Iskandar R

18 Maret 2020 22:15

Iklan

Iskandar R

18 Maret 2020 22:15

Pertanyaan

Salah satu kewajiban warga negara terhadap negaranya adalah ….  A. Memilih, memeluk, dan menjalankan masing-masing kepercayaan yang dipercayai B. Mempunyai kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan C. Memperoleh pekerjaan yang layak D. Mempertahankan wilayah NKRI dari serangan musuh E. Kemerdekaan berserikat, berkumpul, mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai UU yang berlaku

Ikuti Tryout SNBT & Menangkan E-Wallet 100rb

Habis dalam

01

:

22

:

35

:

29

Klaim

4

9


Iklan

Selvi S

20 Maret 2020 07:53

Menurut saya, jawabanya D. Mempertahankan wilayah NKRI dari serangan musuh


Iklan

Anisa A

20 Maret 2020 01:38

Semua jawaban benar


Zabrina K

24 Maret 2020 08:29

D, ada di UUD 1945 pasal 30


Rezki R

14 September 2020 07:04

D.


Ruth P

14 September 2020 10:35

D. mempertahankan wilayah NKRI dari serangan musuh


Fransisca D

22 November 2020 16:32

Untuk kewajiban menurut saya jawaban yang benar D. Mempertahankan wilayah NKRI dari serangan musuh Untuk pilihan A B C E menurut saya termasuk dalam hak warga negara


Rumi R

02 Juni 2022 03:14

Berikut yang merupakan hak warga negara kecuali


Raihan R

05 Juni 2023 02:28

B


Nurfadelsa N

08 Juni 2023 00:23

. Berikut ini ancaman dan gangguan pertahanan keamanan negara dari luar negeri, kecuali.... * a. Agresi b. Perusakan lingkungan c. Sepionase d. Sabotase e. Aksi terror


Mau jawaban yang terverifikasi?

Tanya ke AiRIS

Yuk, cobain chat dan belajar bareng AiRIS, teman pintarmu!

Chat AiRIS

LATIHAN SOAL GRATIS!

Drill Soal

Latihan soal sesuai topik yang kamu mau untuk persiapan ujian

Cobain Drill Soal

Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher
di sesi Live Teaching, GRATIS!

