Anonim A

08 Agustus 2024 12:23

Iklan

Anonim A

08 Agustus 2024 12:23

Pertanyaan

Soal Cerita 1: Siti ingin membuka usaha kafe di kota kecilnya. Dia mengetahui bahwa banyak anak muda suka nongkrong dan membutuhkan tempat yang nyaman untuk belajar. Apa langkah-langkah yang harus diambil Siti untuk menganalisis peluang usaha ini? Soal Cerita 2: Rudi memiliki hobi membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang. Dia melihat bahwa tren produk ramah lingkungan sedang naik. Bagaimana Rudi bisa mengidentifikasi dan mengatasi risiko yang mungkin muncul dalam usahanya? Soal Cerita 3: Tina dan teman-temannya ingin membuka bisnis penyewaan sepeda di kota wisata. Mereka mengetahui bahwa banyak wisatawan suka berkeliling kota menggunakan sepeda. Jelaskan bagaimana Tina bisa mengevaluasi peluang usaha ini dan langkah-langkah yang harus diambil untuk memulai usaha tersebut. Soal Cerita 4: Budi menemukan bahwa banyak orang tua di lingkungannya membutuhkan layanan les privat untuk anak-anak mereka. Sebagai lulusan pendidikan, dia merasa memiliki keterampilan yang tepat. Apa saja yang perlu Budi analisis untuk memastikan usahanya berhasil? Soal Cerita 5: Lina melihat bahwa banyak karyawan kantor di sekitar rumahnya kesulitan menemukan makanan sehat untuk makan siang. Dia berpikir untuk membuka katering khusus makanan sehat. Bagaimana Lina bisa menganalisis kebutuhan pasar dan apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam peluang usaha ini? Tolong bantu jawab kak ๐Ÿ˜ข๐Ÿ™

Soal Cerita 1:
Siti ingin membuka usaha kafe di kota kecilnya. Dia mengetahui bahwa banyak anak muda suka nongkrong dan membutuhkan tempat yang nyaman untuk belajar. Apa langkah-langkah yang harus diambil Siti untuk menganalisis peluang usaha ini?

Soal Cerita 2:
Rudi memiliki hobi membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang. Dia melihat bahwa tren produk ramah lingkungan sedang naik. Bagaimana Rudi bisa mengidentifikasi dan mengatasi risiko yang mungkin muncul dalam usahanya?

Soal Cerita 3:
Tina dan teman-temannya ingin membuka bisnis penyewaan sepeda di kota wisata. Mereka mengetahui bahwa banyak wisatawan suka berkeliling kota menggunakan sepeda. Jelaskan bagaimana Tina bisa mengevaluasi peluang usaha ini dan langkah-langkah yang harus diambil untuk memulai usaha tersebut.

Soal Cerita 4:
Budi menemukan bahwa banyak orang tua di lingkungannya membutuhkan layanan les privat untuk anak-anak mereka. Sebagai lulusan pendidikan, dia merasa memiliki keterampilan yang tepat. Apa saja yang perlu Budi analisis untuk memastikan usahanya berhasil?

Soal Cerita 5:
Lina melihat bahwa banyak karyawan kantor di sekitar rumahnya kesulitan menemukan makanan sehat untuk makan siang. Dia berpikir untuk membuka katering khusus makanan sehat. Bagaimana Lina bisa menganalisis kebutuhan pasar dan apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam peluang usaha ini?

 

Tolong bantu jawab kak ๐Ÿ˜ข๐Ÿ™

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

02

:

46

:

