Vbiyya V

15 Januari 2024 04:36

Iklan

Vbiyya V

15 Januari 2024 04:36

Pertanyaan

sebutkan minimal 3 perbedaan antara fantasy dan fairy tale? jawabnya yg jelas ya misal kalau legend ada asal daerah sedangkan fairy tale tidak ada asal daerahnya(contohnya kek gini ya) thanks

sebutkan minimal 3 perbedaan antara fantasy dan fairy tale? 

jawabnya yg jelas ya 

misal kalau legend ada asal daerah sedangkan fairy tale tidak ada asal daerahnya(contohnya kek gini ya) thanks

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

00

:

12

:

36

:

49

Klaim

6

2


Iklan

Zahra P

22 Januari 2024 23:58

<p><br>1.&nbsp;Origin and Setting: <strong>Fairy tales often have a specific origin or cultural background, such as the Brothers Grimm's fairy tales from Germany or Hans Christian Andersen's fairy tales from Denmark</strong>. They are often set in a fantastical world but are rooted in a specific time and place. On the other hand, <strong>fantasy stories can be set in any world</strong>, whether it's a completely fictional realm or an alternate version of our own world. They are not limited to a specific cultural origin.</p><p>2.&nbsp;Characters: <strong>Fairy tales typically feature archetypal characters such as princesses, witches, and talking animals</strong>. These characters often represent moral lessons or symbolic elements. <strong>Fantasy stories, on the other hand, can have a wider range of characters, including mythical creatures</strong>, magical beings, and complex protagonists with their own unique traits and motivations.</p><p>3.&nbsp;Narrative Structure: <strong>Fairy tales often follow a familiar narrative structure, with a clear beginning, middle, and end</strong>. They often include elements of enchantment, transformation, and a moral lesson or message. <strong>Fantasy stories, on the other hand, can have more complex and intricate plotlines. </strong>They may involve epic quests, intricate world-building, and multiple story arcs.<br><br>-Semoga membantu</p>


1. Origin and Setting: Fairy tales often have a specific origin or cultural background, such as the Brothers Grimm's fairy tales from Germany or Hans Christian Andersen's fairy tales from Denmark. They are often set in a fantastical world but are rooted in a specific time and place. On the other hand, fantasy stories can be set in any world, whether it's a completely fictional realm or an alternate version of our own world. They are not limited to a specific cultural origin.

2. Characters: Fairy tales typically feature archetypal characters such as princesses, witches, and talking animals. These characters often represent moral lessons or symbolic elements. Fantasy stories, on the other hand, can have a wider range of characters, including mythical creatures, magical beings, and complex protagonists with their own unique traits and motivations.

3. Narrative Structure: Fairy tales often follow a familiar narrative structure, with a clear beginning, middle, and end. They often include elements of enchantment, transformation, and a moral lesson or message. Fantasy stories, on the other hand, can have more complex and intricate plotlines. They may involve epic quests, intricate world-building, and multiple story arcs.

-Semoga membantu


Iklan

Salsabila M

Community

04 Mei 2024 01:22

<p>berikut adalah minimal tiga perbedaan antara fantasy dan fairy tale:</p><p><strong>Karakteristik dan Asal Usul:</strong></p><ul><li>Fantasy seringkali menciptakan dunia atau setting yang fiktif dengan aturan dan makhluk yang unik, seringkali melibatkan sihir, makhluk mitos, atau latar belakang fiksi ilmiah yang kompleks. Contoh-contoh fantasy meliputi "The Lord of the Rings" atau "Harry Potter".</li><li>Fairy tale biasanya memiliki setting yang lebih sederhana dan tidak realistis, dan seringkali berfokus pada dongeng tradisional yang telah disebarkan secara lisan atau tertulis selama berabad-abad. Mereka seringkali berkaitan dengan rakyat atau budaya tertentu dan memiliki moral atau pesan yang jelas. Contoh-contoh fairy tale termasuk "Cinderella" atau "Snow White".</li></ul><p><strong>Aspek Moral dan Pesan:</strong></p><ul><li>Fantasy cenderung mengeksplorasi tema-tema kompleks dan seringkali menawarkan pelajaran moral atau filosofis yang lebih dalam, meskipun tidak selalu dengan cara yang langsung. Mereka dapat memuat pertempuran antara kebaikan dan kejahatan atau mengeksplorasi konsep-konsep seperti persahabatan, keberanian, atau pengorbanan.</li><li>Fairy tale seringkali menampilkan pesan moral yang jelas dan sederhana, seringkali dalam bentuk perumpamaan atau ajaran langsung. Mereka mengajarkan nilai-nilai seperti kebaikan hati, kesetiaan, atau keberanian dengan cara yang mudah dimengerti oleh pembaca muda.</li></ul><p><strong>Perkembangan Karakter:</strong></p><ul><li>Di dalam fantasy, karakter seringkali mengalami perkembangan yang lebih kompleks dan mendalam seiring dengan perkembangan plot. Mereka dapat menghadapi konflik internal dan eksternal yang kompleks, dan mungkin mengalami perubahan kepribadian atau pertumbuhan karakter.</li><li>Dalam fairy tale, karakter-karakter cenderung berfungsi sebagai simbol atau arketipe yang mewakili sifat-sifat tertentu. Mereka jarang mengalami perkembangan karakter yang signifikan, dan fokusnya lebih pada perjalanan fisik atau petualangan yang mereka alami.</li></ul><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p>&nbsp;</p><p><br>&nbsp;</p>

berikut adalah minimal tiga perbedaan antara fantasy dan fairy tale:

Karakteristik dan Asal Usul:

  • Fantasy seringkali menciptakan dunia atau setting yang fiktif dengan aturan dan makhluk yang unik, seringkali melibatkan sihir, makhluk mitos, atau latar belakang fiksi ilmiah yang kompleks. Contoh-contoh fantasy meliputi "The Lord of the Rings" atau "Harry Potter".
  • Fairy tale biasanya memiliki setting yang lebih sederhana dan tidak realistis, dan seringkali berfokus pada dongeng tradisional yang telah disebarkan secara lisan atau tertulis selama berabad-abad. Mereka seringkali berkaitan dengan rakyat atau budaya tertentu dan memiliki moral atau pesan yang jelas. Contoh-contoh fairy tale termasuk "Cinderella" atau "Snow White".

Aspek Moral dan Pesan:

  • Fantasy cenderung mengeksplorasi tema-tema kompleks dan seringkali menawarkan pelajaran moral atau filosofis yang lebih dalam, meskipun tidak selalu dengan cara yang langsung. Mereka dapat memuat pertempuran antara kebaikan dan kejahatan atau mengeksplorasi konsep-konsep seperti persahabatan, keberanian, atau pengorbanan.
  • Fairy tale seringkali menampilkan pesan moral yang jelas dan sederhana, seringkali dalam bentuk perumpamaan atau ajaran langsung. Mereka mengajarkan nilai-nilai seperti kebaikan hati, kesetiaan, atau keberanian dengan cara yang mudah dimengerti oleh pembaca muda.

Perkembangan Karakter:

  • Di dalam fantasy, karakter seringkali mengalami perkembangan yang lebih kompleks dan mendalam seiring dengan perkembangan plot. Mereka dapat menghadapi konflik internal dan eksternal yang kompleks, dan mungkin mengalami perubahan kepribadian atau pertumbuhan karakter.
  • Dalam fairy tale, karakter-karakter cenderung berfungsi sebagai simbol atau arketipe yang mewakili sifat-sifat tertentu. Mereka jarang mengalami perkembangan karakter yang signifikan, dan fokusnya lebih pada perjalanan fisik atau petualangan yang mereka alami.

 

 

 


 


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

1) Apa perbedaan antara minimal usia kerja dan maksimal usia kerja? Jelaskan! (Jika perlu) 2) Perhatikan kutipan berita berikut! Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan uji materiil UU Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2023. Hakim konstitusi menyatakan batas usia pelamar kerja tidak termasuk bentuk diskriminasi. "Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua MK Suhartoyo saat membacakan putusan perkara Nomor 35/PUU-XXII/2024 di Gedung MK RI, Jakarta, Selasa (30/7). Permohonan itu menggugat Pasal 35 Ayat (1) yang menyatakan tiap pemberi kerja bisa merekrut sendiri tenaga kerja yang dibutuhkan atau melalui pelaksana penempatan kerja. Pemohon mempersoalkan isu diskriminasi dalam mendapatkan pekerjaan. Hakim konstitusi Arief Hidayat menyatakan sesuai Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM), tindakan diskriminatif apabila terjadi pembedaan yang didasarkan pada agama, suku, ras, etnis, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, dan keyakinan politik. Karena itu, kata Arief, syarat seperti batasan usia, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikan bukan merupakan tindakan diskriminatif. "Terlebih, pengaturan mengenai larangan diskriminasi bagi tenaga kerja telah tegas dinyatakan dalam Pasal 5 UU 13/2003 yang menyatakan, 'setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan'," katanya. Namun, satu hakim konstitusi yaitu M Guntur Hamzah punya pendapat berbeda atau dissenting opinion. Guntur berpendapat bahwa permohonan pemohon mestinya dikabulkan sebagian. Menurut dia, bunyi Pasal 35 Ayat (1) dapat diubah dan ditambahkan, sehingga pemberi kerja dilarang mengumumkan lowongan pekerjaan yang mensyaratkan usia, berpenampilan menarik, ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, pandangan politik, kebangsaan atau asal usul keturunan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. Guntur menyebut jika dilihat dari segi hukum (sense of legality), pasal yang diuji oleh pemohon secara umum memang sepertinya tidak memiliki persoalan konstitusionalitas. Namun, jika dilihat dari kacamata keadilan (sense of justice), Guntur melihat norma Pasal 35 Ayat (1) potensial disalahgunakan, sehingga membutuhkan penegasan karena sangat bias terkait dengan larangan diskriminasi in casu dalam persyaratan pada lowongan pekerjaan. Menurut dia, Pasal 35 Ayat (10) sangat jelas menimbulkan ketidakpastian hukum (legal uncertainty) bagi para pencari kerja. Khususnya, dalam frasa "merekrut sendiri tenaga kerja yang dibutuhkan" yang diletakkan pada pertimbangan subjektif pemberi kerja. Guntur berpandangan persyaratan hendaknya diletakkan pada kualifikasi dan kompetensi, sehingga tak masalah berapapun usia calon pekerja, sepanjang telah memasuki usia kerja dan memiliki kualifikasi dan kompetensi sesuai formasi atau lowongan pekerjaan dimaksud. Berdasarkan kutipan diatas : • Apa saja penyebab sektor formal hanya dikhususkan anak pemuda usia 18-25 tahun? • Apakah hanya Negara Indonesia saja yang menerapkan batas usia 25 tahun? (Dibandingkan negara lain) Jelaskan situasi! (Jika perlu) • Mengapa batas usia bukan diskriminasi oleh MK dan mengapa batas usia di negara lain cenderung diskriminasi? Jelaskan perbandingannya! (Jika perlu) 3) Apa jadinya kalau batas usia kerja Indonesia dihapus sepenuhnya &amp; merekut tenaga kerja di semua umur? Jelaskan dampaknya!