Pertanyaan serupa

Bacalah teks cerpen berikut dengan saksama. Lelaki yang Menderita Bila Dipuji Mardanu seperti kebanyakan lelaki, senang jika dipuji. Tetapi akhir-akhir ini, dia merasa risi bahkan seperti terbebani. Pujian yang menurut Mardanu kurang beralasan sering diterimanya. Ketika bertemu teman-teman untuk mengambil uang pensiun, ada saja yang bilang, "lni Mardanu, satu-satunya teman kita yang uangnya diterima utuh karena tak punya utang." Pujian itu sering diiringi acungan jempol. Ketika berolahraga jalan kaki pagi hari mengelilingi alun-alun, orang pun memujinya, " Pak Mardanu memang hebat. Usianya tujuh puluh lima tahun, tetapi badan tampak masih segar, berjalan tegak, dan kedua kaki tetap kekar." Kedua anak Mardanu, yang satu jadi pemilik kios kelontong dan satunya lagi jadi sopir truk semen, juga jadi bahan pujian, "Pak Mardanu telah tuntas mengangkat anak-anak hingga semua jadi orang mandiri." Malah seekor burung kutilang yang dipelihara Mardanu tak luput jadi bahan pujian. "Kalau bukan Pak Mardanu yang memelihara, burung kutilang itu tak akan demikian lincah dan cerewet kicaunya." Mardanu tidak mengerti mengapa hanya karena uang pensiun yang utuh, badan yang sehat, anak yang mapan, bahkan burung piaraan membuat orang sering memujinya. Bukankah itu hal biasa yang semua orang bisa jika mau? Bagi Mardanu, pujian hanya pantas diberikan kepada orang yang telah melakukan pekerjaan luar biasa dan berharga dalam kehidupan. Mardanu merasa belum pernah melakukan pekerjaan seperti itu. Dari sejak muda sampai menjadi kakek-kakek, dia belum berbuat jasa apa pun. lni yang membuatnya menderita karena pujian itu seperti menyindir-nyindirnya. Enam puluh tahun yang lalu ketika bersekolah, dinding ruang kelasnya digantungi gambar para pahlawan. Juga para tokoh bangsa. Tentu saja mereka telah melakukan sesuatu yang luar biasa bagi bangsanya. Mardanu juga tahu dari cerita orang-orang, pamannya sendiri adalah seorang pejuang yang gugur di medan perang kemerdekaan. Orang-orang sering memuji mendiang paman. Cerita tentang sang paman kemudian dikembangkan sendiri oleh Mardanu menjadi bayangan kepahlawanan. Seorang pejuang muda dengan bedil bersangkur, ikat kepala pita merah-putih, maju dengan gagah menyerang musuh, lalu roboh ke tanah dan gugur sambil memeluk bumi pertiwi. Mardanu amat terkesan oleh kisah kepahlawanan itu. Mardanu kemudian mendaftarkan diri masuk tentara pada usia sembilan belas. ljazahnya hanya SMP dan dia diterima sebagai prajurit tamtama. Kegembiraannya meluap-luap ketika dia terpilih dan mendapat tugas sebagai penembak artileri pertahanan udara. Dia berdebar-debar dan melelehkan air mata ketika untuk kali pertama dilatih menembakkan senjatanya. Sepuluh peluru besar akan menghambur ke langit dalam waktu satu detik. "Pesawat musuh pasti akan meledak, kemudian rontok bila terkena tembakan senjata yang hebat ini," selalu demikian yang dibayangkan Mardanu. Bayangan itu sering terbawa ke alam mimpi. Suatu malam dalam tidurnya, Mardanu mendapat perintah siaga tempur. Persiapan hanya setengah menit. Pesawat musuh akan datang dari utara. Mardanu melompat dan meraih senjata artilerinya. Tangannya berkeringat, jarinya lekat pada tuas pelatuk. Matanya menatap tajam ke langit utara. Terdengar derum pesawat yang segera muncul sambil