22

Klaim

1

1

Jawaban terverifikasi

Iklan

Rendi R

Community

08 Agustus 2024 15:03

Jawaban terverifikasi

<p>&nbsp;</p><p>Soal Cerita 1:<br>Langkah-langkah yang harus diambil Siti untuk menganalisis peluang usaha kafe:<br>1. Riset Pasar: Siti perlu mengidentifikasi target pelanggan, dalam hal ini anak muda dan pelajar. Mengumpulkan data tentang preferensi mereka, kebiasaan nongkrong, dan kebutuhan tempat belajar yang nyaman.<br>2. Analisis Persaingan: Siti harus mempelajari kafe-kafe lain yang sudah ada di kota kecilnya, melihat kelebihan dan kekurangan mereka, serta mencari celah untuk menawarkan sesuatu yang unik.<br>3. Lokasi Strategis: Menentukan lokasi yang mudah diakses oleh target pasar, dekat dengan sekolah atau kampus, serta memiliki lingkungan yang mendukung suasana belajar dan nongkrong.<br>4. Keuangan dan Anggaran: Menghitung biaya awal untuk sewa tempat, peralatan, dekorasi, serta modal kerja. Juga, membuat proyeksi pendapatan dan keuntungan.<br>5. Menu dan Harga: Merancang menu yang sesuai dengan selera target pasar, termasuk variasi minuman dan makanan ringan. Menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau.<br>6. Promosi dan Pemasaran: Membuat strategi promosi untuk menarik pelanggan, seperti diskon pembukaan, promosi media sosial, atau kerja sama dengan komunitas lokal.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Soal Cerita 2:<br>Cara Rudi mengidentifikasi dan mengatasi risiko dalam usaha kerajinan tangan dari bahan daur ulang:<br>1. Riset Pasar: Mengidentifikasi pasar yang potensial untuk produk ramah lingkungan, serta tren dan preferensi konsumen.<br>2. Analisis Bahan Baku: Memastikan ketersediaan bahan daur ulang yang berkualitas dan konsisten. Mengidentifikasi risiko pasokan dan mencari alternatif sumber bahan baku.<br>3. Kompetisi dan Diferensiasi: Mempelajari kompetitor dan mencari cara untuk membedakan produk Rudi, misalnya melalui desain unik atau kualitas unggul.<br>4. Regulasi dan Sertifikasi: Memahami regulasi terkait produk daur ulang dan memperoleh sertifikasi yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.<br>5. Strategi Pemasaran: Menyusun strategi pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian konsumen yang peduli lingkungan. Menggunakan media sosial dan e-commerce sebagai saluran penjualan.<br>6. Manajemen Keuangan: Mengelola keuangan dengan baik, termasuk menghitung biaya produksi, menetapkan harga jual yang tepat, dan mengelola arus kas.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Soal Cerita 3:<br>Cara Tina mengevaluasi peluang usaha penyewaan sepeda dan langkah-langkah untuk memulai:<br>1. Riset Pasar: Mengidentifikasi jumlah dan jenis wisatawan yang berkunjung ke kota wisata, serta minat mereka terhadap penyewaan sepeda.<br>2. Analisis Kompetisi: Mempelajari penyedia jasa penyewaan sepeda yang sudah ada, mengevaluasi layanan mereka, dan mencari kelebihan yang bisa ditawarkan.<br>3. Keuangan dan Anggaran: Menghitung biaya awal untuk pembelian sepeda, perawatan, dan operasional. Membuat proyeksi pendapatan berdasarkan tarif sewa dan tingkat penyewaan yang diharapkan.<br>4. Lokasi dan Fasilitas: Menentukan lokasi strategis untuk tempat penyewaan sepeda yang mudah dijangkau wisatawan, serta menyediakan fasilitas yang mendukung seperti peta rute dan helm.<br>5. Promosi dan Pemasaran: Menyusun strategi pemasaran yang efektif, seperti kerja sama dengan hotel atau penginapan, promosi di media sosial, dan memberikan diskon atau paket khusus.<br>6. Pelayanan Pelanggan: Menyediakan layanan pelanggan yang baik, seperti informasi rute wisata, perawatan sepeda yang rutin, dan pelayanan yang ramah.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Soal Cerita 4:<br>Analisis yang perlu dilakukan Budi untuk memastikan layanan les privat berhasil:<br>1. Riset Pasar: Mengidentifikasi kebutuhan les privat di lingkungan sekitar, termasuk mata pelajaran yang paling diminati dan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa.<br>2. Segmentasi Pelanggan: Menentukan target pasar, seperti siswa SD, SMP, atau SMA, serta tingkat penghasilan orang tua yang mampu membayar layanan les privat.<br>3. Kualifikasi dan Kompetensi: Memastikan bahwa Budi memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan untuk mengajar. Jika perlu, mengikuti pelatihan tambahan.<br>4. Harga dan Paket Layanan: Menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau, serta menawarkan berbagai paket layanan yang fleksibel sesuai kebutuhan siswa.<br>5. Lokasi dan Waktu: Menentukan lokasi yang nyaman untuk les privat, apakah di rumah siswa, di rumah Budi, atau di tempat netral. Menyusun jadwal yang fleksibel.<br>6. Promosi dan Pemasaran: Membuat strategi promosi untuk menarik siswa, seperti memberikan diskon untuk sesi pertama, memasang iklan di media sosial, atau bekerja sama dengan sekolah setempat.<br>7. Feedback dan Evaluasi: Mengumpulkan feedback dari siswa dan orang tua untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Melakukan evaluasi berkala untuk menilai kemajuan siswa.</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>Soal Cerita 5:<br>Cara Lina menganalisis kebutuhan pasar dan mempertimbangkan peluang usaha katering makanan sehat:<br>1. Riset Pasar: Mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi karyawan kantor di sekitar rumah Lina terhadap makanan sehat. Menyelidiki tren diet dan pola makan yang populer.<br>2. Segmentasi Pasar: Menentukan target pasar, seperti karyawan dengan gaya hidup sehat, pelaku diet tertentu, atau mereka yang ingin menjaga berat badan.<br>3. Analisis Kompetisi: Mempelajari kompetitor yang sudah ada di pasar, mengevaluasi kelebihan dan kekurangan mereka, serta mencari celah untuk menawarkan sesuatu yang berbeda.<br>4. Menu dan Bahan Baku: Menyusun menu yang beragam, bergizi, dan menarik. Memastikan bahan baku yang digunakan segar dan berkualitas. Menyusun daftar pemasok yang dapat dipercaya.<br>5. Harga dan Paket Layanan: Menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau. Menawarkan berbagai paket layanan, seperti paket harian, mingguan, atau bulanan.<br>6. Promosi dan Pemasaran: Menyusun strategi pemasaran yang efektif, seperti menggunakan media sosial, mengadakan promosi atau diskon pembukaan, dan bekerja sama dengan gym atau pusat kebugaran setempat.<br>7. Logistik dan Distribusi: Merencanakan logistik dan distribusi yang efisien untuk mengantarkan makanan tepat waktu ke tempat kerja karyawan.<br>8. Feedback dan Evaluasi: Mengumpulkan feedback dari pelanggan untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menu. Melakukan evaluasi berkala untuk menilai kepuasan pelanggan.</p><p>&nbsp;</p>