4

5.0

Jawaban terverifikasi

Soal Essay nomor 1-5! Hadiah : 5.000 poin 1) Apa perbedaan antara kejujuran dan kebohongan? Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh! (Jika ada) 2) Apa perbedaan antara sisi terang💡dan sisi gelap? Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh! (Jika ada) 3) Negara kita menempatkan peringkat kedua, sebagai negara paling tidak jujur dalam akademik di dunia. Selama ketidakjujuran masih ada, kita tidak dapat memberi harapan untuk bisa jadi negara maju di tahun 2035-2045 mendatang. Padahal kita mempunyai sebuah aplikasi Ruangguru untuk membantu belajar dari kelas 1 SD sampai kelas 12 SMA. Sayangnya jumlah unduhan siswa hanya sekitar 25 juta orang dari 278 juta orang di seluruh Indonesia. Alasan tidak semua orang download apk adalah sebagian besar orang sudah pada kerja, sebagian pada penganggur, dan sebagian kecil pelajar belum mencoba apk ini. Bahkan orang menengah kebawah tidak bisa main apk Ruangguru, kalau tidak punya HP. Akibatnya, negara bangsa kita jadi tercemar, gara-gara manusia tidak jujur dan lemah hukum dari pemerintah otonomi daerah. Berdasarkan keburukan diatas, mengapa apk ruangguru tidak seramai di FYP medosos dan apa saja pelajaran berharga yang bisa kita ambil dari sisi gelap NKRI tersebut? Jelaskan harapan dan kesempatan! (Jika perlu) 4) Perhatikan Ilustrasi berikut! (berdasarkan nomor 2 atas) Sebagian orang yang melihat berita ini merasa, kalau negara kita sudah tidak ada harapan lagi untuk bisa memajukan negara. Karena negara kita semakin tertinggal dari negara lain. Tidak heran kalau suatu saat nanti ada negara menyerang NKRI, maka hancurlah semua harapan kehidupan dan mengambil ahli semua tanah kita dari negara asing. Akhirnya beberapa kelompok orang seluruh daerah menulis surat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara b*n*h diri. Cara ini sebagai bentuk pasrah bagi sebagian rakyat negara, sampai dunia internasional jadi kaget. Berdasarkan ilustrasi tadi, mengapa rakyat begitu cemas sama situasi ketidakjujuran dan apa jadinya kalau 278 juta jiwa mengakhiri hidup barengan? Jelaskan dampaknya! 5) Setelah membaca nomor 3 dan 4, kita semakin paham betapa kejamnya manusia sebagai ketidakpedulian sesamanya. Walaupun begitu, bukan berarti kita langsung mengakhiri hidup. Perlu di ingat, bahwa tidak semua penduduk Indonesia antara penjabat atau rakyat itu jahat lho. Masih banyak orang yang peduli mengenai sosial postif dan kerjasama. Kalau sosial tidak ada, maka teknologi, makanan cepat saji, dan kendaraan gak bakalan ada sampai saat ini. Bandingkan sama negara lain, yang paling bahaya itu justru perang senjata yang bisa memakan banyak korban di timur tengah. Solusinya hanya satu, yaitu memperkuat hukum dalam UU tentang masalah kejujuran. Hukuman ini akan diberatkan, tergantung tingkat keparahan suatu negara. Berdasarkan diatas, bagaimana tanggapanmu?

6

5.0

Jawaban terverifikasi

Iklan