menabur tentara payung. Mardanu menarik tuas pelatuk dan ratusan peluru menghambur ke angkasa dalam hitungan detik. Ya Tuhan pesawat musuh itu mendadak oleng dan mengeluarkan api. Terbakar. Menukik dan terus menukik. Tentara payung masih berloncatan dari perut pesawat dan Mardanu mengarahkan tembakannya ke sana. Ya Tuhan, tiga parasut yang sudah mengembang mendadak kuncup lagi kena terjangan peluru Mardanu. Tiga prajurit musuh meluncur bebas jatuh ke bumi. Tubuh mereka pasti akan luluh lantak begitu terbanting ke tanah. Mardanu hampir bersorak namun tertahan oleh kedatangan pesawat musuh yang kedua. Mardanu memberondongnya lagi. Kena. Namun, pesawat itu sempat menembakkan peluru kendali yang meledak hanya tiga meter di sampingnya. Tubuh Mardanu terlempar ke udara oleh kekuatan ledak peluru itu dan jatuh ke lantai kamar tidur sambil mencengkeram bantal. Ketika tersadar, Mardanu kecewa berat, mengapa pertempuran hebat itu hanya ada dalam mimpi. Andai kata itu peristiwa nyata, dia telah melakukan pekerjaan besar dan luar biasa. Bila demikian, Mardanu mau dipuji, mau juga menerima penghargaan. Meski demikian, Mardanu selalu mengenang dan mengawetkan mimpi i tu dalam ingatannya. Apalagi sampai Mardanu dipindahtugaskan ke bidang administrasi teritorial lima tahun kemudian, perang dan serangan udara musuh tidak pernah terjadi. Pekerjaan administrasi adalah hal biasa yang begitu datar dan tak ada nilai istimewanya. Untung Mardanu hanya empat tahun menjalankan tugas itu, lalu tanpa terasa masa persiapan pensiun datang. Mardanu mendapat tugas baru menjadi anggota Komando Rayon Militer di kecamatannya. Di desa tempat dia tinggal, Mardanu juga bertugas menjadi Bintara Pembina Desa. Selama menjalani tugas teritorial ini pun, Mardanu tidak pernah menemukan kesempatan melakukan sesuatu yang penting dan bermakna sampai dia pada umur lima puluh tahun. Pagi ini, Mardanu berada di becak langganannya yang sedang meluncur ke kantor pos. Dia mau ambil uang pensiun. Kosim si abang becak sudah ubanan, pipinya mulai lekuk ke dalam. Selama mengayuh becak, napasnya terdengar megap-megap. Namun, seperti biasa, dia mengajak Mardanu bercakap-cakap. "Pak Mardanu mah senang ya, tiap bulan tinggal ambil uang banyak di kantor pos," kata si Kosim di antara tarikan napasnya yang berat. Ini juga pujian yang terasa membawa beban. Dia jadi ingat selama hidup belum pernah melakukan apa-apa. Selama jadi tentara belum pernah terlibat perang, bahkan belum juga pernah bekerja sekeras tukang becak di belakangnya. Sementara Kosim pernah bilang, dirinya sudah beruntung bila sehari mendapat lima belas ribu rupiah. Beruntung, karena dia sering mengalami dalam sehari tidak mendapatkan serupiah pun. Masih bersama Kosim, pulang dari kantor pos, Mardanu singgah ke pasar untuk membeli pakan burung kutilangnya . Sampai di rumah, Kosim diberinya upah yang membuat tukang becak itu tertawa. Setelah itu, terdengar kicau kutilang di kurungan yang tergantung di kasau emper rumah. Burung itu selalu bertingkah bila didekati majikannya . Mardanu belum menaruh pakan ke wadahnya di sisi kurungan. Dia ingin lebih lama menikmati tingkah burungnya: mencecet, mengibaskan sayap, dan merentang ekor sambil melompat - lompat. Mata Mardanu tidak berkedip menatap piaraannya. Namun, mendadak dia harus