 

Soal Cerita 1:
Langkah-langkah yang harus diambil Siti untuk menganalisis peluang usaha kafe:
1. Riset Pasar: Siti perlu mengidentifikasi target pelanggan, dalam hal ini anak muda dan pelajar. Mengumpulkan data tentang preferensi mereka, kebiasaan nongkrong, dan kebutuhan tempat belajar yang nyaman.
2. Analisis Persaingan: Siti harus mempelajari kafe-kafe lain yang sudah ada di kota kecilnya, melihat kelebihan dan kekurangan mereka, serta mencari celah untuk menawarkan sesuatu yang unik.
3. Lokasi Strategis: Menentukan lokasi yang mudah diakses oleh target pasar, dekat dengan sekolah atau kampus, serta memiliki lingkungan yang mendukung suasana belajar dan nongkrong.
4. Keuangan dan Anggaran: Menghitung biaya awal untuk sewa tempat, peralatan, dekorasi, serta modal kerja. Juga, membuat proyeksi pendapatan dan keuntungan.
5. Menu dan Harga: Merancang menu yang sesuai dengan selera target pasar, termasuk variasi minuman dan makanan ringan. Menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau.
6. Promosi dan Pemasaran: Membuat strategi promosi untuk menarik pelanggan, seperti diskon pembukaan, promosi media sosial, atau kerja sama dengan komunitas lokal.

