Srengenge L

04 Maret 2025 02:23

Iklan

Srengenge L

04 Maret 2025 02:23

Pertanyaan

sebutkan 4 kalimat dalam bahasa jawa dan bali

sebutkan 4 kalimat dalam bahasa jawa dan bali

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

16

:

42

:

02

Klaim

1

2


Iklan

Elmeira R

04 Maret 2025 09:16

<p>Bahasa Jawa:</p><p>1. Piye kabare nduk?</p><p>2. Sugeng enjing.</p><p>3. Sugeng sonten koncoku</p><p>4. Dalemipun sampeyan pundi?</p><p>&nbsp;</p>

Bahasa Jawa:

1. Piye kabare nduk?

2. Sugeng enjing.

3. Sugeng sonten koncoku

4. Dalemipun sampeyan pundi?

 


Iklan

M. R

08 Maret 2025 09:29

<p><strong>Gedang</strong></p><p>Dalam bahasa Jawa, kata '<i>gedang</i>' mengacu pada pisang. Sementara dalam bahasa Bali, artinya adalah pepaya. Kedua kata tersebut memang sama-sama mengacu pada buah.</p><p>Namun, jenis kedua buah tersebut sangatlah berbeda. Hal ini mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman jika digunakan untuk berkomunikasi antara orang Jawa dan orang Bali.</p><p><strong>2. Mbok</strong></p><p>Dalam Bahasa Jawa, kata '<i>mbok</i>' digunakan sebagai panggilan untuk seorang ibu. Sedangkan dalam bahasa Bali, kata 'mbok' merujuk pada panggilan untuk kakak perempuan.</p><p>'<i>Mbok</i>' dalam bahasa Bali dan Jawa memiliki keterkaitan dengan konsep umur, namun memiliki konotasi yang berbeda. Perbedaan ini juga bisa menimbulkan miskomunikasi dengan lawan bicara, jadi sebaiknya diperhatikan.</p><p><strong>Baca juga:10 Falsafah Hidup Orang Jawa serta Maknanya</strong></p><p><strong>3. Wayah</strong></p><p>'<i>Wayah</i>' dalam bahasa Bali dan Jawa memiliki kesamaan sebagaimana halnya dengan kata 'mbok'. Dalam bahasa Jawa, kata '<i>wayah</i>' digunakan sebagai panggilan untuk cucu. Sementara dalam Bahasa Bali, maknanya justru berkebalikan, yaitu merujuk pada kakek.</p><p>Perbedaan konsep ini bisa menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman jika tidak diperhatikan dengan cermat. Oleh karena itu, memahami konteks budaya sangat penting agar tidak salah tafsir dalam menggunakan kata '<i>wayah</i>'.</p><p><strong>4. Cokot</strong></p><p>Dalam bahasa Jawa, kata '<i>cokot</i>' berarti gigit. Sementara dalam bahasa Bali, kata '<i>cokot</i>' merujuk pada arti pegang. Perlu diperhatikan perbedaan ini agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan kata tersebut, terutama ketika berkomunikasi dengan orang Bali.</p><p><strong>5. Ngajeng</strong></p><p>Dalam bahasa Bali, kata '<i>ngajeng</i>' merupakan bahasa halus dari makan. Dalam bahasa Jawa, kata '<i>ngajeng</i>' juga bahasa halus, namun memiliki arti yang berbeda dengan '<i>ngajeng</i>' bahasa Bali.</p><p>Kata '<i>ngajeng</i>' bahasa Jawa berarti depan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan tempat atau letak sesuatu. Sama-sama '<i>ngajeng</i>', tapi sangat berbeda arti bukan. Jadi, pastikan tidak salah pengucapan saat berkomunikasi.</p><p><strong>6. Pipis</strong></p><p>Dalam bahasa Jawa, kata '<i>pipis</i>' berarti kencing. Kata ini juga ada dalam bahasa Bali, namun dengan arti yang berbeda. Di mana, dalam bahasa Bali, kata '<i>pipis</i>' artinya uang.</p><p>Sangat jauh berbeda bukan artinya dengan bahasa Jawa. Jadi, jangan salah mengartikan jika orang Bali mengatakan '<i>pipis</i>' padahal tidak sedang ingin kencing dan tidak dalam konteks tersebut.</p><p><strong>7. Sing</strong></p><p>Melansir laman Universitas Indonesia Library, dalam bahasa Jawa, kata '<i>sing</i>' disebut sebagai tembung sesulih, penggandheng, tembung panyilih atau pronomina relatif. Kata '<i>sing</i>' bersinonim dengan '<i>kang</i>' dan '<i>ingkang</i>' artinya yang.</p><p>Beda lagi dalam bahasa Bali. Kata '<i>sing</i>' dalam bahasa Bali berarti tidak. Contohnya dalam kalimat, yaitu '<i>cang sing ada pis</i> (saya tidak ada uang),".</p><p><strong>8. Kenyang</strong></p><p>Selanjutnya ada kata 'kenyang', yang dalam bahasa Bali memiliki makna yang jauh berbeda. Sebenarnya, kenyang merupakan bahasa Indonesia yang berarti sudah puas makanatau sudah penuh perutnya.</p><p>Sementara dalam bahasa Bali, kata 'kenyang' artinya tegang. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan 'kenyang' adalah kondisi saat alat kelamin laki-laki sedang ereksi atau tegang.</p><p>Meski kata 'kenyang' merupakan bahasa Indonesia, orang Bali sering menyebutnya sebagai bahasa Jawa atau biasa dikatakan kenyang Jawa. Mereka kerap mengucapkan kenyang Jawa atau kenyang Bali.</p><p>Kenyang Jawa yang dimaksud adalah arti kenyang dalam bahasa Indonesia. Sedangkan, kenyang Bali merupakan makna kenyang dalam bahasa Bali itu sendiri.</p><p><strong>9. Budal</strong></p><p>Dalam Bahasa Jawa, kata '<i>budal</i>' bermakna berangkat, sedangkan dalam Bahasa Bali, '<i>budal</i>' merujuk pada arti pulang. Meskipun kedua kata tersebut terdengar serupa, namun memiliki makna yang berbeda signifikan dan menunjukkan perbedaan makna antara bahasa Jawa dan Bali.</p><p>Dengan demikian, melalui kemiripan unik antara bahasa Jawa dan Bali ini dapat lebih menghargai keberagaman budaya Indonesia. Meskipun sering kali disalahpahami atau tertukar, penting untuk memahami perbedaan makna kata meski memiliki kemiripan.</p><p>Menyadari perbedaan kata-kata di atas, tidak hanya memperkaya pemahaman linguistik kita, tetapi juga mencegah terjadinya kesalahpahaman yang umumnya timbul dalam interaksi lintas budaya.</p><p><i><strong>Artikel ini ditulis oleh M. Rizqi Adilla</strong></i></p>