menengok ke bawah karena ada sepasang tangan mungil memegangi kakinya. ltu tangan Manik, cucu perempuan. "ltu burung apa, Kek?" tanya Manik. Rasa ingin tahu terpancar di wajahnya yang sejati. "Namanya burung kutilang. Bagus, kan?" Manik diam. Dia tetap menengadah, matanya terus menatap ke dalam kurungan. "O, jadi itu burung kutilang , Kek? Aku sudah lama tahu burungnya, tapi baru sekarang tahu namanya. Kek, aku bisa nyanyi . Nyanyi burung kutilang." "Wah, itu bagus. Baiklah cucuku, cobalah menyanyi, Kakek ingin dengar." Manik berdiri diam. Barangkali anak TK itu sedang mengingat cara bagaimana guru mengajarinya menyanyi.yang masih duduk di taman kanak-kanak. Di pucuk pohon cempaka , burung kutilang bernyanyi ... Manik menyanyi sambil menari dan bertepuk-tepuk tangan. Gerakannya lucu dan menggemaskan. Citra dunia anak-anak yang amat menawan . Mardanu terpesona, dan terpesona. Nyanyian cucu terasa merasuk dan mengendap dalam hatinya. Tangannya gemetar. Manik terus menari dan menyanyi. Selesai menari dan menyanyi, Mardanu merengkuh Manik , dipeluk, dan direngkuh ke dadanya. Ditimang-timang, lalu diantar ke ibunya di kios seberang jalan. Kembali dari sana, Mardanu duduk di bangku agak di bawah kurungan kutilangnya. Dia lama terdiam. Berkali-kali ditatapnya kutilang dalam kurungan dengan mata redup. Mardanu gelisah. Bangun dan duduk lagi. Bangun, masuk ke rumah dan keluar lagi. Dalam telinga, terulang-ulang suara cucunya. Di pucuk pohon cempaka, burung kutilang bernyanyi .... Wajah Mardanu menegang, kemudian mengendur lagi. Setelah itu, perlahan-lahan dia berdiri mendekati kurungan kutilang. Dengan tangan masih gemetar, dia membuka pintunya. Kutilang itu seperti biasa, bertingkah elok bila didekati oleh pemeliharanya. Tetapi setelah Mardanu pergi, kutilang itu menjulurkan kepala keluar pintu kurungan yang sudah menganga. Dia seperti bingung berhadapan dengan udara bebas, tetapi akhirnya burung itu terbang ke arah pepohonan. Ketika Manik datang lagi ke rumah Mardanu beberapa hari kemudian, dia menemukan kurungan itu sudah kosong. "Kek, di mana burung kutilang itu?" tanya Manik dengan mata membulat. "Sudah Kakek lepas. Mungkin sekarang kutilang itu sedang bersama temannya di pepohonan." "Kek, kenapa kutilang itu dilepas?" Mata Manik masih membulat. "Yah, supaya kutilang itu bisa bernyanyi di pucuk pohon cempaka, seperti nyanyianmu." Mata Manik makin membulat. Bibirnya bergerak-gerak namun belum ada satu kata pun yang keluar. "Biar kutilang itu bisa bernyanyi di pucuk pohon cempaka? Wah, itu luar biasa. Kakek hebat, hebat banget. Aku suka Kakek," Manik melompat-lompat gembira. Mardanu terkesima oleh pujian cucunya. ltu pujian pertama yang paling enak didengar dan tidak membuatnya menderita. Manik kembali berlenggang-lenggok dan bertepuk-tepuk tangan. Dari mulutnya yang mungil terulang nyanyian kegemarannya. Mardanu mengiringi tarian cucunya dengan tepuk tangan berirama. Entahlah, Mardanu merasa amat lega. Plong. (Cerpen "Lelaki yang Menderita Bila Dipuji" karya Ahmad Tohari dalam Doa yang Terapung: Cerpen Pilihan Kompas 2018) Pada cerpen "Lelaki yang Menderita Bila Dipuji", terdapat beberapa latar. Latar terdiri dari waktu, tempat, dan suasana. Rumah termasuk pada latar ... Sertakan kutipan dari cerita yang membuktikan latar tersebut.