 

 

Soal Cerita 2:
Cara Rudi mengidentifikasi dan mengatasi risiko dalam usaha kerajinan tangan dari bahan daur ulang:
1. Riset Pasar: Mengidentifikasi pasar yang potensial untuk produk ramah lingkungan, serta tren dan preferensi konsumen.
2. Analisis Bahan Baku: Memastikan ketersediaan bahan daur ulang yang berkualitas dan konsisten. Mengidentifikasi risiko pasokan dan mencari alternatif sumber bahan baku.
3. Kompetisi dan Diferensiasi: Mempelajari kompetitor dan mencari cara untuk membedakan produk Rudi, misalnya melalui desain unik atau kualitas unggul.
4. Regulasi dan Sertifikasi: Memahami regulasi terkait produk daur ulang dan memperoleh sertifikasi yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen.
5. Strategi Pemasaran: Menyusun strategi pemasaran yang efektif untuk menarik perhatian konsumen yang peduli lingkungan. Menggunakan media sosial dan e-commerce sebagai saluran penjualan.
6. Manajemen Keuangan: Mengelola keuangan dengan baik, termasuk menghitung biaya produksi, menetapkan harga jual yang tepat, dan mengelola arus kas.

 

 

Soal Cerita 3:
Cara Tina mengevaluasi peluang usaha penyewaan sepeda dan langkah-langkah untuk memulai:
1. Riset Pasar: Mengidentifikasi jumlah dan jenis wisatawan yang berkunjung ke kota wisata, serta minat mereka terhadap penyewaan sepeda.
2. Analisis Kompetisi: Mempelajari penyedia jasa penyewaan sepeda yang sudah ada, mengevaluasi layanan mereka, dan mencari kelebihan yang bisa ditawarkan.
3. Keuangan dan Anggaran: Menghitung biaya awal untuk pembelian sepeda, perawatan, dan operasional. Membuat proyeksi pendapatan berdasarkan tarif sewa dan tingkat penyewaan yang diharapkan.
4. Lokasi dan Fasilitas: Menentukan lokasi strategis untuk tempat penyewaan sepeda yang mudah dijangkau wisatawan, serta menyediakan fasilitas yang mendukung seperti peta rute dan helm.
5. Promosi dan Pemasaran: Menyusun strategi pemasaran yang efektif, seperti kerja sama dengan hotel atau penginapan, promosi di media sosial, dan memberikan diskon atau paket khusus.
6. Pelayanan Pelanggan: Menyediakan layanan pelanggan yang baik, seperti informasi rute wisata, perawatan sepeda yang rutin, dan pelayanan yang ramah.

 

 

Soal Cerita 4:
Analisis yang perlu dilakukan Budi untuk memastikan layanan les privat berhasil:
1. Riset Pasar: Mengidentifikasi kebutuhan les privat di lingkungan sekitar, termasuk mata pelajaran yang paling diminati dan tingkat kesulitan yang dihadapi siswa.
2. Segmentasi Pelanggan: Menentukan target pasar, seperti siswa SD, SMP, atau SMA, serta tingkat penghasilan orang tua yang mampu membayar layanan les privat.
3. Kualifikasi dan Kompetensi: Memastikan bahwa Budi memiliki kualifikasi dan kompetensi yang diperlukan untuk mengajar. Jika perlu, mengikuti pelatihan tambahan.
4. Harga dan Paket Layanan: Menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau, serta menawarkan berbagai paket layanan yang fleksibel sesuai kebutuhan siswa.
5. Lokasi dan Waktu: Menentukan lokasi yang nyaman untuk les privat, apakah di rumah siswa, di rumah Budi, atau di tempat netral. Menyusun jadwal yang fleksibel.
6. Promosi dan Pemasaran: Membuat strategi promosi untuk menarik siswa, seperti memberikan diskon untuk sesi pertama, memasang iklan di media sosial, atau bekerja sama dengan sekolah setempat.
7. Feedback dan Evaluasi: Mengumpulkan feedback dari siswa dan orang tua untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Melakukan evaluasi berkala untuk menilai kemajuan siswa.

