang tergambar adalah keberlanjutan dan kelestarian budaya Jawa, terutama dalam penggambaran kerajaan dan istana tradisional.

2. Nilai moral:
  Kutipan: "Roro Jonggrang tahu bahwa Bandung Bondowoso adalah orang yang membunuh ayahnya. Karena itu, ia mencari akal untuk menolaknya."
  Nilai moral yang tergambar adalah keberanian untuk menentang kejahatan dan ketidakadilan, serta kesetiaan terhadap nilai-nilai kebenaran dan kehormatan keluarga.

3. Nilai agama:
  Kutipan: "Bandung Bondowoso sangat terkejut dan marah menyadari usahanya telah gagal. Dalam amarahnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi sebuah arca..."
  Nilai agama yang tergambar adalah adanya konsekuensi atau hukuman atas perbuatan jahat, serta kepercayaan pada kekuatan supernatural dalam menjalani kehidupan.

4. Nilai sosial:
  Kutipan: "Akhirnya, ia pergi membangunkan gadis-gadis di Desa Prambanan dan memerintahkan untuk menghidupkan obor-obor dan membakar jerami, memukulkan alu pada lesung, dan menaburkan bunga-bunga yang harum."
  Nilai sosial yang tergambar adalah solidaritas dan kebersamaan masyarakat dalam menghadapi ancaman, serta gotong royong untuk menciptakan keceriaan dan mengusir kegelapan.

5. Nilai estetis:
  Kutipan: "Suasana saat itu menjadi terang dan riuh. Semburat merah memancar di langit dengan seketika. Ayam jantan pun berkokok bersahut-sahutan."
  Nilai estetis yang tergambar adalah penggambaran suasana yang dramatis dan indah, serta perpaduan elemen alam dan kehidupan sehari-hari yang membentuk keindahan latar cerita.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

(1) Kisah pembuatan film biasanya melewati proses yang panjang dan rumit. (2) Ide membuat film dan cerita datang dari Castle Production yang bergerak di bidang film animasi ini sangat bermanfaat. (3) Castle cukup berhasil bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyaring siswa SMK yang memiliki kemampuan untuk membuat gambar. (4) Dari seleksi gambar animasi kiriman siswa, Castle memilih lima puluh siswa SMK, tiga di antaranya perempuan, untuk mengikuti pelatihan menggambar animasi lalu memproduksi film animasi. (5) Untuk keperluan itu, Castle mengerahkan animator profesional seperti Boy Wahyudi dan Dony Moersito untuk mengajar mereka. Kalimat utama paragraf tersebut terletak pada kalimat nomor ... A. (1) D. (4) B. (2) E. (5) C. (3)

524

5.0

Jawaban terverifikasi