8

0.0

Jawaban terverifikasi

1. Jong Minahasa merupakan organisasi kepemudaan yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara. Organisasi ini bergerak dibidang a. politik dan pendidikan b. agama dan politik c. kesenian, olahraga, dan budaya d. politik, pendidikan, dan agama 2.Salah satu nilai perjuangan 1945 yang harus dihayati dan dilaksanakan oleh generasi muda adalah...... a. suka berdiskusi b. anti pada orang asing c. rela berkorban d. mempertahankan diri 3. Upaya nyata pembelaan negara bagi para pemuda Indonesia adalah.... a. memperingati sumpah pemuda b. membantu orang tua c. mempertahankan kemerdekaan d. mendirikan organisasi pemuda 4. Salah satu contoh semangat dan komitmen kebangsaan kita adalah... a. membiarkan para petinggi negara untuk berjuang sendiri b. terus berjuang dan pantang menyerah untuk membela tanah air c. melakukan demonstrasi kepada petinggi negara d. menyerahkan segala urusan bangsa pada Polri 5.Dalam rangka untuk pembelaan negara, setiap warga negara memenuhi syarat- syarat tertentu dan dilarang untuk a. mengutamakan kepentingan pribadi dengan mengorbankan negara b. menggunakan hak pribadi dalam menentukan pemilihan pekerjaan c. menolak mobilisasi pada saat negara mendapat ancaman musuh d. memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan kemampuan 6.Equality before the law mengandung makna a. hukum yang lebih rendah harus mengacu pada hukum yang lebih tinggi b. setiap warga negara memiliki persamaan kedudukan di depan hukum c. hukum menjunjung tinggi adanya perbedaan pendapat d. setiap warga Negara harus tunduk dan taat pada hukum yang berlaku 7. Tindakan bela negara yang bisa dilakukan di lingkungan negara adalah a. patuh terhadap nasihat orang tua b. menjadi anggota militer c. mengajak teman mengikuti kegiatan ekstrakurikuler d. menjaga lingkungan sekitar 8.Soetomo seorang tokoh yang penuh dedikasi, berjuang demi bangsa dan negara dengan cara yang damai dan modern. Cara yang dipakai tidak lagi melalui perjuangan fisik. Perjuangannya diubah dari yang sifatnya lokal kedaerahan menjadi terorganisasi. Dikemudian hari terbukti cukup ampuh bahwa dengan kesadaran rasa kebersamaan sebagai satu bangsa, pergerakan kebangsaan ini dapat berhasil. Peran Soetomo dalam membangun semangat dan komitmen kebangsaan adalah a. mengembangkan sifat kesukuan b. mengambangkan sifat individualisme c. mengutamakan kepentingan golongan d. mengutamakan persatuan dan kesatuan 9.Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam rangka bela negara dan bangsa. Hal ini adalah pandangan Indonesia sebagai satu kesatuan a. wilayah b. politik c. pertahanan dan keamanan d. kesatuan ekonomi 10.Menjaga nama baik bangsa dan negara merupakan perwujudan pembelaan bang- sa dan negara yang dapat kita lihat dalam tindakan a. selalu menggunakan produk luar negeri b. selalu mengadakan wisata ke luar negeri c. berkompetisi di bidang olahraga d. mau menjadi warga negara asing 11. Wujud partisipasi siswa dalam usaha bela negara dapat dilakukan melalui a. Milsuk, Wamil, dan Organisasi Pertahanan Wilayah b. Satpam, Satgas, dan Milsuk c. Hansip, Satpam, dan preman d. PMR, PMI dan Tim SAR 12.Salah satu hal yang menjadi alasan demografis tentang pentingnya usaha pembelaan negara adalah.... a. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia b. Indonesia terletak pada posisi silang dunia c. wilayah Indonesia sangat strategis d. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah 13. Alasan historis pentingnya usaha pembelaan negara seperti berikut, kecuali .... a. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia b. Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing lebih kurang tiga setengah abad lamanya c. kemerdekaan Indonesia berkat kegigihan perjuangan seluruh rakyatnya d. sejak dahulu banyak negara yang ingin menguasai Indonesia 14. Ancaman terhadap keutuhan Negara Ke- satuan Republik Indonesia yang berasal dari luar negeri seperti berikut, kecuali a. agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara b. pemberontakan bersenjata c. aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional d. disintegrasi bangsa, melalui gerakan- gerakan separatis 15.Nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila, Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 merupakan nilai dasar dari jiwa dan semangat 45. Nilai-nilai 45 lahir dan berkembang dalam perjuangan bangsa Indonesia dan merupakan daya dorong mental spiritual yang kuat untuk mencapai kemerdekaan adalah a. nasionalisme b. chauvinisme c. mudah menyerah d. diskriminasi 16.Generasi muda adalah generasi penerus enbangsa yang memiliki semangat, penuh rasa ingin tahu dan senantiasa menggebu- gebu untuk berjuang karena kelak. melanjutkan cita-cita bangsanya. Namun, semangat generasi muda juga dapat luntur dan hancur. Salah satu faktor penyebab lunturnya semangat kebangsaan generasi muda adalah a. munculnya rasa iri sebagian masyarakat terhadap para publik figur b. kurangnya keteladanan dari para pejabat negara di masyarakat c. tingginya semangat untuk memperlihatkan kekayaan pribadi d. rendahnya kemampuan seseorang mengendalikan keinginannya