 

 

Soal Cerita 5:
Cara Lina menganalisis kebutuhan pasar dan mempertimbangkan peluang usaha katering makanan sehat:
1. Riset Pasar: Mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi karyawan kantor di sekitar rumah Lina terhadap makanan sehat. Menyelidiki tren diet dan pola makan yang populer.
2. Segmentasi Pasar: Menentukan target pasar, seperti karyawan dengan gaya hidup sehat, pelaku diet tertentu, atau mereka yang ingin menjaga berat badan.
3. Analisis Kompetisi: Mempelajari kompetitor yang sudah ada di pasar, mengevaluasi kelebihan dan kekurangan mereka, serta mencari celah untuk menawarkan sesuatu yang berbeda.
4. Menu dan Bahan Baku: Menyusun menu yang beragam, bergizi, dan menarik. Memastikan bahan baku yang digunakan segar dan berkualitas. Menyusun daftar pemasok yang dapat dipercaya.
5. Harga dan Paket Layanan: Menentukan harga yang kompetitif dan terjangkau. Menawarkan berbagai paket layanan, seperti paket harian, mingguan, atau bulanan.
6. Promosi dan Pemasaran: Menyusun strategi pemasaran yang efektif, seperti menggunakan media sosial, mengadakan promosi atau diskon pembukaan, dan bekerja sama dengan gym atau pusat kebugaran setempat.
7. Logistik dan Distribusi: Merencanakan logistik dan distribusi yang efisien untuk mengantarkan makanan tepat waktu ke tempat kerja karyawan.
8. Feedback dan Evaluasi: Mengumpulkan feedback dari pelanggan untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan menu. Melakukan evaluasi berkala untuk menilai kepuasan pelanggan.

 


Muhammad A

09 Agustus 2024 00:00

Terima kasih kak udah bantu ๐Ÿ˜๐Ÿ™

Iklan

Mau pemahaman lebih dalam untuk soal ini?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Teks 1 Salah Kelas Pagi itu, Joni nampak bahagia sekali. Di meja makan, ibunya bertanya kepada Joni. "Jon, Ibu perhatikan dari tadi kamu senyum-senyum sendiri?" "Anu, Bu, semalam ibu wali kelas membagikan jadwal tatap muka terbatas. Senang rasanya karena besok aku bisa bertemu teman-teman. Belajar daring di rumah membosankan, Bu. Apalagi kalau zoom meeting Matematika." "Memangnya kenapa kalau Matematika, Jon?" Ibu bertanya kembali. "Gurunya galak, Bu, materinya juga susah, wong diajarkan di kelas saja masih susah pahamnya, apalagi daring," jawab Joni. "Oh, begitu," Ibu menimpali. "Ya sudah, Bu. Joni pamit, ya." Joni langsung pergi sambil mencium tangan ibunya. Sekolah sudah nampak ramai. Joni berjalan sambil sesekali melihat jadwal mapel yang dibagikan wali kelasnya. Lalu, dia segera masuk kelas dan ternyata sudah ada guru di dalam kelas. "Selamat pagi, Pak. Maaf, saya terlambat." "Selamat pagi juga, Nak, silakan duduk," sahut Pak Guru. Joni langsung mencari kursi dan duduk tanpa melihat kanan kiri. Saat mengeluarkan buku catatan, Joni mengedarkan pandangannya dan langsung kaget. Semua seperti asing. Dia seperti tidak mengenali teman sekelasnya, apalagi semuanya memakai masker. Dia berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa mereka adalah teman kelasnya. Tidak berapa lama, Joni kaget ketika melihat ke papan tulis Pak Guru sedang menjelaskan soal Matematika, padahal seingatnya jadwal pagi itu adalah Bahasa Indonesia. "Astaga, ini kan kelasku satu tahun yang lalu, ini kan kelas satu. Sekarang kan aku sudah naik kelas dua." Keringat dingin keluar di wajah Joni, lalu dia memberanikan diri menemui Pak Guru. "Maaf, Pak, karena sudah satu tahun daring, saya lupa kalau sekarang saya sudah kelas dua. Saya salah masuk kelas, Pak." Semua peserta didik pun tertawa. Dengan wajah malu, Joni keluar kelas. Teks 2 PKH Pada suatu hari, dua orang ibu rumah tangga sedang berbincang-bincang di depan rumah. Mereka sedang asyik membahas tentang bantuan pemerintah yang dinamakan PKH. Bu Tuti : Mar, aku semakin heran dengan pemerintah sekarang. Bu Marni Loh, kenapa, Bu? Ada masalah? (penasaran) Bu Tuti : Ya jelas ada. Kalau enggak ada, buat apa saya repot-repot membahas masalah ini? Bu Marni: Oalah, Bu, sempat-sempatnya memikirkan pemerintah, memangnya pemerintah memikirkan nasib kita? Bu Tuti : Jangan salah. Tuh, lihat tetangga sebelah kita. Dia dapat bantuan dari pemerintah. Setiap bulan, dia rutin mengambil sembako di warung dekat balai desa sana. Bu Marni Masa? Enggak salah, sampeyan, Bu? Dia, kan, lumayan mampu. Lihat saja, kulkas ada, mesin cuci punya, motor dua, kalau pergi perhiasannya selalu menempel di tangannya. Benar enggak salah, Bu? (sedikit tidak percaya) Bu Tuti : Nah, itu yang membuat saya bingung. Kenapa dia dapat bantuan? Padahal, kalau dipikir, dia tergolong keluarga mampu. Coba kita bandingkan dengan tetangga kita yang lain. Ada yang jauh lebih berhak mendapatkan bantuan itu sebenarnya. Bu Marni : Iya betul Bu. Ngomong-ngomong, bantuan apa yang bisa dia dapat, Bu? Bu Tuti Bu Marni: Masa kamu enggak tahu? Itu, loh, bantuan PKH. Oh, yang rumahnya ditempeli stiker "Keluarga Miskin" itu, to? Bu Tuti Nah, itu kamu tahu, Mar. (mengacungkan jempol kepada Bu Marni) Bu Marni Bu Tuti Ya tahu lah, Bu. Apa, sih, yang tidak saya ketahui? Mar, PKH itu apa, to? (penasaran) Bu Marni Program Keluarga Harapan. Bu Tuti : Harapan apa? Bu Marni Harapan biar dikasih sembako tiap bulan, ha...ha...ha... Bu Tuti : Ngawur kamu, Mar. Tulislah persamaan dan perbedaan kedua teks tersebut

