Rangkuman Perlawanan Banten Terhadap VOC
Latar Belakang: Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC dipicu oleh dua faktor utama:
- Gangguan dan Blokade VOC: VOC mengganggu dan memblokade kapal dagang dari Maluku dan Tiongkok yang datang ke Banten, yang merupakan pusat perdagangan penting di kawasan Asia Tenggara.
- Monopoli Perdagangan: VOC ingin memonopoli perdagangan di pesisir Jawa, termasuk Banten, yang kaya akan komoditas lada.
Kronologi
1. Kedatangan Belanda di Banten (1596)
- Pada tahun 1596, Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman tiba di Banten untuk pertama kalinya. Mereka datang dengan tujuan berdagang, namun perilaku kasar dan sombong mereka menimbulkan ketegangan dengan penduduk setempat. Akibatnya, rakyat Banten mengusir mereka, dan Cornelis de Houtman beserta rombongannya harus meninggalkan Banten.
2. Awal Konflik dengan VOC (Awal Abad ke-17)
- VOC didirikan pada tahun 1602 dan segera mulai memperluas pengaruhnya di Nusantara, termasuk Banten. Mereka berusaha menjalin hubungan dagang dengan Banten, namun mengalami penolakan dari Sultan Banten karena VOC ingin memonopoli perdagangan, terutama rempah-rempah seperti lada, yang sangat bernilai di Eropa.
3. Masa Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1631-1683)
- Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta pada tahun 1631 dan mengambil sikap tegas menolak campur tangan VOC dalam urusan Banten. Ia memperkuat pertahanan Banten dan menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.
4. Merusak Kebun Tebu VOC di Batavia (1656)
- Pada tahun 1656, Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan pasukannya untuk merusak kebun tebu milik VOC di Batavia (Jakarta sekarang). Kebun tebu ini merupakan sumber pendapatan utama VOC di wilayah tersebut. Tindakan ini merupakan upaya untuk melemahkan ekonomi VOC dan menunjukkan bahwa Banten tidak akan tunduk pada kekuasaan mereka.
5. Membantu Perlawanan Trunojoyo di Mataram (1674-1677)
- Sultan Ageng Tirtayasa mendukung pemberontakan Trunojoyo terhadap Sultan Mataram, yang merupakan sekutu VOC. Dengan membantu Trunojoyo, Sultan Ageng berusaha mengganggu aliansi antara Mataram dan VOC, serta memperlemah kekuatan VOC di Jawa.
6. Melindungi Pelarian dari Makassar (1667-1669)
- Setelah kekalahan Makassar oleh VOC dan penandatanganan Perjanjian Bongaya pada tahun 1667, beberapa penduduk Makassar yang tidak mau tunduk kepada VOC melarikan diri ke Banten. Sultan Ageng Tirtayasa memberikan perlindungan kepada mereka, sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama kerajaan yang melawan VOC.
7. Konflik Internal: Perang Saudara di Banten (1680-1683)
- Pada tahun 1680, terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji. Sultan Haji, yang tidak setuju dengan kebijakan anti-VOC ayahnya, diam-diam menjalin hubungan dengan VOC. Dia tergoda oleh janji bantuan VOC dan akhirnya memberontak melawan ayahnya.
- VOC memanfaatkan situasi ini dengan memberikan dukungan militer kepada Sultan Haji. Perang saudara ini berlangsung selama tiga tahun dan menyebabkan kehancuran besar di Banten. Pada tahun 1683, pasukan Sultan Ageng Tirtayasa kalah, dan Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh VOC dan dipenjara di Batavia.
8. Akhir Perlawanan dan Penurunan Banten (1683)
- Setelah kekalahan Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Haji menjadi sultan di bawah pengaruh VOC. Banten kehilangan banyak wilayah dan kekayaannya. Sultan Haji dipaksa untuk menyerahkan sebagian besar kekuasaan dan hanya boleh berdagang dengan VOC, yang mengakibatkan kemunduran ekonomi dan politik Banten.
- Sultan Ageng Tirtayasa meninggal dalam penjara di Batavia pada tahun 1692, mengakhiri salah satu perlawanan terbesar terhadap VOC di Nusantara.
Tujuan: Tujuan utama perlawanan Banten adalah untuk mempertahankan kemerdekaan dan kemakmuran wilayahnya dari upaya monopoli dan kontrol VOC serta menjaga hubungan perdagangan bebas dengan berbagai negara.
Dampak:
- Semangat Juang dan Nasionalisme: Perlawanan ini menunjukkan semangat juang rakyat Banten yang menginspirasi perlawanan lain di Nusantara.
- Mengguncang Kekuatan VOC: Perlawanan Banten menyebabkan VOC mengeluarkan banyak biaya dan tenaga, sehingga berkontribusi pada kemunduran VOC.
- Warisan Budaya: Perlawanan ini meninggalkan jejak budaya dan tokoh-tokoh heroik, serta situs-situs sejarah yang masih dikenang hingga kini, seperti Istana Surosowan dan Masjid Agung Banten.