3

0.0

Jawaban terverifikasi

Iklan

Manfaat Pemenuhan Hak Warga Negara Pemenuhan hak dan kewajiban harus berjalan secara beriringan dan seimbang. Hak memang penting untuk dipenuhi, tetapi kita tidak boleh lupa untuk menjalankan kewajiban. Itu karena lazimnya kewajiban harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum menuntut hak. Banyak manfaat yang diperoleh dari pemenuhan hak. Misalnya, hak untuk mendapat pendidikan dan pengajaran. Dengan terpenuhinya hak tersebut, seseorang akan menjadi lebih berpendidikan dan pintar. Tingkat pendidikan masyarakat akan berdampak terhadap kemajuan bangsa. Pekerjaan dan penghidupan yang layak juga menjadi hak warga negara. Apabila seseorang memiliki pekerjaan dan penghidupan yang layak, maka angka pengangguran dan kemiskinan akan berkurang. Dengan begitu, ekonomi negara akan menjadi baik. Terpenuhinya hak atas kedudukan yang sama di mata hukum memiliki banyak manfaat. Pemenuhan hak tersebut bermanfaat untuk mewujudkan keamanan, keadilan, dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, akan tercipta hidup yang tenteram dan harmonis. Pemenuhan hak untuk memeluk dan menjalankan agama yang diyakini juga memiliki manfaat penting. Agama merupakan hubungan seseorang dengan Tuhan. Jika hak untuk memeluk dan menjalankan agama terpenuhi, maka kehidupan akan berjalan dengan harmonis, damai, dan tenteram. Hal tersebut akan menjauhkan kita dari pertikaian yang dapat mengancam persatuan bangsa. Disadur dari berbagai sumber Tentukan gagasan utama paragraf keempat teks tersebut!