8

3.7

Jawaban terverifikasi

Sahabat yang Tergadai Rina dan Maya telah bersahabat sejak kecil. Mereka tinggal di kompleks perumahan yang sama, duduk di bangku sekolah yang sama, bahkan berbagi mimpi untuk bisa terus bersama hingga dewasa. Setiap sore, Rina selalu datang ke rumah Maya untuk bermain atau sekadar mengerjakan PR bersama. Rumah Maya terasa hangat dan nyaman, penuh dengan canda tawa dan rasa kekeluargaan. Maya adalah teman yang selalu mendukung Rina dalam segala hal, tak peduli apa yang terjadi. Namun, suatu hari segalanya berubah. Ayah Maya, yang sebelumnya memiliki usaha sukses, mengalami kebangkrutan. Usahanya gulung tikar setelah dihadapkan pada masalah keuangan yang tak terduga. Keluarga Maya terpaksa menjual rumah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil di pinggiran kota. Maya tak lagi bisa mengenakan seragam baru yang biasa mereka beli bersama di awal tahun ajaran. Kini, pakaian Maya tampak kusam, dan sepatu yang dia kenakan mulai berlubang di ujungnya. Pada awalnya, Rina tetap berteman dengan Maya seperti biasa. Mereka masih bertemu di sekolah, dan Rina sesekali mengundang Maya ke rumahnya. Namun, Rina mulai mendengar bisik-bisik dari teman-teman lainnya. "Kenapa masih berteman dengan Maya? Keluarganya sudah jatuh miskin. Nanti kamu jadi terlihat seperti dia." Salah seorang teman di kelas berkata dengan nada mengejek. Bisikan-bisikan itu semakin keras, bahkan beberapa di antaranya terang-terangan menertawakan Maya di depan Rina. Rina merasa tersudut. Di satu sisi, dia merasa bersalah kepada Maya, sahabatnya sejak kecil, yang tidak pernah memintanya apa-apa kecuali persahabatan tulus. Namun di sisi lain, dia merasa takut dijauhi oleh teman-teman lain yang mulai memandang rendah Maya. Rina mulai menjaga jarak. Suatu sore, Maya mendatangi Rina. "Kenapa kamu menjauh? Aku merindukanmu, Rina," Maya bertanya dengan mata yang penuh harap, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap sahabatnya. Rina menghindari tatapan Maya, menunduk dan berpura-pura sibuk dengan bukunya. "Aku sibuk sekarang, banyak tugas. Maaf, Maya." Maya terdiam. Hatinya hancur. Dia tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia berharap itu tidak benar. Namun, kenyataannya terlalu menyakitkan untuk diabaikan. Sejak itu Maya tak pernah lagi mengajak Rina berbicara. Mereka masih bertemu di sekolah, tetapi Maya belajar untuk menahan diri dari rasa sakit ditinggalkan. Waktu berlalu, dan pertemanan mereka tergerus oleh jarak yang diciptakan Rina. Suatu hari, sekolah mengadakan reuni kecil bagi siswa-siswa angkatan mereka. Maya, yang sekarang telah menemukan jalan hidupnya sendiri, datang dengan percaya diri. Dia tak lagi terjebak dalam bayang-bayang masa lalu. Rina melihat Maya dari jauh, merasa tertampar oleh keberadaan sahabatnya yang dulu. Maya telah tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan sukses, meski tanpa dirinya. Rina mendekat dengan perasaan bersalah. "Maya... maafkan aku." Maya menatapnya, senyumnya tenang. "Rina, aku sudah memaafkanmu sejak lama. Aku hanya belajar bahwa tidak semua hal bisa kita pertahankan, bahkan persahabatan. Kadang, orang berubah, dan itu tidak apa-apa. Yang penting, kita tetap berdiri dan melanjutkan hidup." Rina menahan air matanya. Pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah kehilangan lebih dari sekadar seorang sahabat. Dia telah kehilangan kesempatan untuk setia pada seseorang yang benar-benar berarti dalam hidupnya. Tapi, waktu tak bisa diputar kembali. Rina hanya bisa menerima kenyataan bahwa persahabatan mereka telah tergadai oleh ketakutan dan gengsi. Maya pun berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Rina dalam kesunyian yang menyesakkan. Ubahlah cerpen tersebut menjadi sebuah adegan 1, adegan 2, adegan 3, dan adegan 4

