Teks berikut digunakan untuk menjawab soal nomor 21 sampai dengan 28.
(1) Di Indonesia, praksis kecurangan selama Ujian Nasional (UN) telah berlangsung lama dan menjadi cara bertindak umum di kalangan pendidik dan siswa. (2) Situasi ini tidak begitu saja. (3) Ada proses (...) mengawalinya. (4) (...). (5) Pada saat ulangan harian di kelas, kegiatan mencontek sudah menjadi cara bertindak umum dikalangan siswa. (6) Siswa sendiri menjadi saksi bahwa kegiatan contek-mencontek merupakan sesuatu yang wajar. (7) Bahkan, karena sudah menjadi sebuah kebiasaan, sehingga tidak dirasakan lagi ada yang tidak beres dalam kegiatan mencontek ini. (8) Dalam tingkat lebih tinggi, misalnya dalam tingkat sekolah, demi tujuan praktis menaikkan mutu sekolah, kecurangan itu telah terlembaga melalui pembentukan pan itia khusus sebaga i tim sukses UN. (9) Tugas tim sukses tidak lain adalah mengusahakan agar tingkat kelulusan UN naik melalui berbagai macam cara. (10) Di tingkat sekolah misalnya, yang sering t erjadi adalah pengawas gabungan antarsekolah sudah tahu sama tahu untuk membiarkan siswa mencontek selama UN atau lebih parah penga was memberikan jawaban kepada siswa selama UN berlangsung. (11) Di beberapa sekolah, agar tidak terlalu mencolok, mereka membiarkan para siswa keluar satu per satu ke kamar kecil selama ujian berlangsung sebab di kamar kecil sudah ada kunci jawaban soal ujian. (12) Bahkan, di beberapa sekolah, pengawas membiarkan anak keluar kelas satu per satu pergi ke ruang guru untuk mendapatkan jawaban atas soal ujian. (13) Tentu saja, beberapa guru yang masih memiliki hati nurani merasa terpojok dengan situasi ini. (14) Bahkan, ada yang lebih vulgar, seora ng guru membacakan jawaban ujian di depan kelas dan disaksikan oleh pengawas gabun9an antarsekolah. (15) Siswa tinggal menyalin. (16) Kecurangan dan ketidak jujuran menjadi cara bertindak umum dalam lingkungan pendidikan.
25. Level 2
Bentukan kata yang tidak tepat pada teks tersebut adalah ....
A. mengusahakan
B. mencontek
C. pembentukan
D. dirasakan
E. mencolok
Halo, Juliana I.
Terima kasih sudah bertanya di Roboguru, kakak bantu jawab ya 😊
Jawaban dari pertanyaan di atas adalah B.
Untuk memahami alasannya, mari simak pembahasan berikut.
Afiksasi adalah pengimbuhan yang diberikan pada sebuah kata dalam proses pembentukan kata.
Pembentukan kata disusun dengan afiks (imbuhan) yang ditambahkan pada kata dasar, baik itu untuk bentuk tunggal ataupun kompleks, dan unsur imbuhan dalam afiksasi disebut dengan afiks.
Afiks bisa ditambahkan pada awal, akhir, ataupun tengah pada kata dasar dan disesuaikan penempatannya. Ada beberapa afiks yang apabila ditambahkan pada kata dasar maka akan menyebabkan perubahan makna gramatikal. Misalnya saja pada kata dasar “komunikasi” jika diberikan imbuhan “ber-“ maka akan menjadi “berkomunikasi” yang berarti sedang melakukan proses komunikasi.
Macam-macam afiksasi adalah sebagai berikut.
1) Prefiksasi: proses penambahan imbuhan atau afiks yang terstruktur terikat pada awal kata dasar. Prefiks dalam Bahasa Indonesia, yaitu : ber-, meN, per, pe-, ke, ter-, di-, ter-, se-. Selain Prefiks tersebut, ada juga prefiks serapan, yaitu a-, ante-, tak-, prae-, pra-, anu-, anti-, purba-, maha-, serba-, dan tuna-.
Contoh: ber+lari=berlari.
2) Infiksasi merupakan proses penambahan imbuhan yang diletakkan pada tengah dari kata dasar. Infiks diletakkan antara konsonan yang mengawali kata dengan vokal yang berikutnya. Infiks dalam Bahasa Indonesia ( -er, -el, -em ). Contoh: jari+er=jemari.
3) Sufiksasi merupakan proses penambahan imbuhan pada kata dasar yang ditelatkkan pada akhir dari sebuah kata yang merupakan bentuk dasar. Pada sufiks, terdapat juga sufiks serapan yang terdapat dari beberapa bahasa. Misalnya, Sufiks dari Bahasa Arab, yaitu : -ah dan –i yang biasanya diterapkan pada kata hewani ataupun ilmiah. Sufiks dari Bahasa Barat, yaitu : -is, -if, -isme, -al. Sufiks dalam Bahasa Indonesia, yaitu : -kan, -an, -i, -nya, -man, -wati, -wan, -nda, -anda. Contoh: duduk+kan=dudukkan.
4) Konfiksasi merupakan proses penambahan imbuhan yang terdiri dari dua bagian yang ditelatakkan pada bagian awal dan akhir dari kata dasar. Konfiks dalam Bahasa Indonesia, yaitu : per-an, ke-an, ber-an. Proses konfiksasi merupakan penambahan prefiks dan sufiks pada waktu yang bersamaan.
Contoh: ber-an+datang=berdatangan.
Analisis bentukan kata pada pilihan jawaban adalah sebagai berikut.
- Pilihan A "mengusahakan" sudah tepat. Kata "mengusahakan" terdiri atas imbuhan "MeN-kan" dan kata dasar "usaha" sehingga bentukkan katanya "mengusahakan".
- Pilihan B "mencontek" tidak tepat. Kata contek merupakan bentuk tidak baku dari sontek. Kata berimbuhan tersebut semestinya ditulis "menyontek" karena terdiri atas imbuhan "MeN-" dan kata dasar "sontek", adapun huruf 's' pada kata sontek mengalami peluruhan (k, t, s, p) karena huruf keduanya merupakan huruf vokal sehingga bentukkan katanya "menyontek".
- Pilihan C "pembentukan" sudah tepat. Kata "pembentukan" terdiri atas imbuhan "PeN-kan" dan kata dasar "bentuk" sehingga bentukkan katanya "pembentukan".
-Pilihan D "dirasakan" sudah tepat. Kata "dirasakan" terdiri atas imbuhan "di-kan" dan kata dasar "rasa" sehingga bentukkan katanya "dirasakan".
-Pilihan E "mencolok" sudah tepat. Kata "mencolok" terdiri atas imbuhan "MeN-" dan kata dasar "colok" sehingga bentukkan katanya "mencolok".
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah pilihan B.
Semoga membantu ya 😊
· 5.0 (2)
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Iklan
Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?
Tanya ke AiRIS
Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!