1

5.0

Jawaban terverifikasi

Menyelami Dunia Jurnalistik Oleh: Daspan Haryadi Kode buku : RR.K00071 Judul : JURNALISTIK TEORI DAN PRAKTIK Pengarang : HIKMAT KUSUMANINGRAT, DKK. Penerbit : Rosda Karya Tahun terbit : 2005 Dimensi : HVS 60 GR, 16 X 24 em, 343 HLM + xv Halaman : 343 Halaman ISBN : 979-692-374-2 Harga buku : Rp 51.000,00 Dunia jurnalistik akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup cepat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya media massa, baik media elektronik maupun media cetak. Dalam skala lokal, nasional maupun internasional. Perkembangan jurnalistik yang mengagumkan ini secara otomatis menimbulkan persaingan yang ketat di antara media massa. Masing-masing media berupaya agar media mereka menjadi salah satu media kepercayaan khalayak umum untuk disimak. Tanpa adanya kepercayaan masyarakat terhadap sebuah media, nonsense media itu dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk memasuki dunia jurnalistik saat ini tidaklah mudah. Karena, seseorang yang ingin terjun dalam dunia jurnalistik mesti mempunyai bekal yang cukup, terutama dalam hal seluk beluk dunia jurnalistik. Sementara pengetahuan yang berkaitan dengan seluk-beluk jurnalistik sendiri terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Tanpa menyadari akan adanya banyak seluk beluk ini dan tanpa mengikuti perkembangan yang terjadi dalam dunia jurnalistik, seorang jurnalis akan mengalami kesulitan menjalankan tugas jurnalistiknya. Untuk menjawab tantangan ini banyak jalan yang dapat ditempuh. Salah satunya dengan membaca referensi jurnalistik yang tersedia. Buku karangan Hikmat K. dan Purnama K. dengan judul Jurnalistik Teori dan Praktik adalah di antaranya. Sebuah buah tangan dan sumbangsih kakak beradik dalam dunia yang digelutinya selama lebih kurang 30 tahun. Jangan cepat termakan isu negatif yang menyudutkan teori dan yang penting kenyataan. Seakan-akan teori itu salah dan tidak diperlukan. Seringkali sebuah teori terkesan berbelit-belit dan tidak jarang pula bertolak belakang dengan kenyataan yang ada sehingga nada-nada sumbang seperti: ah teori ...! itukan teori ... ! menjadi ucapan sehari-hari. Tidak benar bila teori dikatakan berbelit-belit. Tetapi memang benar bila teori dikatakan sulit dipahami. Karena itu, orang yang mengatakan teori itu berbelit-belit adalah pecundang alias orang yang tidak berupaya dan tidak sabar untuk memahami teori tersebut. Juga tidak benar mengatakan teori yang tidak mempunyai relevansi dengan kenyataan. Karena, dalam paradigma ilmu sosial teori itu dipayungi oleh situasi dan kondisi (lingkungan). Buku "Jurnalistik: Teori dan Praktik" ini adalah perpaduan teori dan praktik. Karena hal-hal teoritis yang dibahas dalam buku ini mempunyai relevansi dengan dunia jurnalistik saat ini. Teori dalam hal ini berg una untuk mengukur berhasil atau tidaknya suatu praktik. Karena, menilai suatu kenyataan atau realitas, hanya dapat dilakukan bila kenyataan itu dikonfrontasikan dengan ideal-ideal, dengan kriteria sebagai patokan-patokan teoritis. Kedua insan pers sedarah, pengarang buku ini, memulai pemaparannya pada bab 2 tentang Pers dan Jurnalistik. Kemudian secara sistematis, mereka mengupas pelbagai topik permasalahan berkaitan dengan dunia jurnalistik yang dirangkum dalam bab demi bab: Seputar Berita (Bab 3); Prose menghimpun Berita (Bab 4); Kendala Menghimpun Berita (Bab 5); Wartawan Profesional (Bab 6); Menulis dan Gaya Penulisan Berita (Bab 7); Berita Pidato, Pertemuan, dan Wawancara (Bab 8); Menulis Berita Olah Raga (Bab 9); Feature dan Human Interest (Bab 10); Reportase Interpretatif (Bab 11); Reportase Investigatif (Bab 12) dan Jurnalis Pembangunan (Bab 13). Terakhir (Bab 14) buku ini mengetengahkan Teknologi di Dapur Redaksi. Prof. Dr. Muhammad Budiyatna, MA, Guru Besar Ilmu Kamunikasi FISIP UI dalam pengantarnya, secara garis besar mengklasifikasi isi buku ini dalam tiga bagian; landasan teori tentang pers, termasuk sistem pers yang berlaku di mancanegara dari zaman ke zaman, termasuk pula di Indonesia. Setelah itu dibahas pula mengenai apa dan bagaimana rumusan berita, prasyarat sebuah berita dan bagaimanan prasyarat wartawan yang baik. Kemudian dibahas pula masalah kendala dalam menghimpun berita, rambu-rambu etika dan hukum, hingga halhal yang bersifat praktis dalam peliputan dan penyajian berita (Hal IV). Tidak ketinggalan pula, buku ini juga melampirkan hal-hal yang berkaitan dengan jurnalistik, di antaranya;Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia, Pedoman Penulisan Tentang Hukum, Pedoman Penulisan Bidang Agama, Pedoman Penulisan tentang Koperasi, Pedoman Penulisan Tentang pertanian dan Perburuhan, Pedoman Penulisan Tentang DPR, Pedoman Penulisan tentang Teras Berita, Pedoman Pemakaian Bahasa dalam Pers, dan terakhir UU RI NO. 40/1999 tentang Pers. lsi buku ini penting untuk diperhatikan bagi siapa saja, terutama mereka yang bergelut dengan dunia jurnalistik, baik mahasiswa jurnalistik itu sendiri maupun para praktisinya. Bahkan dalam pengantarnya Muhammad Budiyatna mengatakan buku ini sebagai buku kedua di bidang jurnalistik di tanah air yang berkelas (Bermutu) -setelah bukunya Djawoto, Jurnalistik dalam Praktik (1959), seorang wartawan senior yang waktu itu memangku jabatan sebagai Kepala Kantor Berita Nasional ANTARA. Karena itu tidaklah berlebihan bila buku ini didudukan sebagai panduan untuk menyelami dunia jurnalistik. (Sumber: http://rosda.co. id) 2. Identifikasilah format dan sistematika resensi di atas! f. Kelemahan buku

2

0.0

Jawaban terverifikasi