Thufail S

Ditanya 2 hari yang lalu

Iklan

Thufail S

Ditanya 2 hari yang lalu

Pertanyaan

Sebuah perusahaan ingin meningkatkan efisiensi energi dengan mengurangi penggunaan listrik pada jam sibuk. Untuk itu, perusahaan memberlakukan sistem pengaturan waktu kerja fleksibel. Manakah pernyataan berikut yang PASTI BENAR? a. Pengaturan waktu kerja fleksibel meningkatkan konsumsi listrik. b. Konsumsi listrik berkurang karena pengaturan waktu kerja fleksibel. c. Waktu kerja fleksibel tidak berpengaruh pada konsumsi listrik. d. Pengaturan waktu kerja fleksibel menambah jam kerja. e. Pengaturan waktu kerja fleksibel dapat mengurangi efisiensi energi.

Sebuah perusahaan ingin meningkatkan efisiensi energi dengan mengurangi penggunaan listrik pada jam sibuk. Untuk itu, perusahaan memberlakukan sistem pengaturan waktu kerja fleksibel. Manakah pernyataan berikut yang PASTI BENAR?

a. Pengaturan waktu kerja fleksibel meningkatkan konsumsi listrik.
b. Konsumsi listrik berkurang karena pengaturan waktu kerja fleksibel.
c. Waktu kerja fleksibel tidak berpengaruh pada konsumsi listrik.
d. Pengaturan waktu kerja fleksibel menambah jam kerja.
e. Pengaturan waktu kerja fleksibel dapat mengurangi efisiensi energi.

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

02

:

16

:

21

:

10

Klaim

6

1


Iklan

Maria M

Dijawab sehari yang lalu

<p>B. Konsumsi listrik berkurang karena pengaturan waktu kerja fleksibel.</p><p>Karena pengaturan waktu kerja fleksibel menjadi solusi dari keputusan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi, maka dapaat dipastikan keputusan tersebut berdampak baik pada penggunaan listrik saat jam sibuk.</p>

B. Konsumsi listrik berkurang karena pengaturan waktu kerja fleksibel.

Karena pengaturan waktu kerja fleksibel menjadi solusi dari keputusan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi, maka dapaat dipastikan keputusan tersebut berdampak baik pada penggunaan listrik saat jam sibuk.


Iklan

Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke Forum

Biar Robosquad lain yang jawab soal kamu

Tanya ke Forum

Roboguru Plus

Dapatkan pembahasan soal ga pake lama, langsung dari Tutor!

Chat Tutor

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Strategi Ekonomi Indonesia Atasi Dampak Covid-19 [...] Selain sedang berusaha menghadapi penyebaran virus corona di dalam negeri, Indonesia tidak dapat lepas dari dinamika perekonomian global. Seperti diketahui semua negara saat ini juga masih fokus menangani wabah Covid-19 yang pada akhirnya mengganggu kepercayaan investor, sektor pariwisata/travel, supply chain dan pasar keuangan. Prospek pelemahan ekonomi global tersebut diperparah lagi dengan kecenderungan pelemahan harga minyak mentah global. Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Komite Stabiltas Sektor Keuangan (KSSK) yang terdi dari Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS, melakukan ossessment untuk memperkirakan skenario berat dan terberat yang mungkinakan kita hadapi akibat dar dampak Covid-19 pada ekonomi lndonesia. [Tabel data: Presentasi Sri Mulyani] Berdasarkan pemaparan Sri Mulyani, hasil dari assessment tersebut, maka untuk skenario berat, ekonomi Indonesi hanya akan tumbuh 2,3% atau turun 3% dibanding asumsi APBN 2020, dengan nilai tukar rupiahnya 12.500/dolar. Dan skenario sangat berat adalah ekonomi Indonesia dapat mengalami penurunan atau minus 0,4% dengan nilai tukar rupiah mencapai 20.000/dolar Sebagai perbandingan pada krisis keuangan 2008, kondsi aktual yang terjadi pada tahun 2009, ekonomi Indonesia masih mampu bertumbuh diangka 4,6% atau turun 1,4%. Mengapa skenario ini cenderung lebih pasrah dibanding 2008? Karena kala itu Indonesia masih mampu menahan dampaknya pada struktur ekonomi yang sebagian besar ditopang oleh sektor konsumsi domestik. Dan memang pada waktu itu, masyarakat di daerah masih tetap beraktitas normal, demikian juga UKM yang tidak berhubungan dengan ekspor impor masih tergolong beroperasi normal. Di berbagai daerah, penanda dan petugas kepolisian dibantu TNI memberikan imbauan agar masyarakat menghindari kumpul di warung atau tempat makan minum dengan tujuan agar penyebaran covid-19 dapat dikontrol. Sebagai gambaran di 2019 sendiri, konsumsi rumah tangga menopang Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 56,82% sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). Jika melihat lebih dalam lagi dari assessment yang dilakukan oleh KSSK disebutkan juga bahwa konsumsi rumah tangga yang semula berdasarkan asumsi APBN 2020 ci angka 5,0% turun menjadi 3,22% pada skenario berat dan menjadi hanya 1,6% dengan skenario sangat berat. Sebagai gambaran, saat ini ada 7 juta warga negara Indonesia yang masih belum mendapatkan pekerjaan (pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi 5% itu setara dengan penciptaan lapangan keja untuk 2 juta hingga 2,5 juta warga negara Indonesia. Antisipasi pada Skenario Walaupun hasil assessment yang dilakukan oleh KSSK ini terlihat begitu menakutkan Sri Mulyani menekankan bahwa justru asumsi ini akan menjadi patokan agar jangan sampai skenario terburuk atau sangat berat terjadi. Itulah mengapa pemerintah berusaha mengeIuarkan beberapa kebijakan dan stimulus untuk mengurangi dampak dari wabah pandemi Covid-19. Pada 1 April 2020, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Perppu tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabiitas Sistem Keuangan, dimana diputuskan pemerintah menambah belanja dan pembiayaan anggaran untuk menangani dampak Covid-19, yaitu sebesar Rp405,1 triliun. [Tabel Belanja dan Anggaran untuk mengatasi dampak Covid-19] Sesuai dengan penjelasan di halaman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, detail dari penggunaan Anggaran tersebut sebagai berikut: Prioritas ke-1 untuk kesehatan sebesar Rp75 triliun, terutama untuk insentif tenaga medis dan belanja penanganan kesehatan. Prioritas ke-2 untuk social safety net akan diperluas sebesar Rp110 trilun. Prioritas ke-3 adalah dukungan kepada industri senilai Rp70 triliun (pajak, bea masuk, KUR). Prioritas ke-4 adalah dukungan pembiayaan anggaran untuk program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp150 tiliun. [...] (Yossy Girsang, Pengamat Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal-Tim Ekonomi Tagor) Kesimpulan yang SALAH berdasarkan informasi di atas adalah .... A. Penurunan ekonomi untuk skenario berat akan lebih buruk 2,1 kali dibanding aktual yang terjadi di 2009 B. untuk skenario sangat berat dampaknya lebih buruk 4,1 kali dibanding krisis ekonomi 2008-2009. C. Kondisi ekonomi akibat COVID-19 lebih buruk bila dibandingkan krisis 2008 D. Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Indonesia tahun 2020 mengalami penurunan tidak sampai 1,5% sehingga memperparah dampak pelemahan ekonomi. E. Wabah Covid-19 menyebabkan menurunnya kepercayaan investor, sektor pariwisata/travel, supply chain, pasar keuangan, hingga pelemahan pelemahan harga minyak mentah global.