Gedang

Dalam bahasa Jawa, kata 'gedang' mengacu pada pisang. Sementara dalam bahasa Bali, artinya adalah pepaya. Kedua kata tersebut memang sama-sama mengacu pada buah.

Namun, jenis kedua buah tersebut sangatlah berbeda. Hal ini mungkin akan menimbulkan kesalahpahaman jika digunakan untuk berkomunikasi antara orang Jawa dan orang Bali.

2. Mbok

Dalam Bahasa Jawa, kata 'mbok' digunakan sebagai panggilan untuk seorang ibu. Sedangkan dalam bahasa Bali, kata 'mbok' merujuk pada panggilan untuk kakak perempuan.

'Mbok' dalam bahasa Bali dan Jawa memiliki keterkaitan dengan konsep umur, namun memiliki konotasi yang berbeda. Perbedaan ini juga bisa menimbulkan miskomunikasi dengan lawan bicara, jadi sebaiknya diperhatikan.

Baca juga:10 Falsafah Hidup Orang Jawa serta Maknanya

3. Wayah

'Wayah' dalam bahasa Bali dan Jawa memiliki kesamaan sebagaimana halnya dengan kata 'mbok'. Dalam bahasa Jawa, kata 'wayah' digunakan sebagai panggilan untuk cucu. Sementara dalam Bahasa Bali, maknanya justru berkebalikan, yaitu merujuk pada kakek.

