Chloriss V

08 Juni 2024 14:00

Iklan

Chloriss V

08 Juni 2024 14:00

Pertanyaan

Sultan Mahmud Syah 1 merencanakan serangan balik kepada portugis selama berapa tahun

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

07

:

36

:

01

Klaim

3

2

Jawaban terverifikasi

Iklan

Nanda R

Community

09 Juni 2024 12:34

Jawaban terverifikasi

<p>Sultan Mahmud Syah I dari Malaka merencanakan serangan balik kepada Portugis selama sekitar dua tahun. Pada tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis di bawah kepemimpinan Afonso de Albuquerque. Setelah kejatuhan Malaka, Sultan Mahmud Syah I melarikan diri ke Johor dan berusaha untuk membangun kembali kekuatan dan merencanakan serangan balik. Pada tahun 1513, dia melakukan serangan balik ke Malaka namun gagal merebut kembali kota tersebut. Setelah serangan balik yang gagal itu, dia kemudian bersekutu dengan Johor dan Aceh untuk melawan Portugis, tetapi usahanya untuk merebut kembali Malaka tidak berhasil.</p>

Sultan Mahmud Syah I dari Malaka merencanakan serangan balik kepada Portugis selama sekitar dua tahun. Pada tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugis di bawah kepemimpinan Afonso de Albuquerque. Setelah kejatuhan Malaka, Sultan Mahmud Syah I melarikan diri ke Johor dan berusaha untuk membangun kembali kekuatan dan merencanakan serangan balik. Pada tahun 1513, dia melakukan serangan balik ke Malaka namun gagal merebut kembali kota tersebut. Setelah serangan balik yang gagal itu, dia kemudian bersekutu dengan Johor dan Aceh untuk melawan Portugis, tetapi usahanya untuk merebut kembali Malaka tidak berhasil.


Iklan

Navniaaa N

10 Juni 2024 16:01

Jawaban terverifikasi

<p>Sang Raja Muda mengajukan sejumlah tuntutan, salah satunya adalah izin mendirikan sebuah benteng sebagai pos dagang Portugis di dekat kota. Sultan menampik seluruh tuntutan, konflik tak terelakkan lagi, dan setelah bertempur selama <strong>40 hari</strong>, Malaka pun jatuh ke tangan Portugis pada 24 Agustus.</p><p>Pada tahun 1511, ibu kota Malaka jatuh ke tangan Kekaisaran Portugis , memaksa Sultan terakhir, Mahmud Shah ( memerintah 1488โ€“1511 ), mundur ke selatan, tempat keturunannya mendirikan dinasti penguasa baru, Johor dan Perak .</p><p>alasan yang menjadi Portugis akhirnya bisa mendapatkan Malaka setelah peperangan tersebut adalah : catatan ekspedisi Tome Pires untuk Raja Emanuel di Portugal, alasan Portugis bersikeras menguasai Malaka karena wilayah tersebut memiliki kedudukan strategis dan peluang ekonomi potensial sebagai poros dagang dari India hingga China.</p><p>Malaka Portugis adalah wilayah Melaka yang menjadi koloni Portugis dari tahun 1511 hingga 1641.</p>

Sang Raja Muda mengajukan sejumlah tuntutan, salah satunya adalah izin mendirikan sebuah benteng sebagai pos dagang Portugis di dekat kota. Sultan menampik seluruh tuntutan, konflik tak terelakkan lagi, dan setelah bertempur selama 40 hari, Malaka pun jatuh ke tangan Portugis pada 24 Agustus.

Pada tahun 1511, ibu kota Malaka jatuh ke tangan Kekaisaran Portugis , memaksa Sultan terakhir, Mahmud Shah ( memerintah 1488โ€“1511 ), mundur ke selatan, tempat keturunannya mendirikan dinasti penguasa baru, Johor dan Perak .

alasan yang menjadi Portugis akhirnya bisa mendapatkan Malaka setelah peperangan tersebut adalah : catatan ekspedisi Tome Pires untuk Raja Emanuel di Portugal, alasan Portugis bersikeras menguasai Malaka karena wilayah tersebut memiliki kedudukan strategis dan peluang ekonomi potensial sebagai poros dagang dari India hingga China.

Malaka Portugis adalah wilayah Melaka yang menjadi koloni Portugis dari tahun 1511 hingga 1641.


Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

8

3.7

Jawaban terverifikasi