7

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

[1] Gaya hidup sedentari alias kurang gerak atau mager (malas gerak) adalah masalah yang sering dialami oleh penduduk perkotaan. [2] Bekerja di depan layar komputer sepanjang hari, kelamaan terjebak macet di jalan,atau hobi main gim tanpa diimbangi olahraga merupakan bentuk dari gaya hidup sedentari. [3] Jika Anda termasuk salah satu orang yang sering melakukan berbagai rutinitas tersebut, Anda harus waspada. [4] Pasalnya, gaya hidup sedentari sangat berbahaya karena membuat Anda berisiko terkena diabetes tipe 2. [5] Gaya hidup sedentari menyebabkan masyarakat, terutama penduduk kota, malas bergerak. [6] Coba ingat-ingat, dalam sehari ini, sudah berapa kali Anda dalam menggunakan aplikasi online untuk memenuhi kebutuh Anda? [7] Selain itu, tilik juga berapa banyak langkah yang sudah Anda dapatkan pada hari ini? [8] Seiring dengan pengembangan teknologi yang makin canggih, apa pun yang Anda butuhkan kini bisa langsung diantar ke ruangan kantor Anda atau depan rumah. [9] Selain hemat waktu, Anda pun jadi tak perlu mengeluarkan energi untuk mendapatkan apa yang Anda mau. [10] Namun, tahukah Anda bahwa segala kemudahan tersebut menyimpan bahaya bagi tubuh Anda? [11] Minimnya aktifitas fisik karena gaya hidup ini membuatmu berisiko lebih tinggi terkena berbagai penyakit kronis, termasuk diabetes. [12] Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa gaya hidup ini juga termasuk 1 dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia. [13] Selain itu, data terbaru dari Riskedas 2018 menguak bahwa DKI Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat diabetes melitus tertinggi di Indonesia. [14] Ini menunjukkan bahwa gaya hidup mager amat erat kaitannya dengan tingkat diabetes di perkotaan. Bentuk bahasa yang sejenis dengan mager pada kalimat 1 adalah.... a. magang b. oncom c. rudal d. pugar

4

5.0

Jawaban terverifikasi