Perbedaan konsep ini bisa menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman jika tidak diperhatikan dengan cermat. Oleh karena itu, memahami konteks budaya sangat penting agar tidak salah tafsir dalam menggunakan kata 'wayah'.

4. Cokot

Dalam bahasa Jawa, kata 'cokot' berarti gigit. Sementara dalam bahasa Bali, kata 'cokot' merujuk pada arti pegang. Perlu diperhatikan perbedaan ini agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan kata tersebut, terutama ketika berkomunikasi dengan orang Bali.

5. Ngajeng

Dalam bahasa Bali, kata 'ngajeng' merupakan bahasa halus dari makan. Dalam bahasa Jawa, kata 'ngajeng' juga bahasa halus, namun memiliki arti yang berbeda dengan 'ngajeng' bahasa Bali.

Kata 'ngajeng' bahasa Jawa berarti depan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan tempat atau letak sesuatu. Sama-sama 'ngajeng', tapi sangat berbeda arti bukan. Jadi, pastikan tidak salah pengucapan saat berkomunikasi.

6. Pipis

Dalam bahasa Jawa, kata 'pipis' berarti kencing. Kata ini juga ada dalam bahasa Bali, namun dengan arti yang berbeda. Di mana, dalam bahasa Bali, kata 'pipis' artinya uang.

Sangat jauh berbeda bukan artinya dengan bahasa Jawa. Jadi, jangan salah mengartikan jika orang Bali mengatakan 'pipis' padahal tidak sedang ingin kencing dan tidak dalam konteks tersebut.

7. Sing

Melansir laman Universitas Indonesia Library, dalam bahasa Jawa, kata 'sing' disebut sebagai tembung sesulih, penggandheng, tembung panyilih atau pronomina relatif. Kata 'sing' bersinonim dengan 'kang' dan 'ingkang' artinya yang.

Beda lagi dalam bahasa Bali. Kata 'sing' dalam bahasa Bali berarti tidak. Contohnya dalam kalimat, yaitu 'cang sing ada pis (saya tidak ada uang),".

8. Kenyang

Selanjutnya ada kata 'kenyang', yang dalam bahasa Bali memiliki makna yang jauh berbeda. Sebenarnya, kenyang merupakan bahasa Indonesia yang berarti sudah puas makanatau sudah penuh perutnya.

Sementara dalam bahasa Bali, kata 'kenyang' artinya tegang. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan 'kenyang' adalah kondisi saat alat kelamin laki-laki sedang ereksi atau tegang.

Meski kata 'kenyang' merupakan bahasa Indonesia, orang Bali sering menyebutnya sebagai bahasa Jawa atau biasa dikatakan kenyang Jawa. Mereka kerap mengucapkan kenyang Jawa atau kenyang Bali.

Kenyang Jawa yang dimaksud adalah arti kenyang dalam bahasa Indonesia. Sedangkan, kenyang Bali merupakan makna kenyang dalam bahasa Bali itu sendiri.

9. Budal

Dalam Bahasa Jawa, kata 'budal' bermakna berangkat, sedangkan dalam Bahasa Bali, 'budal' merujuk pada arti pulang. Meskipun kedua kata tersebut terdengar serupa, namun memiliki makna yang berbeda signifikan dan menunjukkan perbedaan makna antara bahasa Jawa dan Bali.

Dengan demikian, melalui kemiripan unik antara bahasa Jawa dan Bali ini dapat lebih menghargai keberagaman budaya Indonesia. Meskipun sering kali disalahpahami atau tertukar, penting untuk memahami perbedaan makna kata meski memiliki kemiripan.

Menyadari perbedaan kata-kata di atas, tidak hanya memperkaya pemahaman linguistik kita, tetapi juga mencegah terjadinya kesalahpahaman yang umumnya timbul dalam interaksi lintas budaya.

Artikel ini ditulis oleh M. Rizqi Adilla


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Jelaskan Dalam bentuk apa dukungan Vatikan dalam merespon berita proklamasi???

8

5.0

Jawaban terverifikasi