11

0.0

Jawaban terverifikasi

Bacalah teks berikut! (1) Kenaikan harga minyak dunia telah membuat selisih harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan nonsubsidi semakin melebar. (2) Keadaan ini, yang memicu peningkatan peralihan konsumsi dari BBM nonsubsidi ke BBM bersubsidi. (3) Tidak mengherankan jika realisasi subsidi BBM hingga akhir tahun ini diperkirakan menembus angka 41 juta kiloliter dari rencana yang dipatok APBN-P 2011 yang hanya 40,4 juta kloliter. (4) Kondisi tersebut tentu tidak menguntungkan karena APBN jelas jelas terbebani. (5) Subsidi BBM juga menciptakan ketidakadilan karena penikmat subsidi BBM adalah kelompok masyarakat menengah ke atas. (6) Di sisi lain, alokasi subsidi BBM yang besar menyebabkan anggaran belanja untuk sektor lainnya (termasuk bagi kelompok miskin) menjadi berkurang. (7) Apalagi, dengan tidak adanya pengendalian konsumsi BBM bersubsidi juga menimbulkan efek negatif lainnya yang tidak kalah berat. (8) BBM bersubsidi menimbulkan pemborosan dalam hal konsumsi energi tak terbarukan. (9) Kondisi ini sama saja dengan mempercepat proses terjadinya kelangkaan energi. (10) BBM bersubsidi hanya menguntungkan pemilik kendaraan pribadi sehingga menimbulkan persoalan pelik bagi sistem transportasi darat di kota-kota besar. (11) Akibatnya, industri transportasi massal menjadi tidak menarik, yang sebenarnya diharapkan dapat memecahkan masalah keruwetan transportasi darat. (12) Di sis lain, BM bersubsidi menimbulkan ketidakadilan antarwilayah, karena penikmat subsidi BBM justru adanya di kota-kota besar dan golongan kaya. (13) Jelaslah, mempertahankan kebijakan subsidi BBM sebenarnya lebih banyak efek negatifnya dibandingkan dengan manfaatnya. (14) Oleh karena itulah, kebijakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi semestinya segera direalisasikan. (15) Apabila idak dibatasi, dikhawatirkan konsumsi BBM bersubsidi pada tahun mendatang semakin besar, yang tentunya berpotensi menimbulkan implikasi negatif yang lebih berat. (16) Kini di tangan pemerintahlah bola untuk menetapkan opsi pengaturan penggunaan BBM bersubsidi berada. Kalimat yang tidak efektif ditemukan pada.... A. 1 dan 5 B. 3 dan 7 C. 4 dan 14 D. 8 dan 15 E. 10 dan 16

28

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan